Keinginanku tidak banyak, cukup berada di dekatmu saja sudah menjadi kesenangan tersendiri.
°°°
Suasana kelas terasa sangat panas, dinginnya AC hanya mampu menyegarkan beberapa siswa yang duduk di dekatnya, membuat beberapa siswa X-IPA 2 tak tahan ingin segera mengakhiri pelajaran sore hari ini.
"Tugas kalian di rumah buat lukisan sebagus mungkin, kumpulkan Minggu depan." Terang Bu Dira selaku guru mapel kesenian.
"Iya buu." Jawab mereka serempak.
"Saya keluar dulu, jangan pulang sebelum bel."
Larisa melihat Clara yang sedang asik berpose di ponselnya.
"Ra, ke mall yuk beli kanvas dan kawan-kawannya." Ajak Larisa, ia tidak suka jika harus berpergian sendiri.
"Yaaah sorry banget Ris, gue udah punya perlengkapan lukis di rumah, maunya sih nemenin, tapi mama gue nyuruh langsung pulang ada Oma gue katanya dirumah." Ucapnya, terlihat jelas raut kecewa lantaran tak bisa menemani sahabatnya.
"Oh oke, santai aja."
Lantas kini Larisa beralih membuka benda pipihnya, satu-satunya jalan keluar adalah meminta mamanya untuk menemaninya, statusnya sebagai putri tunggal yang membuat dirinya kadang kala merasa kesepian.
Larisa:
Mama di kantor kah? Sibuk?🙄Mamaaaa:
Iya Ris, mama di kantor
Iya sayang kerjaan mama banyak, ada sedikit masalah di kantor, pulang malem mungkin nanti.
Kenapa tumben nyariin Mama? Ada perlu pasti 😏Larisa:
Yaah mau minta temenin ke mall beli perlengkapan lukis T_T
Minta temenin siapa dong 😌, papa juga udah kembali terbang ke Jerman.
Huaaaa jangan tidur di kantor loh Ma 😑Hingga beberapa menit tak ada balasan membuat Larisa jengah, bel sudah berbunyi, sebagian siswa sudah bergegas keluar kelas.
Mamaaaa:
Oh gitu, mama udah minta tolong ke Farel buat anterin kamu, dia gak keberatan kok, ditungguin di parkiran, supir dirumah bakalan ambil mobil kamu buat dipulangin.Larisa tersentak, bukannya dia tidak suka tapi dia merasa akan merepotkan Farel nantinya, tapi mungkin itu lebih baik.
Kakinya mulai melangkah dengan pelan menuju parkiran, terlihat sang Surya masih setia menyinari bumi, waktu menunjukkan pukul 14:30 WIB, menandakan hari sudah menginjak waktu sore.
Dilihatnya seorang lelaki bersender didepan kap mobil, terlihat jelas sedang menunggu seseorang.
Farel yang mengetahui Larisa sudah mulai berjalan mendekat lantas segera memasuki mobil.
Tangan Larisa kini terulur membuka Lamborghini Farel, tak lama mobil mulai keluar dari area SMA Nusa Bangsa.
Keheningan selalu terjadi, membuat Larisa benar-benar dibuat canggung dengan situasi ini, jemarinya bergerak memencet sebuah amplifier, alunan lagu Andmesh berjudul nyaman mengalun dengan indah.
Lama sudah ku menanti
Banyak cinta datang dan pergi
Tapi tak pernah aku senyaman ini
Mungkin dirimulah cinta sejatiBaru satu bait berjalan, musik seketika berhenti.
"Kenapa dimatiin sih?" ucap Larisa kesal, bagaimana tidak baru saja dia ingin menikmati setiap alunan dari musik tersebut namun Farel mengacaukannya.
"Lagunya kek orang pacaran." ucap Farel santai, pandangannya lurus menatap sesaknya jalan raya.
"Yaudah sih biar, masalahnya apa emang? terus kalau gak pacaran gak boleh gitu dengerin lagu itu? Yang ngebuat lagunya aja gak dikasih catatan buat orang pacaran." Jelas Larisa panjang lebar bibirnya tak henti-hentinya menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Larisa and The Ice Boys
Novela JuvenilLarisa, gadis cantik yang menerjuni dunia permodelan diusianya yang terbilang muda, kesibukan pemotretan nya sehingga ia lupa dengan waktu, membuat dirinya di hari pertama memasuki sekolah telat untuk mengikuti acara MOS. Farel, cowok dingin yang me...