Mataku membuka perlahan, menatap setiap inchi isi ruangan tempatku tidur sekarang, aku duduk dan menyandarkan tubuhku, melihat ruangan luas yang ku tempati, Terdapat lemari dua pintu, meja belajar bersama satu set komputer, meja rias dan sofa di sudut ruangan. Ku melihat tempat tidur yang kali ini ku tempati, Selimut dan sprei dengan motif koboy dan robot luar angkasa yang aku suka. Aku tersenyum melihat semua ini.
Pintu kamar yang ku tempati terbuka, menampakan pria paruh baya yang dulunya adalah orang asing tapi kenyataannya dia adalah Papahku, sosok yang selama ini selalu aku harapkan.
"Anak gadis Papah udah bangun."sapanya sambil masuk membawa nampan.
Aku hanya tersenyum.
"Sarapan dulu ya, Papah tadi bikinin omlet spesial pertama kali buat kamu."katanya antusias sambil duduk di tepi kasur.
Aku jadi teringat dengan masakan andalan kakakku yaitu omlet dengan keju untukku dan omlet tanpa keju untuknya, ah kejadian semalam jadi berputar lagi di otakku. Aku tak suka sikap kakakku semalam.
"Simpan dulu aja, Bia belum lapar, Pah."aku menggigit bibir bagian bawahku pelan karena masih ragu untuk memanggil Om Alisson dengan sebutan Papah.
Papah mengelus kepalaku, kemudian ia meletakan nampan berisikan sarapanku dan segelas susu di nakas samping kasur. "Gimana suka kamarnya?"tanyanya yang masih berdiri menatapku.
Aku mengangguk dengan senyum, "Kok tau kalau Bia suka sama Koboy dan Robot luar angkasa ini."
"Dua sahabatmu yang beri tahu Papah."
"Oh,"hanya itu yang bisa ku keluarkan karena di dekatnya masih ada rasa canggung yang ku rasa.
"Semoga betah ya. Papah turun dulu."
Aku hanya melempar senyumku.
Dia kembali keluar dari kamarku. Aku melihat sarapan yang berada di nakas, rasa nafsu makanku hilang sementara pikiranku melayang mengawang-awang tentang kejadian semalam, terus saja itu yang terekam, terus saja bentakan A Bow yang ku dengar. Yang kulakukan hanya bisa berbaring sambil menutup kepalaku dengan bantal berharap semua yang ada dalam pikiranku sekarang hilang. Aku mencoba kembali menutup mataku dan terlelap, setidaknya tidur bisa sedikit mengurangi rasa sedih dan kesalku.
-
Aku tersentak dan terbangun, menyadari bahwa tadi aku kembali bermimpi, Mimpi yang dulu aku alami saat menginap di rumah Papah yang di jakarta, walau saat itu aku masih memanggilnya Om Alisson. Mimpi dimana Kakakku kesakitan dan aku ditarik menjauh dari kakakku, apa arti mimpi ini? Apa kejadian semalam arti dari mimpi? Apa maksud aku di tarik menjauh dari kakakku adalah karena aku dan Kakakku kini tak tinggal satu atap? Aku mencoba kembali mengontrol nafasku yang terengah-engah.Kini kulangkahkan kaki pada kamar mandi yang terdapat di dalam kamar, dulu saat tinggal di rumah Ibu bersama A Bow, aku selalu berebut kamar mandi dengan kakakku, selalu bertengkar masalah kamar mandi tapi kini di rumah Papah aku mendapat fasilitas kamar mandi di dalam kamar, sungguh ini sangat mewah bagiku. Aku mencoba mencuci muka di wastafel kamar mandi, sambil bercermin dan menatap diri ini yang terlihat sangat hancur.
Saat ku sedang menatap lekat cermin, terdengar suara ketukan pintu kamar mandi.
"De..."panggil seseorang di luar sana.
Aku segera membukakan pintu, ternyata itu adalah Papah. "Kok sarapannya enggak dimakan sayang?"tanyanya lembut.Aku melihat ke belakang Papah di mana nakas terlihat di belakang sana. Terlihat sarapan yang sama sekali tak aku sentuh, aku menunduk merasa bersalah. "Maaf ya Pah. Bia tadi ketiduran lagi."
Papah mengelus kepalaku, "Yaudah, Papah buatin sarapannya lagi ya?"
Aku segera menggeleng, mau sebanyak apapun di buatkan sarapan nafsu makanku tak akan muncul. "Enggak usah Pah, nanti kalau Bia lapar, Bia sarapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap sang Punggawa
Fiksi Penggemar#ProjectHalu #BowXBia Tak ada bahu kuat baginya selain bahu sang Kakak, tak ada kaki yang siap melangkah cepat menolongnya selain kaki sang Kakak, juga tak ada dekap paling hangat yang menguatkan selain dekap sang Kakak. Sang Kakak lah semangatnya...