Dua Puluh Enam

2.1K 162 3
                                    

Aku memandang bingung ponsel ku saat melihat nama Mr.Constara disana.

"selamat pagi?" sapaku sambil kembali melihat berkas yang baru di serahkan Mr.Lebron terkait perekrutan staf baru.

"Blake cepat kemari dan bawa pulang Gaby dia tidak berhenti muntah dari pagi dan terlihat sangat lemas"

"Bagaimana dengan pekerjaanku?" Tanyaku hanya untuk formalitas karena tahu boss yang satu ini tidak akan perduli, aku segera bangkit dan mengambil kunci mobilku.

"Aku bossmu! astaga pertanyaan bodoh macam apa itu? kemarilah dan seret dia atau aku sendiri yang akan menelpon ambulance!"

Aku tertawa kecil karena tebakanku benar, Beruntung hari ini tidak ada rapat ataupun masalah berarti. Setelah mengatur jadwal dengan sekertarisku aku langsung melesat ke kantor pusat. Gaby melotot saat melihatku dan benar saja wajahnya pucat dan rambutnya sedikit basah kurasa dia baru mencuci mukanya.

"Tidak" Hanya itu yang Gaby katakan saat aku sudah sampai di depan mejanya.

"kau mau berurusan dengan pria yang ada di dalam?" kataku sambil menaikan alis.

Gaby langsung berdiri dan membuka pintu tanpa mengetuk lalu melihat Mr.Constara dengan galak.

"Sudah kubilang aku baik-baik saja"

"ya aku mendengarnya dan kau akan kerumah sakit bersama suamimu sekarang"

"kau gila? kita ada rapat dengan invenstor dari dubai nanti siang!"

Aku yakin seratus persen Mr.Constara baru saja memutar matanya dan aku sangat menikmati pertengkaran kakak adik beda orang tua ini.

"seperti aku perduli, lagi pula aku bisa mengatasinya sendiri dan catatan untukmu, kekayaan keluargaku tidak akan berkurang hanya karena kehilangan satu investor"

Gaby meradang dan segera membanting pintu namun aku membukanya lagi untuk berterimakasih kepada pria itu.

"Sama-sama dan bawa dia kerumah sakit aku takut dia terkena penyakit serius"

Aku langsung menyanggupinya dan menggandeng tangan Gaby ke mobil.

"Dia hanya mengawatirkanmu sayang" Aku berkata lembut sembari menyentuh rambutnya berusaha tidak tertawa melihat bibirnya yang di majukan itu.

"Tapi dia berlebihan! aku hanya muntah tiga kali dari pagi dan dia langsung menyuruhku pulang"

Aku hanya diam dan menikmati ocehan Gaby seperti radio di mobil tua ayahku. Aku memarkirkan mobilku di rumah sakit dan bersiap dengan ledakan wanita di sebelahku.

"kau gila ya?! aku baik-baik saja!"

"aku tahu, mungkin kau hanya ingin datang bulan tapi aku sudah di suruh boss kita untuk ke rumah sakit dan karena ini masih terhitung jam kerja aku hanya mematuhinya"

Gaby langsung diam namun dari wajahnya aku tahu dia sedang ngedumel dalam hati. Setelah menunggu beberapa saat kami masuk dan Gaby menceritakan keluhannya.

"mungkin saya hanya kelelahan dok" ucapnya di akhir kalimat panjang dan dokter tua itu hanya tersenyum sembari menanyakan kapan terakhir kali Gaby datang bulan.

"Sebulan yang lalu, mungkin saya hanya ingin datang bulan lagi"

"ya tempramen dia sangat bagus belakangan ini" ucapku menambahkan yang di hadiahi tatapan galak oleh singa betina ini.

"ah ya, namun maukah anda mengeceknya? ada apotek yang menjual tes pack di sini, sekarang saya hanya akan meresepkan vitamin dan obat mual. Namun jika firasat dari pengalaman bertahun-tahun saya benar maka anda sedang mengandung nyonya" senyum dokter tua itu menenangkan namun jantungku langsung berdebar kuat.

BE MINE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang