How did we get here?
When i used to know you so well.ㅡDecode, Paramore
Setelah acara reuni kecil-kecilan dengan beberapa teman Arjuna yang lebih seperti reuni antara Arjuna dan Dara di restoran tadi, Shinta diantar pulang oleh Arjuna.
Sepanjang perjalanan malam ini, Shinta hanya diam. Meski memang biasanya Shinta tidak banyak bicara, namun malam ini Shinta jadi lebih diam dari biasanya. Dan kediaman Shinta itu sedikit membuat Arjuna terusik.
"Kamu kenapa?" Tanya Arjuna.
Shinta menoleh sekilas, lalu menggeleng. "Ngga pa-pa, Jun. Ngantuk." Bohongnya. Padahal sebenarnya Shinta masih memikirkan kedekatan Arjuna dan Dara saat di restoran tadi.
"Yaudah, kamu tidur aja. Nanti aku bangunin."
"Ngga ah, nanggung udah mau sampai."
Arjuna menyempatkan diri mengusap pelan puncak kepala Shinta, lalu kembali fokus pada jalanan. Di balik sifat angkuh, pemaksa, dan kasarnya, sisi manis Arjuna yang sering kali muncul tiba-tiba selalu bisa meluluhkan keraguan di hati Shinta dan meyakinkannya bahwa suatu saat, Arjuna akan berubah.
Meski entah kapan.
Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah Shinta. Mereka sama-sama turun, karena Arjuna memang berniat untuk mampir.
"Kamu mau aku bikinin minum?" Tanya Shinta, saat mereka sampai di ruang tamu.
"Ngga usah." Arjuna yang sudah lebih dulu duduk di sofa, kini malah tersenyum memperhatikan Shinta yang masih berdiri. Di matanya, Shinta terlihat begitu manis mengenakan crop tee dress bermotif garis.
"Sini." Ujarnya, sembari menepuk tempat kosong di sampingnya.
Shinta menaruh tas jinjingnya di atas meja, kemudian ikut duduk di samping Arjuna. Tangan Arjuna langsung melingkar pada pinggang ramping Shinta. Sementara hidungnya mulai mengendus leher jenjangnya.
"Aku selalu suka sama wangi kamu."
Arjuna menenggelamkan wajahnya pada leher Shinta. Shinta membiarkannya, karena ini memang salah satu kebiasaan Arjuna saat sedang bersamanya.
"Aku mau nginep." Ujar Arjuna tiba-tiba.
"Yaudah, aku siapin kamar dulu."
Arjuna tidak membiarkan Shinta pergi dan malah beralih memberikan kecupan-kecupan kecil di leher putih Shinta, membuat Shinta merasa sedikit risih dan kegelian.
"I want you."
Shinta bisa merasakan bulu kuduknya berdiri ketika Arjuna membisikkan kalimat itu. Belum sempat mengatakan apapun, Arjuna sudah lebih dulu melumat pelan bibirnya.
Lama kelamaan, Shinta merasa apa yang Arjuna lakukan semakin di luar kendali. Ia berusaha sedikit menjauhkan badannya dari Arjuna, dan hal itu membuat Arjuna memberinya tatapan menuntut penjelasan.
"We shouldn't do this, Jun." Ucap Shinta, mencoba sehalus mungkin.
"Why? I'm your boyfriend."
"Aku tau. Tapi kamu udah janji ngga akan ngelakuin yang lebih dari kissing dan cuddling."
"I change my mind."
Arjuna kembali melakukan hal yang sama seperti tadi, bahkan tangannya mulai merambat kemana-mana meski Shinta terus mencoba menghindar.
"Kamu kenapa, sih? Kita juga akan menikah nanti." Ucap Arjuna, yang mulai merasa kesal karena Shinta dengan terang-terangan menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OCEAN OF PAIN ✓
Fiksi Penggemar[completed ✓] ❝ All i want is just drown in your love, not in your ocean of pain. ❞ ©fallforten, 2019