Pukul 21.00.
Vio,
Farhan dan Fauzy meninggalkan apartemen Gea. Sebenarnya Vio merasa bahwa seharusnya dia tak terlalu cepat mengambil keputusan dan mengiakan saat Fauzy mengajaknya ke sini, mereka baru 6 minggu menjalin hubungan. Walaupun, sudah hampir setahun saling mengenal, kalau Yaya tau dia pasti histeris. Waktu Vio cerita Fauzy akan ikut dia pulang saja Yaya sangat heboh.
Gea memandang Vio, "Vio, kalau kamu mau tidur, tidur saja. Aku terbiasa tidur larut malam."
"Sama kak." Gea mengambil tempat di sebelah Vio.
"Kewalahan tidak menghadapi Fauzy?" tanya Gea.
"Sedikit," Vio tersenyum. Tapi samalah aku rasa Fauzy juga kewalahan menghadapi aku, pikirnya.
"Begitulah kata Farhan saat pertama bertemu dengannya," ucapan Gea mengagetkan Vio. Ada yang terasa ganjil pada ucapan itu.
"Pertama bertemu?"
"Sudah kuduga, Fauzy pasti belum cerita." Vio menggeleng lemah.
"Aku ceritakan sedikit deh." Gea tau maksud Fauzy membawa Vio pastilah ingin menjelaskan dirinya sedikit demi sedikit, lagipula Gea yakin Fauzy serius.
"Sebenarnya Fauzy dan Farhan itu beda ibu, tapi Farhan sayang sekali padanya, mungkin lebih daripada dirinya sendiri, dia sangat senang tiba-tiba punya adik, selama ini dia kesepian." Lalu Gea mulai menceritakan satu persatu potongan hidup Fauzy, yang dibuat lebih dramatis oleh Gea.
Vio sudah menduga sejak awal, kalau melihat Fauzy pasti berbeda dari pria-pria manapun seusianya, Fauzy telah jauh lebih matang dan dewasa, hidupnya pastilah sangat berat. Beda antara dia dan Fauzy adalah kalau Fauzy menutupinya dalam diam dan Vio dengan tawa cerianya.
"Kak," potong Vio. "Sudahlah ga usah cerita lagi, kalau Fauzy belum cerita padaku tandanya belum saatnya aku tau."
Gea tersenyum mendengar kata-kata itu. Dia berkata, "Okey, kalau begitu ceritain aja pas Fauzy nembak kamu, kakak penasaran ni pengen ngusilin dia. Bang Farhan apalagi."
Walau usia Gea dan Vio terpaut cukup jauh, tapi Vio cepat merasa akrab dengannya. Gea sosok kakak yang mampu membuat orang nyaman di dekatnya. Gea terkikik tak percaya mendengar cerita Vio, tak menyangka Fauzy tiba-tiba bisa melakukan hal-hal itu. Apa itu Fauzy yang sama dengan yang dulu dikenalnya, lebih peduli pada eksistensi, persaingan dan kegiatan super padat ketimbang memikirkan urusan percintaan. Mereka terlelap menjelang dini hari dan bangun pukul sembilan.
Bukit Lembayung, minggu sore.
Kemarin Fauzy telah mengenalkan Vio pada ibunya, walaupun usia ibunya hampir kepala 5 tapi masih terlihat cantik. Ibunya berbinar saat Fauzy mengenalkan Vio sebagai pacarnya, wajah Vio memerah, malu sekaligus senang melihat ibu Fauzy begitu terbuka menerimanya. Farhan nyeletuk, sekarang ibu tak perlu khawatir kalau Fauzy punya kelainan seksual, Fauzy dengan cepat menonjok perut Farhan. Ops! Hampir saja Vio percaya kalau Ibu Fauzy benar-benar curiga kalau Fauzy seperti yang dikatakan Farhan saat melihat paras bahagia di wajahnya.
Vio bahkan disambut dengan hangat oleh Ayah Fauzy, beliau banyak bertanya mengenai bagaimana kehidupan Fauzy saat kuliah, terlihat sangat khawatir. Tapi ada yang aneh, sikap Fauzy sangat aneh. Dia bahkan tidak mengobrol dengan ayahnya, sekalipun sibuk bercanda dengan Farhan. Mereka duduk satu meja, tapi seperti ada dinding yang memisahkan Fauzy dari ayahnya.
Fauzy terlihat berbeda sekali dia jadi dingin dan tak bersahabat. Sedikit jahat. Dia mengabaikan ayahnya secara terang-terangan, Vio melihat ayah Fauzy berkali-kali menghela nafas saat pandangannya mengarah pada Fauzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah (END)
RomanceFauzy Adam ingin melarikan diri dari kehidupan lamanya dan menjalani kehidupan normal. Meninggalkan kebencian yang mendalam pada sosok yang tiba-tiba merubah dirinya. Dia tak ingin lagi menjadi seseorang yang dulu hanya hidup untuk mencari membuktia...