40. Last Day

1.7K 104 11
                                    

Hari begitu cepat berlalu, UAS akan segera berakhir, lebih tepatnya hari sabtu ini adalah hari terakhir pelaksanaan ujian, itu artinya keberangkatan Farel ke Semarang juga akan segera terlaksana.

Suara desisan pelan terdengar dari bibir Larisa, matanya menatap horor soal didepannya, soal yang begitu rumit menurutnya, padahal ia sudah belajar semaksimal mungkin, namun sepertinya kali ini ia harus mengikuti kata hatinya untuk menjawab soal.

"Kenapa? susah soalnya?" lelaki yang duduk disampingnya bersuara.

Larisa hanya tersenyum menanggapi pertanyaan kakak kelasnya.

"Sini biar kakak Revan yang ngerjain."

"Gausah kak." Tolak Larisa tanpa berpikir panjang, bukan maksud Larisa meremahkan kakak kelasnya melainkan ia ragu, bagaimana tidak, dari awal ujian hingga hari ini, Revan hanya menghitung kancing bajunya untuk menjawab soal, padahal sudah jelas jika kemungkinan besar jawabannya akan salah.

"Lah ditologin cogan gak mau."

Larisa membiarkan kakak kelasnya itu terus menggerutu, ia hanya menganggapnya sebagai angin lalu.

°°°
"Monyet cantik gueee, kangeenn!" teriak Clara yang baru ingin memasuki mobilnya dan ter-urungkan lantaran Larisa tengah berjalan santai di parkiran, keduanya memang jarang bertemu karena tidak berada dalam ruang yang sama ketika ujian.

"Gue punya nama Ra," jelas Larisa yang kini berhadapan dengan Clara.

Gadis itu hanya menyunggingkan cengiran tak berdosanya, "keluar kuy! refreshing lah."

"Kemana?" alis Larisa terangkat, namun pandangan matanya tengah fokus menatap lelaki yang akan memasuki Lamborghini yang sudah tidak asing lagi dimatanya.

"Ngafe aja gimana?

Larisa mengangguk pelan sebagai persetujuan.

Kini keduanya mulai mengendarai mobil masing-masing, lantas melaju dengan posisi mobil Clara di depan.

Tidak dibutuhkan waktu lama untuk sampai di cafe bernuansa putih itu, karena letaknya yang strategis membuat cafe ini ramai akan pengunjung.

Keduanya memilih duduk dibangku dekat dengan jendela kaca, menatap pemandangan luar seraya menunggu pesanan mereka datang.

Larisa teringat akan jadwal pemotretannya nanti malam setelah sepekan lamanya libur dari dunia modelingnya, ia ingin menanyai apakah lelakinya juga mempunyai jadwal pemotretan di agensi yang sama malam ini.

Larisa:
Rel,, kamu malam ini ada pemotretan gak?

Belum sampai 5 menit sudah mendapat respon dari sang penerima.

Farel:
Ada, nanti malem aku jemput.

Larisa tersenyum membaca pesan kekasihnya.

Clara yang sejak tadi terfokus pada layar ponselnya dan sibuk mendownload vidio salah satu boyband Korea yang digemarinya mengalihkan pandangannya pada Larisa.

"Lo ngapain senyum-senyum sendiri nyet?"

"Gapapa, udah terusin aja kegiatan Lo mumpung masih ada Wifi."

Ucapan Larisa benar, ia harus segera mendownload semua vidio baru boyband favoritnya.

Keduanya makan dengan obrolan kecil, sampai detik ini Larisa belum juga bercerita akan hubungannya dengan Farel, entah apa yang ada dipikiran gadis itu.

°°°
Rembulan sudah mulai menggantikan tugas sang surya, cahaya putihnya mampu mengubah gelapnya langit malam menjadi tampak terang.

Seorang gadis dengan jaket berwarna putih tengah duduk di depan rumahnya, wajah cantiknya tampak berseri-seri di bawah pancaran lampu, rambut hitam legamnya bergerak mengikuti hembusan angin yang melewatinya.

Larisa and The Ice BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang