A 21

6.7K 752 65
                                    

100 kilo

100 kilo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Pagi yang cerah menghampiri, matahari bersinar terang menyinari bumi pertiwi. Sudah seharusnya pribumi untuk menjalankan aktifitas mereka masing masing walau nyatanya sekarang hari minggu, dimana ujung dari satu pekan dan diidentikkan dengan libur akhir pekan.

Di pagi hari ini Renjun sudah mempersiapkan diri, dengan berpa ikan rapi dan duduk tenang di meja makan.

Setelah kejadian itu, Renjun merasa agak canggung dengan keluarganya sendiri. Ia cukup sadar diri bahwa ia bukanlah anak kandung dari keluarga ini, melainkan hanya anak yang beruntung didapatkan mereka karena belas kasih darinya. Tak apa, Renjun cukup bersyukur, setidaknya ia bisa merasakan kehangatan keluarga.

"Rapi sekali sayang, mau kemana?" Mama wendy menyambut dengan suara hangatnya saat di meja makan.

"Aku hanya ingin keluar ma, apa boleh?"

"Tentu saja sayang. Sepertinya kau butuh penyegaran ya? Sebentar lagi kan ujian, otakmu pasti suntuk." Renjun hanya tersenyum menanggapinya

Merekapun makan dengan tenang, disusul oleh keterlambatan Doyoung yang baru saja datang dan bergabung.

Papa chanyeol memang tidak hadir dikarenakan sedang tidak berada di Seoul, melainkan diluar kota mengurus beberapa pekerjaan.

"Renjun, apapaun yang terjadi kamu tetaplah anakku. Jadi jangan pernah berfikir selain itu."

Lelaki jilin itu menggangguk dan tersenyum tipis.

"Soal kepindahanmu ke China sepertinya mama dan papa setuju, apapun demi kebaikanmu."

"Jinjja?" renjun terlampau senang mendengar berita yang begitu menyenangkan baginya. Akhirnya ia bisa kembali pada tempat kelahirannya.

"Iya sayang, kepindahanmu sudah diurus tenang saja. Dan kau akan diberangkatkan beberapa hari setelah hari kelulusan, tidak papa kan?"

Renjun mengangguk dengan sangat semangat, hingga membuat rambutnya mengikuti geraknya, lucu.

"Yah, aku tidak dapat mengusilimu setelah ini." Doyoung memasang wajah merajuknya yang dibuat buat

"Wajahmu menjijikan kak duyung."

"Apa kau bilang? Coba katakan sekali lagi!" Doyoung mengangkat sendoknya keatas, pose bersiap memukul Renjun dengan alat makan tersebut.

"Mama aku takut" Renjun berpura pura takut dan sedikit menyembunyikan badan mungilnya di bawah meja

"Sudah sudah. Kalian ini. Doyoung, lebih baik kamu cepat mencari jodoh sana, terlalu lama membujang kamu." Lerai mama wendy yang berakhir dengan memojokkan si sulung.

"Aku masih muda, waktuku untuk menikah masih lama ma. Santai saja" Si sulung membela dirinya

"Oh ya ma, soal perjodohan dengan Jeno, apa tidak lebih baik kita membatalkannya?" Seketika suasana menjadi hening

Abonded  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang