Me, Na jaemin.
Enjoy :)
Jeno | Renjun
Renjun terus memandangi Jaemin yang masih terlelap di ranjang rumah sakit. Sudah beberapa jam ia terlelap dan belum juga membuka matanya.
"Ga pulang Njun?" Mark menghampirinya dan menyerahkan sebotol minuman.
"Engga Mark, nanti gaada yang nungguin Nana disini. Kamu pulang aja dulu." Renjun menerima botol tersebut.
Tak berselang lama, Jaemin telah membuka matanya perlahan.
"Re.. Njun?"
"Na? Udah sadar? Ada yang sakit?" Renjun langsung panik seketika
"Engga Jun. Tapi kenapa aku bisa ada disini?"
"Mark yang nemuin kamu pingsan trus dibawa kesini sama dia. Kamu gapapa kan?"
Yang disebut, Mark hanya diam memandang dari sofa rumah sakit.
"Aku ga boleh disini Jun, aku harus pulang."
"Kamu masih sakit Na, jangan maksain diri kamu." Renjun menahan jaemin
"Kalau aku masih terus disini aku ga bakal bisa lunasin administrasinya Jun, aku harus pulang."
"Astaga Na. Udah tenang aja, administrasi dan semuanya aku yang urus. Kamu tinggal istirahat biar cepet sembuh."
Jaemin reflek memeluk tubuh mungil Renjun.
"Makasih banyak Jun."
"Just for you, Na."
🌱
Saat malam tiba, jaemin sudah bisa pulang ke rumahnya. Setidaknya keadaannya lumayan membaik pasca mendapat perawatan.Tok tok tok.
Ia mengetuk pintu perlahan, perasaannya kalut. Ia takut jika ibunya akan memarahinya setelah ini. Ya, pasti itu. Batin jaemin.Pintu terbuka, menampilkan ibu seorang Na Jaemin dengan tampang amarah yang tercetak jelas di wajahnya yang sudah mulai menua.
"Dari mana saja?" Tanyanya, mengintimidasi
"Pasti kau bersenang-senang diluar sana, menghabiskan uang." Lanjutnya
"Tidak bu, aku tidak bersenang-senang."
PLAK! Tamparan keras menghantam pipi sebelah kanan pemuda itu.
"Persediaan uang sudah mulai menipis, dan masih saja kau tak mau bekerja? Dasar anak durhaka!" Sebuah tamparan melayang untuk kedua kalinya.
Jaemin terdiam.
"Masuk! Besok kau harus mulai cari uang atau kau tidak boleh sekolah." Wanita itu berjalan mendahului anak lelakinya.
Jaemin mendesah pelan.
Hidupnya terlalu keras.Jaemin merebahkan tubuhnya diatas kasur di kamarnya yang sederhana. Pikirannya melayang tentang kejadian beberapa tahun silam.
Setelah ayahnya meninggal kehidupannya berubah silam. Ibunya hampir depresi, dan sekarang menjadi galak bahkan padanya, ia tak lagi punya hati. Setiap hari, ia akan mendekati beberapa pria hanya untuk mendapatkan uang. Hasil jerih payahnya bekerja terkadang harus ia relakan untuk ke-foyaan ibunya.
Yang jaemin lakukan hanya bisa diam. Tak bisa membalas.
Ia yakin, suatu hari nanti semua dapat terbalas.
Dan, ia menemukan malaikat pelindungnya. Yang dapat membantunya dalam segala hal, apapun itu. Ia terlalu baik, lebih baik dari siapapun yang pernah dikenalnya. Tapi terkadang jaemin memanfaatkannya, ya dan Renjun tak pernah sadar.
Dan kini jaemin menyukai seseorang, Jeno. Ia harus melakukan apapun untuk mendapatkan hatinya.
Tapi sayangnya, Renjun yang mendekatinya duluan.
Jaemin sempat kesal padanya.
'Tapi lihat saja siapa yang akan mendapatkannya.' batinnya sebelum terlelap.
To be continued.
Hola. Thanks for Reading.
Bosen sama ceritanya yah? Garing yah? Iya aku tau kok 🤧 maaf yaa
Makasih banget yang udah luangin waktu kalian buat mampir.
Stay Tune ya 😉Kritik dan saran kalian sangat dibutuhkan
Kalau ada saran ide juga boleh, jangan sungkanSee you ❤
Stay Health ya, Nana ❤
©Rechan
KAMU SEDANG MEMBACA
Abonded ✔
FanfictionIts not just about us. Tidak ada yang bisa salahkan perasaan [Noren Area] ©Rechan.2020