A 02

12.3K 1.3K 148
                                    

Enjoy :)

Enjoy :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Renjun sudah siap dengan segala perlengkapan sekolahnya, ia turun untuk sarapan bersama keluarga tercintanya.

"Pagi mah, pagi pah." Sapanya pada kedua orang tuanya. Renjun anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya telah memasuki jenjang kuliah.

"Pagi sayangnya papa."

"Kayaknya kemaren mama liat kamu bawa temen kesini, siapa?" Tanya mamanya sembari menata piring diatas meja makan.

"Oh iya Jeno. Aku ke kamarnya dulu ya ma." Renjunpun menuju kamar Jeno yang berada di lantai dua. Ia mengetok pintu dahulu sebelum membukanya.

"Jen?" Ia melihat Jeno sedang bersiap. "Jen, turun yuk sarapan dulu."

"Makasi, aku langsung berangkat aja." Jeno ingin melangkah keluar kamar tapi Renjun telah menahannya.

"Ga baik nolak, sarapan dulu ya. Nanti berangkat sekolah biar dianter. Ayo." Renjun memaksa Jeno untuk turun dan ikut sarapan dengan tak sadar tangannya masih menarik tangan Jeno.

"Ya ampun ini Jeno? Kok ganteng banget? Sini jen duduk sarapan dulu." Itu mama Renjun-Wendy

"Jun gaakan ilang Jenonya, gausah dipegangin terus." Renjun tersentak dan otomatis melepas tangganya ketika papanya berujar demikian.

"Apasih pa, ga sengaja." Jawab Renjun asal.

"Gapapa kok jun, mama sih restu banget sama kalian bawaanya pengen nikahin."

"Apasih mah, udah ih. Ngomongnya ngelantur terus mending sarapan." Renjun mulai mencomot pancake dihadapannya.

"Jeno ya? Anaknya direktur Lee?" Tanya papa Renjun-Chanyeol

"Iya om, saya." Jawab Jeno mengangguk.

"Kebetulan banget om deket sama papa kamu, sering jalanin bisnis bareng juga. Udah deket dari lama. Ternyata dia anak Tiffany mah temen mama itu."

"Oh Tiffany ya, wah mama kenal banget tuh sama dia. Udah sahabatan dari kecil malah."

Setelah makan yang diselingi obrolan banyak itu jeno dan renjun pun berangkat ke sekolah bersama, kali ini tidak baik bus melainkan diantar oleh supir.

"Terima kasih om tante, jeno pamit dulu." Jeno sedikit membungkuk dan tersenyum tipis. Walau Jeno ini badboy tapi dia masih punya sopan santun.

"Iya Jeno hati hati."

"Manggilnya gausah tante om gitu, panggil mama papa aja jen."

"Yaudah mah pah Renjun berangkat."

.
.

Sampainya disekolah mereka turun mobil bersama, menarik setiap atensi siswi maupun siswa. Dan dapat dipastikan gosip akan menyebar luas setelah ini. Karena Jeno yang menyandang the most wanted juga Renjun yang mendapat gelar soft boy.

"Ah Jeno tunggu." Renjun mencegat Jeno saat mereka sampai di lorong perpisahan kelas. Jeno mengambil kelas IPA dan Renjun IPS.

Jeno menoleh, "Apa?"

Renjun mendekati Jeno, ia melepas plester yang melekat di dahinya. "Ini harus diganti." Renjunpun memasang plester baru di dahi Jeno. Posisi mereka yang saat ini bisa membuat banyak orang salah paham. Jarak mereka memang sangatlah dekat, bahkan tubuhnya hampir menempel.

"Terima kasih."

"Kembali kasih." Renjun memandang jeno yang berjalan menjauhinya. Ia memukul dadanya, jantungnya berdegup dengan kencang, lagi.

"Woy, masih pagi udah mesra mesraan aja sih, bikin iri." Haechan mengagetkan Renjun dengan menepuk bahunya.

"Apasi." Renjun acuh dan langsung memasuki kelasnya.

🌱

Renjun terdiam memandang kosong makanan dihadapannya, pikiranya melayang entah kemana.

"Dimakan cuy, malah ngelamun bae."

"Jun, btw kenapa bisa bareng sama Jeno? Kalian punya hubungan ya?" Tanya jaemin hati hati.

"Hah? Engga kok na, kebutuhan doang itu."

"Kalo gitu bantuin aku deketin Jeno dong Jun, please." Jaemin memohon dengan puppy eyes-nya. Duh kalau sudah begini Renjun mana tega.

"Deketin sendiri napa sih." Sewot haechan.

"Hmm, gimana ya na?? Masalahnya aku juga ga deket sama dia. Kenal aja engga." Ujar Renjun

"Please lah jun, ya yaaaa." Renjun paling tidak bisa menolak permintaan jaemin. Ya tidak bisa, apapun itu.

"Hmm, ya deh. Aku usahain."

"Yeaayyy." Jaemin berteriak riang.

"Oh ya, besok kalian dateng kan ke pensi OSIS?"

"Dateng kok, nana gimana?"

"Aku ada kerja sih, tapi ku usahain dateng."

"Yaudah, aku bantu kerjanya gimana, mau ga? Seru juga kan bisa kerja gitu." -Renjun

"Boleh banget jun. Makasih ya, kamu baik banget" Ucap Jaemin dengan girang.

"Jadi orang jangan baik baik Jun,percaya deh sama Haechan ini." Beo Haechan smbil menyantap makanannya. Renjun hanya diam tak menanggapi sembari melanjutkan makannya.




To be continued.

Maaf kalo ceritanya ga jelas.
Kalau ada kritik maupun saran silahkan dikeluarkan aja, gausah sungkan.

Kalau mau nyumbang ide juga boleh banget.

Makasih udah mampir 😊

Makasih udah mampir 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makin nempel aja merekaGemes (๑'ᴗ')ゞ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makin nempel aja mereka
Gemes (๑'ᴗ')ゞ



©Rechan

Abonded  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang