23. ungkapan dalam mobil

2.4K 125 11
                                    

Pagi ini Larisa memilih berangkat bersama Mama nya, dengan alasan dia malas menyetir.
Langkahnya menyusuri koridor terasa kaku lantaran beberapa meter lagi Farel akan berpapasan dengannya, hanya saja berlainan arah.

Namun nyatanya tak seperti yang dibayangkan, Farel hanya berjalan lurus tanpa menolehkan kepalanya melihat Larisa, bahkan melirik saja tidak.

Mungkin lelaki itu benar-benar marah pada dirinya, namun atas hukum apa dia marah toh hubungan saja mereka tidak ada.

Larisa berdiam malas di bangkunya, memperhatikan Clara yang heboh sendiri dengan oppa-oppa nya, bahkan mungkin gadis itu tak sadar jika temannya sedang dalam kekesalan.

°°°

Kantin yang begitu sesak saat waktu makan siang telah tiba, teriakan para penghuni Nusa Bangsa yang semakin menambah suasana menjadi pengap, Larisa lebih memilih duduk diam di meja kantin dan menunggu Clara berdesakan dengan siswa lainnya.

"Cantik,, boleh gabung gak?" Ucap Surya dengan genitnya pada Larisa.

Dan benar saja kursi panjang depan Larisa saat ini tengah tidak berpenghuni.
Gadis ini hanya mampu menganggukkan kepalanya kaku, lantaran lelaki dingin yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Vin,,pesen makanan gih nasi goreng sama lemon tea." Titah Surya, tangannya ia taruh di depan dada bak pemimpin yang sedang memerintah pada bawahannya.

"Diih, gue Mulu sekali-kali tuh beruang kutub samping lo, suruh pesen." Bela Kevin tak terima, lantaran Farel tak pernah memesankan makanan untuk mereka.

"Gak baik nyuruh yang udah tua, sana gih pesen keburu naik harga nasi gorengnya." Ucap Surya seraya mendorong Kevin agar berdiri dari duduknya.

Jelas saja ucapan Surya mendapat lirikan tajam dari Farel, lantaran dia tak terima dikatakan sudah tua.

"Weeslah maafkan daku yang ganteng ini bang." Ucap Surya dengan cengirannya.

Tak ada percakapan antara Farel dan Larisa, hanya terdengar ocehan dari Surya yang mencoba untuk meramaikan suana padahal kantin sudah sangat ramai.

Clara dan Kevin datang bersamaan keduanya terlihat seperti pegawai kantin dengan membawa nampan di tangannya.

Clara menurunkan salad buah pesanan Larisa, dan segelas susu, begitu juga dengan nasi pesanannya sendiri.

Helaan nafas terdengar dari lelaki dingin di depan Larisa, terbesit rasa kesal dalam hatinya, ketika gadis itu memilih kembali memakan salad di jam makan siangnya.
Tangan Farel menarik pelan salad buah Larisa dan menggantikan dengan nasi goreng pesanannya.
Membuat suana menjadi hening, kedua temannya Surya dan Kevin hanya mampu melongo melihat teman dinginnya berlaku seperti itu.

Larisa hanya mampu menyembunyikan senyumnya, melihat Farel yang masih peduli dengannya.

"Balikin ih." Ucap Larisa pada Farel.

Farel hanya acuh, lelaki itu mulai memakan salad buah Larisa.

Melihat itu Larisa pun mulai memakan nasi goreng Farel dengan pasrah.

"Ntar lagi ada yang traktiran nih." Sindir Clara pada Larisa.

"Apaan sih."

"Bakalan patah hati nih gue, kirain homo Lo Rel, syukur deh temen gue gak homo." Ucap Surya dengan logat yang terlihat pasrah.

"Gue gak rela cewek gue bakal di rebut temen gue sendiri." Lanjut Kevin.

"Diem!" Ucap lelaki dingin itu, dengan lirikan tajam yang mampu membuat kedua temannya diam tak bersuara lagi.

Larisa and The Ice BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang