Suara ketukan pintu membuat Shinta yang sedang melamun terkesiap. Dia melirik ke arah jam berwarna cokelat di dinding. Pukul tujuh pagi.
"Shinta." Panggilan dari luar kamar kembali membuat Shinta tersadar. Itu suara Rama.
"Iya." Sahut Shinta.
"Aku masuk ya?" Tanya laki-laki itu, masih dari luar kamar.
"Iya, Ram."
Pintu terbuka, menampakkan Rama yang membawa nampan makanan di tangan. Laki-laki itu menghampiri Shinta yang duduk di tempat tidur. "Sarapan dulu." Rama ikut duduk di tepian tempat tidur. Meletakkan nampan berisi roti, selai cokelat serta nanas, dan susu di samping Shinta.
"Aku ngerepotin banget, Ram." Ujar Shinta, menunjukkan ekspresi tidak enaknya. Dia merasa sudah terlalu merepotkan Rama dan Bundanya.
Rama malah terkekeh. "Engga, Shinta. Kan aku yang ngajak kamu kesini."
"Ram, habis ini aku mau ke rumah Lea."
"Nanti aku anter, kamu ngga usah khawatir. Sekarang sarapan dulu." Ucap Rama, begitu pengertian.
"Ngga usah, Ram. Aku bisa kesana pake taxi, kamu kan harus kerja."
"Aku biasa ke kedai agak siangan. Jadi aku bisa anter kamu dulu." Sebelum Shinta berbicara lagi, laki-laki itu sudah terlebih dulu menyela, "Aku yang bawa kamu kesini, jadi aku juga yang harus anter kamu. Ngga usah mikir ngga enak atau gimana-gimana, oke?" Rama mengakhiri ucapannya dengan seulas senyum.
Pada akhirnya, Shinta hanya bisa mengangguk. Ketulusan yang bisa dia lihat dari sorot mata Rama membuatnya tidak bisa menolak lagi.
"Sekarang kamu sarapan, ya. Mau ditemenin," Rama melirik Shinta, "apa aku keluar aja?"
Shinta menatap Rama selama beberapa saat, sedikit bingung. "Terserah kamu."
Ditatap seperti itu membuat Rama jadi kelabakan. Laki-laki itu mengalihkan matanya dari wajah Shinta. "Kalau kamu terganggu aku bisa keluar."
"Disini aja, ngga papa, kan? Aku butuh temen ngobrol."
Diam-diam, Rama mengulum senyum. "Yaudah, aku temenin. Tapi sambil dimakan rotinya."
"Kamu udah sarapan?" Tanya Shinta.
"Udah tadi, tadinya mau ngajak kamu sekalian sarapan bareng sama Bunda, tapi takut kamu masih tidur."
Shinta tersenyum sekilas, dia kini sudah mulai memakan sarapannya. Ditemani Rama yang masih duduk di sisi tempat tidur. "Aku minta maaf karena udah banyak ngerepotin kamu, semalem aku bener-bener ngga tau mau minta tolong ke siapa. Aku inget kata-kata kamu pas nolongin aku waktu itu, kamu bilang jangan sungkan buat minta tolong ke kamu. Jadi, orang pertama yang terlintas di otak aku itu kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
OCEAN OF PAIN ✓
Fanfic[completed ✓] ❝ All i want is just drown in your love, not in your ocean of pain. ❞ ©fallforten, 2019