Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Renjun merutuki dirinya sendiri. Ia berjanji akan mengutuk makhluk Tuhan paling seksi (eh ga). Siapa lagi kalau bukan Lee Jeno? Pemuda yang diciptakan Tuhan dengan segala ketampanan dan kesempurnaan? Yang telah membuat makhluk kesayangan Renjun yaitu Jaemin bersedih hati?
Sedari pagi Jaemin masih diam, wajahnya terlihat sangat kacau dan buruk. Haechan sudah membujuknya tapi tetap saja Jaemin tak kunjung membaik, malah justru tambah memburuk.
"Na, ehm, Njun minta maaf ya. Njun gatau apa-apa, maafin ya. Kan Njun janji bakal bikin Nana sama Jeno jadian? Jadi jangan sedih lagi dong Na. Njun janji." Renjun terus membujuk Jaemin yang masih diam menyantap makan siangnya tanpa nafsu. Ya, mereka sedang dikantin.
"Tau sendiri kan Na, jeno emang brengsek." Renjun menyenggol haechan yang berbicara seenaknya.
"Janji ya Jun? Aku tidak punya kebahagian lagi selain dia."
Renjun mengangguk mengiyakan, "Sekarang makan ya Na."
🌱
Jaemin tak diperbolehkan untuk mengikuti kelas olahraga dikarenakan jantung lemahnya. Ia duduk di pinggir lapangan, menonton teman-temannya yang sedang bermain.
"Jeno." Jaemin memanggil Jeno ketika lewat di hadapannya.
"Ini, diminum ya." Jaemin memberikan sekotak susu pada Jeno. Ya, ia pikir ini adalah permulaan yang bagus untuk aksinya.
Jeno menatap datar dan pergi.
Jaemin menghela nafasnya, ia harus kuat, ia harus sabar diterpa segala macam badai.
"Yo Na." Haechan dan Renjun menghampiri jaemin dengan nafas terengah selepas olahraga.
"Capek nih, ngantin bentar yuk."
"Ayo lah."
Mereka menghampiri kantin yang tak terlalu ramai dikunjungi. Memesan minuman dingin lalu duduk di salah satu meja yang tersedia.
Disaat mereka sedang hidmat menikmati segelas minumannya, tiba tiba seseorang datang dan menumpahkan air diatas kepala Renjun.
Lengket, manis, basah. Ini adalah jus mangga.
"Ups, maaf ya ga sengaja." Ujar Siyeon yang menumpahkan minuman tersebut, disusul dengan gelak tawa dari genknya.
"Apa-apaan sih lo! Sini kalo berani maju!" Haechan tersulut emosi, ia berdiri ingin memukul para gadis dihadapannya.
"Denger ya! Itu hukumannya kalo anak ini berani nyentuh Jeno! Camkan!" Siyeon berkata tegas seolah tak ada yang boleh membantahnya.
Tak lama, siyeon merasakan ada cairan yang membasahi rambutnya. Tapi tak seperti Renjun, ini hanya lemon tea.