Tidak ada kata lelah untuk menemanimu yang ada hanya kata nyaman saat aku didekatmu
-Farel putra wijaya-***
Terik mentari semakin memanas, asap kendaraan di tengah padatnya jalan raya terlihat begitu menyesakkan, debu-debu jalanan berterbangan kecil tertiup angin akan terasa perih jika memasuki mata.Setelah mengantarkan Larisa pulang kini Farel tengah bersama Om Tyo didalam mobil Ford Focus berwarna abu-abu, bahkan para pengguna jalan seakan tak peduli dengan mobil polisi itu, mereka tak ada yang mau mengalah memberikan jalan.
Cukup lama mereka bergelut dengan macetnya ibu kota, mobil itu kini mulai memasuki gerbang Nusa Bangsa dan berhasil mengalihkan para siswa yang tengah berlalu lalang di koridor sekolah, pihak sekolah sudah tak heran lagi karena sebelumnya sudah ada konfirmasi jika akan menindaklanjuti kasus Larisa.
"Farel pergi dulu ya Om, nanti kalau ada bukti langsung kasih kabar ke Farel."
Tyo mengacungkan jempolnya sebelum Farel benar-benar menjauhi area parkiran.
Farel melangkahkan kakinya ingin menemui Surya dan Kevin yang sudah tak dijumpainya lebih dari sepekan, langkahnya terhenti ketika ada seorang gadis yang dengan lancangnya bergelayut manja di lengan kirinya.
"Lo apaan sih Nes!" Ucap Farel cukup lantang seraya melepaskan tangan gadis itu dari lengannya.
"Rel! Kamu kenapa sih gak pernah sedikit saja lirik aku."
"Buat apa?"
Pertanyaan yang cukup menyakitkan untuk didengar Nesya.
"Rel! Kamu itu tampan, pinter, nyaris mendekati sempurna! tapi kenapa kamu lebih memilih bertahan sama Larisa gadis lumpuh gak bisa apa-apa! Sedangkan aku yang nyaris sempurna gak kamu anggap Rel!"
Tangan Farel seakan terkepal kuat ingin meninju gadis dihadapannya, namun ia masih bisa menahan emosinya saat ini.
"Lo cantik, tapi hati Lo busuk!" Ucapnya penuh penekanan lantas segera meninggalkan Nesya.
"Sial!!"
°°°
Tyo kini tengah berada di ruang cctv bersama salah satu petugas dan bu Marta, setelah mengecek cctv kelas yang tidak ditemukan apapun karena pada hari itu cctv kelas tengah mati, aneh memang!"Coba cek cctv area parkir." Titah Tyo dengan raut wajah yang serius.
Beberapa menit di hari kejadian cctv itu sudah berjalan, damn! Sebuah kecurigaan terjawab tepat pukul 09:30 WIB, disana terlihat dua orang berbaju hitam tengah mengotak-atik mobil Larisa, lebih naasnya dua lelaki itu tak mengenakan topeng atau penutup apapun, sehingga wajahnya cukup terekam di cctv walaupun tidak seberapa jelas.
Bu Marta seakan terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini, bagaimana bisa dua lelaki dewasa itu bisa masuk ke area parkir, sepertinya penjagaan gerbang Nusa Bangsa cukup ketat.
Tyo tengah berpikir sejenak, setelah mendapatkan rekaman itu langkah kakinya berjalan ingin menemui satpam SMA Nusa Bangsa.
Terlihat lelaki paruh baya tengah berjaga dan duduk di pos satpam, salam ramah Tyo ucapkan kepada lelaki paruh baya itu yang dikenal dengan nama pak Sapto dan dipanggil akrab oleh warga disini pak Toto.
Perbincangan nampak begitu serius, beberapa kali pak Sapto seakan dipaksa menggunakan otaknya untuk mengingat-ingat tamu atau bahkan peristiwa apa saja yang dilaluinya saat kasus Larisa terjadi.
Dari cerita pak Sapto dapat disimpulkan bahwa lelaki itu tak melihat tamu atau bahkan sebuah kejanggalan, hanya saja pada hari itu kurang lebih pukul 09.00 WIB seorang siswi memintanya untuk membubarkan aksi keributan di halaman belakang sehingga dengan berat hati meninggalkan penjagaan di pintu gerbang beberapa menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Larisa and The Ice Boys
Fiksi RemajaLarisa, gadis cantik yang menerjuni dunia permodelan diusianya yang terbilang muda, kesibukan pemotretan nya sehingga ia lupa dengan waktu, membuat dirinya di hari pertama memasuki sekolah telat untuk mengikuti acara MOS. Farel, cowok dingin yang me...