Happy reading!!!
Aku merenggangkan tubuhku dan mulai membuka mata hangatnya cahaya pagi mulai terasa. Aku berbalik lalu tersenyum saat menemukan Blake tertidur pulas dengan tangan yang melilit tubuhku, Rambutnya sudah menyentuh keningnya dan bulu halus di wajahnya sudah lebat dan aku sangat menyukainya.
Sial mengapa rencana ku kacau? aku seharusnya melepaskannya dan mengakhiri semua hubungan ini dengannya namun aku di jebak dalam lubang kenikmatan lagi dan aku tidak bisa menjadi munafik dengan mengatakan aku tidak menikmatinya semalam, namun ini lebih dari hubungan fisik karena ayahku mengajarkanku untuk melihat mata seseorang untuk mengetahui kebenarannya dan aku tidak melihat kebohongan disana.
Lalu dia mengatakan jika dia mencintaiku, entah aku harus mempercainya atau tidak. Aku lalu mengambil ponselku yang membuat bola mataku hampir keluar dan jantungku berhenti.
"Sialan!"
Aku segera meloncat dari kasur membuat Blake terbangun yang memandangku bingung.
"apa yang kau lakukan?"
"aku terlambat berkerja, KITA terlambat bekerja! kenapa kau sangat santai?"
blake lalu bangun dari tempat tidur mengambil kemejaku yang akan aku pasang dan melemparnya membuatku melotot yang di balasnya dengan santai.
"aku sudah menelfon Mr.Constara dan Mr.Lebron tadi pagi, kita akan mengambil cuti kita untuk hari ini"
Aku melihat Blake seolah dia memiliki dua kepala.
"Dan mereka mengizinkanmu begitu saja?"
"jika kau lupa aku memiliki bakat untuk merayu orang" Blake mengedipkan matanya padaku lalu mengambil celana pendeknya.
"Kau lapar? aku ingin sosis dan pancake" Blake berteriak sambil berjalan kearah dapur membuatku pasrah dan mengambil kaus santai ku serta celana pendek.
Saat aku sampai dapur aroma manis langsung tercium membuatku tergoda.
"sosis mu habis jadi kita akan makan pancake coklat saja"
Impian liar ku terwujud, melihat pria sexsy topless di dapurku dan membuatkan sarapan untukku, Yummy.
Blake lalu menaruh dua piring di meja makan sedangkan aku mengambil jus jeruk dari kulkas dan menuangnya ke gelas.
"jadi kau ingin kencan kemana hari ini?" Mata Blake menyala dengan semangat membuatku tersenyum kecil.
"sebelum kita mulai berkencan layaknya orang normal mengapa kau tidak menceritakan tentang Gigi padaku?"
"baik apa yang ingin kau ketahui?"
Blake menjawab begitu bersemangat dengan senyum cerah dan mulut penuh coklat membuatku terbata, apa benar dia mantan isterinya? dan kenapa dia sangat santai?
"ceritakan semuanya dari awal, aku tidak ingin merasa di bohongi lagi"
Wajah Blake berubah serius lalu dia mengambil tanganku dan menatap lurus ke mataku, mata biru yang mampu membuatku berdebar.
"maafkan aku karena tidak memberitahumu sebelumnya, dan maafkan aku jika kau salah faham. Iya Gigi memang mantan isteri ku namun itu sudah sangat lama"
Blake memainkan jemariku di tangannya membuatku sedikit lebih tenang.
"Aku mengenal Gigi seumur hidupku, kami bertetangga dulu dan aku sudah menyukainya sejak kecil lalu Aku menikah dengannya setelah kami lulus SMA, kami pasangan muda yang di mabuk cinta yang tidak tahu bahwa kemapanan keuangan juga penting dalam suatu pernikahan. Lalu kami mulai kuliah, aku bekerja sampingan di hotel untuk mendapatkan sedikit uang dan G sudah mulai mengambil job kecil sebagai model, masalahnya di mulai saat kami lulus kuliah. Aku sudah mendapatkan pekerjaan yang cukup baik walaupun jabatannya tidak seberapa namun aku mampu untuk menghidupi keluargaku dan aku ingin memiliki anak namun Gigi baru saja mendapatkan kontrak besarnya dan tidak mau melepaskannya"
Blake tertawa hampa saat mengingatnya. Aku mengulurkan tanganku ke rambutnya dan membelainya sayang.
"Astaga kami bertengkar selama berhari-hari tentang hal ini dan baru saat itu aku menyadari jika aku hampa selama 4 tahun pernikahan kita. Kami lebih mirip teman yang tinggal dalam satu atap, Aku masih mencitainya kurasa saat itu namun aku tidak mungkin memperjuangkan hubungan kami sendirian, jadi kami bercerai namun kami tetap sahabat dan berjanji tidak ada sakit hati akan hal itu"
Blake kembali menatap mataku dan membelai pipiku sayang.
"dan hanya itu, Aku dan Gigi hanya teman baik, seorang sahabat lama mungkin mantan isteri tapi percayalah Gaby aku sudah sama sekali tidak memiliki rasa padanya"
"darimana kau tau? kalian bersama selama bertahun-tahun dan kalian menikah, rasa itu pasti masih ada Blake entah sekecil apapun"
"Hanya pertemanan, Percayalah padaku Gaby. Aku telah jatuh cinta kepadamu Gaby, Aku mencintaimu"
Aku memejamkan mata sebelum sebutir air lolos dari situ, sialan kenapa aku jadi sangat lemah?
"jangan menangis sayang, kumohon jangan" Blake mengangkat tubuhku dan di pindahkan ke pangkuannya, Aku menepatkan kepalaku di lekukan lehernya sebelum menarik nafas dalam.
"Aku mencintaimu Gaby dan aku tidak main-main, Gigi adalah masa lalu ku dan akan tetap seperti itu aku tidak bisa melakukan apapun tentangnya. Namun kau adalah masa depanku dan aku dapat melakukan sesuatu akan hal itu, aku dapat memastikan kau aman dan bahagia saat bersamaku"
Blake mengambil kepalaku untuk melihat langsung kedalam mataku mata biru teduhnya membuatku merasa aman dan di cintai, Ya aku percaya sekarang dia memang mencintaiku.
"aku mencinta mu Gaby"
"dan Aku mencinta mu Blake, Tolong jangan patahkan hatiku lagi"
"tidak akan, Aku lebih baik mati daripada menyakitimu"
Lalu Blake mencium ku dalam, jenis ciuman yang dapat membuat dadaku berdebar dan kakiku lemas.
------------------------------
Hari itu kami keluar dan berkencan layaknya pasangan, Blake menggenggam tanganku sepanjang waktu, Kami pergi ke bioskop lalu ke toko es krim dan melihat pertunjukan musik jalanan.
Saat hari mulai gelap Blake mengajakku ke high line taman yang sangat indah dengan lampu taman dan beberapa penjual makanan kecil. Blake membelikan ku hot dog dan sebotol bir dingin.
"Astaga ini enak"
"apapun yang kau makan pasti enak Blake"
Blake tertawa kecil mendengarnya lalu dia memesan satu lagi untuk dirinya, pria dengan selera makannya.
"jadi besok aku bisa menggandeng tanganmu di hotel?"
"apa tidak akan menjadi gosip? kau kemarin baru saja pergi dengan Gigi dan besok kau ingin menggandeng tanganku di depan semua orang?"
"aku tidak perduli, biarkan mereka bicara jika sudah lelah mereka juga akan berhenti yang aku perduli kan hanya kau dan pendapatmu tentang hal ini"
Aku memasang wajah pura-pura berfikir lalu mengangkat bahuku acuh.
"baiklah"
Blake tersenyum senang sebelum bangkit dan mengambil tanganku.
"kita pulang?"
"belum ada satu tempat yang harus ku datangi dulu"
"harus?"
"ya dan kurasa kau tidak akan menyukainya"
Aku menyipitkan mataku, apa kita akan pergi ke rumah Gigi? atau ketempat mantannya yang lain? karena aku tidak bisa memikirkan tempat lain yang tidak ingin aku kunjungi selain mereka.
"Blake apa-apaan ini?"
"ini perintah boss mu sayang"
Mr.Constara Sialan!
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE!
Romance#1.5 Constara Books Gabriela Taylor seorang sekertaris muda yang hanya ingin meniti karirnya dengan tenang tanpa gangguan harus menelan kenyataan bahwa hidupnya yang tenang akan berakhir saat Blake Jenner datang dan mengusik hidupnya. Blake Jenner a...