Sebelas

2.5K 176 7
                                    

Senyum!

Hanya itu yang ada di otakku bahkan saat Blake memanggilku dan mengenalkan ku pada Gigi aku hanya tersenyum dan berusaha bekerja seprofesional mungkin, aku mengkesampingkan fakta bahwa Blake baru saja mencium dan memeluk Gigi di Lobby. Setelah mengenalkan kami Blake langsung membawa kami kelantai yang akan di jadikan lokasi syuting.

Mataku langsung membulat saat melihat tangan Gigi dengan santainya membelai rambut Blake dan dia hanya diam saja! aku makin kesal saat tangan itu berpindah ke dagunya dan menggaruknya sampai mengeluarkan suara yang aku suka, Apa aku baru saja mendengar Blake mengerang?! sebenarnya mereka ini memiliki hubungan apa?!

Aku keluar lebih dulu dari mereka dan langsung membukakan pintu dan mejelaskan ruangan mana yang di pakai.

Blake sudah ingin meninggalkan ruangan dan kembali ke habitatnya namun Gigi menahannya, well ini memang masuk akal jika Blake yang meminta bantuan Gigi dia tidak bisa begitu saja meninggalkannya tapi tetap saja aku kesal!

Aku meninggalkan mereka untuk mengobrol berdua, aku bolak balik mengurus kru serta konsumsi dengan suara tawa mereka sebagai latar belakangnya, Apa mereka teman? sahabat mungkin? sampai Gigi bisa mengenal orang tua Blake dengan baik.

Aku menoleh saat merasakan seseorang melihatku dan mataku langsung bertabrakan dengan mata biru Blake yang tajam, dengan cepat aku segera berpaling aku tidak ingin lemah tidak sekarang, tidak ingin terbakar dengan mata itu.

Lalu kami memulai proses pengambilan gambar aku harus akui Gigi luar biasa bahkan dengan hanya sekali intruksi dia dapat melakukannya dengan baik kita bahkan hanya perlu waktu dua jam untuk seluruh iklan.

"dia hebat" Aku berdiri di samping Blake yang memandang Gigi dengan lekat.

aku segera menepis tangannya saat dia tiba-tiba menyentuh dahi ku, apa wajahku kurang berkata 'jangan di ganggu'?

"kau harus makan"

"pekerjaanku belum selesai" aku menyalakan tab ku lagi berusaha mencari kesibukan namun dia segera mengambilnya dan memandangku galak.

"duduk" aku benci dengan nada itu, nada yang menunjukkan bahwa dia sedang tidak bisa di ajak berkompromi sekarang ini.

Aku duduk dengan kesal sama sekali tidak berusaha menyembunyikan perasaan serta mood ku. Blake segera kembali dengan roti lapis ukuran besar di tangannya.

"makan" Aku memandang sengit saat mendengar nada itu lagi.

"aku tidak lapar"

"kau akan memakan ini atau kau akan memohon padaku semalaman nanti dan kau tahu aku orang yang sabar" Bisik nya di telingaku membuatku segera menggigit roti itu.

"good girl"

Blake lalu mengecup pelipis ku sekilas sebelum kembali memperhatikan Gigi membuatku tersenyum kecil dalam hati rupanya dia masih memperhatikanku. Setelah semuanya selesai Gigi memberikanku nomer managernya untuk masalah pembayaran hal yang seharusnya di lakukan jauh hari sebelum ini.

Aku membicarakan soal editing pada salah satu kru saat aku mendengar Gigi menggerutu soal makan malam dan Blake akhirnya mengalah. Oke sudah pasti mereka kenal lama sebelum ini jika Gigi tahu bahwa masakan Blake benar-benar enak.

Aku melihat Blake segera berlalu, saat memperhatikan punggung lebar itu menjauh aku hanya bisa kebingungan, hari ini aku seperti si kutu buku yang ketinggalan gosip sementara seluruh sekolah sudah mengetahuinya.

"Gaby"

"iya Ms.James?" Aku segera berjalan kearah Gigi saat dia dengan  tenang mengoleskan bedak tipis ke wajahnya.

BE MINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang