50. Back to home

1K 84 4
                                    

Luangkan waktu berharga kalian sedetik saja buat tekan bintang, karena author udah luangin waktu buat up

Sekali lagi tekan bintangnya sebelum baca ya teman-teman yang baik hati.

Happy reading
***

Hari ini adalah jadwal kepulangan Larisa, rasa senang dan takut bercampur menjadi satu, senangnya karena ia sudah merasa bosan berada di rumah sakit, takutnya karena itu artinya penyidikan akan dilakukan lebih lanjut.

Siang ini matahari nampak begitu terang, sinarnya mampu membuat para penghuni bumi memprotes kepanasan, Mr. Wijaya bersama istrinya kini sudah berada di rumah sakit guna menjemput putri tunggalnya.

Sebenarnya Farel juga ingin menjemput Larisa, namun lelaki itu merasa tak enak hati dengan kedua orang tua Larisa, mereka lebih berhak mengurus kepulangan putrinya dibandingkan dirinya.

Dua aparat kepolisian mendadak ikut berdiri saat Larisa sudah berada di kursi roda dan akan keluar dari rumah sakit, sudah dipastikan jika mereka akan ikut ke rumah gadis itu.

Tangan Widyah mengusap pelan punggung tangan putrinya, mencoba untuk menenangkannya.

°°°
Seorang lelaki yang kini terdiam di depan kap mobilnya, pikirannya begitu kacau, otaknya tengah memikirkan cara agar bisa keluar dari SMA Nusa Bangsa, ada rasa menyesal kenapa ia harus datang ke sini pagi tadi, memang benar masih dalam masa classmeeting namun seorang siswa tak akan bisa keluar begitu saja.

Getaran ponsel di saku seragamnya membuat lamunan Farel tersadarkan, tanpa melihat siapa yang menghubunginya dengan spontan ibu jarinya menggeser panggilan ke atas.

"We anjing kulkas! Tim kita menang!

Suara yang begitu melengking membuat Farel mengecek layar ponselnya dan menampilkan nama "Surya ganteng" jelas jika bukan Farel yang menamainya.

"Serius Lo?"

"Serius! Menangis!"

Bibir Farel menggeram pelan mendengar jawaban temannya, "Serius Sur!"

"Gue lebih serius! Menang bengek! Juara! Win! Jadi victory!"

"Bagus kalok gitu,"

"Eh Rel jiwa kepo Lo tingkatan bisa gak? Lo gak tanya kita juara berapa?"

"Yang pasti bukan juara pertama,"

"Wah wah loh emang cenayang rel! Kapan-kapan ramalin jodoh gue dimana! Kok Lo bisa nebak tim kita gak juara pertama?"

"Ya soalnya gaada gue." Nada bicaranya begitu santai namun tidak untuk ditelinga Surya.

"Ya gini nih yang gue males, nyombongin diri tapi alus banget!"

Panggilan mendadak terputus begitu saja, Farel menggeleng pelan lantas memasuki mobilnya, bel pulang baru saja terdengar membuat lelaki itu tak perlu susah-susah memutar otaknya.

°°°
Suasana rumah Larisa mendadak mencekam, bagaimana bisa dua polisi itu ingin membawa Larisa ke dalam jeruji besi, namun memang benar adanya semua bukti telah mengarah pada Larisa, apalagi perihal barang terlarang yang berada di dalam kamarnya.

Namun sampai saat ini polisi belum menemukan bukti transaksi apapun, tapi menjadikan Larisa tahanan sementara adalah keputusan aparat kepolisian.

"Pak saya gak bersalah!" teriak Larisa untuk kesekian kalinya.

Sebelumnya tak pernah dibayangkan hidupnya akan seperti ini.

"Silahkan saudari jelaskan di kantor, sebaiknya saudari Larisa ikut kita terlebih dahulu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut."

Larisa and The Ice BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang