If this is love
Why does it break me down?ㅡIf this is love, Ruth B.
Arjuna memandangi langit-langit bercat putih di atasnya, sesaat setelah bangun. Kepalanya yang terasa pening membuatnya kembali menutup mata untuk beberapa saat, sembari tangannya memijat pelan pangkal hidung. Hal terakhir yang ia ingat adalah, alkohol, kelab malam, dan Shinta.
Sebagian hati Arjuna kembali merasa kesal mengingat penolakan dari Shinta semalam.
"Pusing?"
Arjuna lekas membuka mata kembali, lalu menoleh ke sisi kiri ketika merasa ada tangan yang menyentuh pipinya. Ia terkejut mendapati Dara berbaring di sampingnya. Dengan gerakan cepat, Arjuna bangun dari posisi tidur. Ia terlihat kebingungan.
"Ra, kok kamu bisa disini? Ini, ini dimana?"
"Semalem aku liat kamu mabuk, aku ngga mungkin ninggalin kamu sendirian dalam keadaan ngga sadar. Makanya aku bawa kamu ke apartemenku." Dara mendekat, kemudian melingkarkan tangannya pada pinggang Arjuna. "Tidur lagi aja kalau masih pusing."
Arjuna memegangi kepalanya yang memang terasa masih sedikit pusing. Sementara Dara malah semakin mengeratkan pelukannya. Dan apa yang dilakukan Dara itu cukup membuat Arjuna merasa sedikit risih. Tangan Arjuna yang tadinya memegangi kepala, kini turun mencoba melepas pelukan Dara.
"Ra, give me space. Aku pusing."
"Aku cuma pengen meluk kamu. Kalau kamu pusing, tidur lagi."
"Aku mau pulang."
Dara menarik tubuh Arjuna ketika laki-laki itu hendak berdiri, hingga akhirnya Arjuna yang limbung kembali jatuh ke tempat tidur.
"Ayolah, Jun. We can cuddling all day long. Hari ini kamu ngga usah kerja."
Arjuna berdecak, mulai merasa kesal. "Ra, aku udah punya pacar. Kamu juga tau, kan?"
"Aku tau, tapi kamu bisa putusin dia. Kamu juga tau, kan kalau aku udah suka sama kamu sejak kita masih SMA? Sampai akhirnya aku pergi cuma buat jauhin kamu, karena aku pikir, aku bakal bisa lupa sama kamu. tapi waktu lima tahun itu ngga cukup buat aku bisa lupain kamu, Jun. Dan sekarang aku ngga peduli, aku mau kamu putusin dia. Kamu ngga cinta, kan, sama dia?"
"Ra, listen! Aku udah nganggap kamu sebagai adik, adik yang harus aku jaga. Dari dulu aku ngga pernah berpikiran buat ngubah status kita lewat hubungan spesial. Jadi tolong ngerti, aku udah punya pacar. Dan aku cinta sama dia."
"Are you sure? Do you really love her that much? How about Olivia?"
"Ngga usah bawa-bawa nama itu!" Suara Arjuna berubah datar. Laki-laki itu lekas berdiri kembali, dan berjalan ke arah pintu kamar Dara.
"Aku pulang." Ucapnya, sebelum akhirnya benar-benar keluar dari kamar itu dan membanting pintu dengan cukup keras.
Arjuna berjalan gontai keluar dari area apartemen mewah itu dengan penampilan yang acak-acakan. Kemejanya terlihat kusut, wajahnya kuyu, dan rambutnya berantakan.
Langkahnya terhenti saat di pintu keluar apartemen. Ia baru ingat kalau mobilnya masih berada di kelab semalam. Arjuna menghela napas kasar, ia menoleh kesana kemari mencari taxi.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Suara berat dari sisi kanannya membuat Arjuna menoleh. Ada seorang satpam bertubuh agak gempal berdiri di sebelahnya. "Saya mau cari taxi."
KAMU SEDANG MEMBACA
OCEAN OF PAIN ✓
Fanfiction[completed ✓] ❝ All i want is just drown in your love, not in your ocean of pain. ❞ ©fallforten, 2019