Author POV
Grasak,grasak!
Srekkk..Alysha mondar mandir didalam kamarnya. Merasa bingung, ia juga keluar dari kamarnya dan mengobrak-abrik ruang tengah. Untungnya dia sudah packing tadi malam, jadi ia punya banyak waktu. Dan kamarnya yang rapi memudahkannya untuk mencari. Tapi sejak 10 menit lalu, ia masih tak bisa menemukan apapun. Alysha panik, tak mau kehilangan itu, ia bersumpah akan menangis jika benda itu hilang.
Tok!tok!tok!
"Kim!! Kau lihat buku skecth-ku tidak?!" Tanya sambil menggedor heboh pintu kamar Kimberly. Karena seingatnya, terakhir kali ia melihat buku sketch miliknya ketika bersama Kimberly. "Kimberly Daisy! Lauren!!" Panggilnya sekali lagi.
"Tidak, Sha. Aku tidak lihat sejak beberapa hari lalu. Nampaknya sudah lama." Jawab Kimberly sejujur mungkin.
Alysha melongos kesal, dan sedih. Kemana buku sketch miliknya? Dia serius ingin menangis sekarang, buku skecth itu masuk dalam list benda paling pentingnya. Karena disitu dia sudah banyak menggambar. Dan dia tidak mau kehilangan buku itu. Mengembalikan semua gambar itu dengan menggambarnya lagi? Alysha tidak yakin bisa melakukannya, tidak ada waktu.
"Uhh.. Maknae kita kenapa~?" Zia datang dan memeluk Alysha dari samping.
"Diingat-ingat dulu, Sha. Kapan terakhir kali kau melihatnya." Ilona yang berada didapur ikut menyahut.
"Temukan dulu, besok pagi kita sudah berangkat." Alenna menjawab tak mau kalah.
Alysha menggeleng, dia tidak ingat apa apa dalam seketika. Kapan dia melihatnya, dimana, dan saat ia sedang bersama siapa. Diruang latihan? Sepertinya tidak, jika iya, dia akan menemukannya sejak hari-hari lalu. Ruang latihan EXO saat ia diajari vocal dan rap? Tidak, Alysha sudah kehilangan buku itu sebelum hal itu terjadi. Benar kata Kimberly, sudah lama sekali.
"Cafe! Saat aku ke-cafe Universe
bersamamu!" Serunya ketika teringat.Ya, Alysha ingat saat itu dia sedang membawa buku skecth miliknya. Bersama dengan novel-novel yang ia dan para sahabatnya pinjamkan pada member EXO. Itu dia! Bisa saja bukunya ikut terbawa bersama mereka. "Mian," Ujar Kimberly dengan wajah tanpa dosa, namun dengan rasa bersalah. "Sudah, sudah. Toh besok juga kita bertemu dengan mereka." Ucap Ilona menenangkan Alysha, yang merupakan maknae digrup Twilight. "Yap, aku juga mau mengambil novel milikku untuk aku lanjut baca." Alenna juga ikut menimbrung setelahnya.
"Imut sekali, dasar Innocent Maknae~"
==Hawthorn==
Twilight serta EXO kini sampai didepan villa yang disewa oleh SM Entertaiment. Bukan main, villa itu cukup besar untuk ditinggali 14 orang. Apalagi Twilight satu kamar besar dengan 5 kasur, serta dua kamar mandi didalamnya. Kalau EXO, seperti mereka terbagi menjadi dua bagian. CCBX satu kamar dan lainnya berada dalam satu kamar lainnya. Pemandangan pantai yang dijanjikan juga sangat mengesankan. Pasir putih yang halus, pepohonan disekitar sana, juga matahari terbit dan senja pasti akan nampak indah disana. 5 yeoja dan 9 namja itu kini sedang berada diluar villa, menikmati angin sejuk disana.
Beberapa dari mereka bermain air, membuat istana pasir, atau yang lebih konyol-- Kai, Sehun, dan Ilona memanjat pohon kelapa untuk mendapatkan kelapa itu. Suruhan Chanyeol lebih tepatnya.
"Wahh! Sepeda!" Alysha memekik girang saat menemukan sebuah sepeda disamping villa.
Sepeda itu masih terlihat bagus, dengan sebuah keranjang sedang dibelakang. Ia menaruh jaket jeansnya disana, mengendarai sepeda itu memutari villa. "Aku mau jalan-jalan sebentar!" Ucapnya tanpa basa-basi langsung pergi menjauh dari sana. Mengabaikan teriakan Kimberly yang bertanya ia mau kemana.
Sedangkan Alysha sedang perasaan gembira mengayuh sepedanya. Membiarkan angin mengibaskan rambut Mouve champagne miliknya. Mata cantiknya terpejam dan membuka, iris ungunya yang indah berbinar bahagia. Alysha belum pernah merasa sebebas ini. Dirinya berhenti ketika melihat hamparan bunga-bunga yang tumbuh dengan bebasnya. Memekik tertahan, kemudian memetiknya secara hati-hati, seolah bunga itu merupakan makhluk hidup yang juga merasakan sakit, ia tak mau menyakitinya. Kemudian meletakkan bunga-bunga itu pada keranjang sepeda miliknya.
Dirinya kembali kearea villa, dengan keranjang penuh bunga. Entah bunga itu masuk dalam jenis Lavender, Wisteria, Larkspur, Hyacinth, ataupun Amaranth. Alysha langsung terhipnotis untuk memetiknya begitu melihat bunga-bunga itu. Ia bahkan juga diberi sebucket bunga Carnation dan beberapa mawar dari seorang penjual bunga yang ia temui tadi. Untung saja ia membawa ponselnya, jadi beberapa bunga yang tak sempat ia ambil telah ia potret disana."Oh, Chen oppa!" Panggilnya dengan girang saat melihat Chen berada ditepi pantai. Membawa sesuatu yang sangat familiar bagi Alysha.
"Buku skecth-ku?! Kenapa ini bisa ada padamu, oppa?"
"Oh, saat Kimberly meminjamkan novel untuk Xiu dan Suho hyung, tak sengaja terbawa. Gambarmu bagus, buatkan aku satu gambar dan akan aku kembalikan."
Alysha terkekeh kecil. "Apa ini? Penyuapan?" Candanya sebelum tertawa renyah bersama Chen.
Pada akhirnya dia juga tetap menggambarnya. Menggambar wajah Chen sudah tak begitu sulit baginya lagi. Walau agak susah menyesuaikannya, tapi bukan sebuah halangan besar. "Bunga bunga itu.. hasilmu memetik tadi?" Tanya Chen memecah keheningan disana. "Yap, jika oppa tertarik, aku mau membuat phone case dari bunga Dandelion nanti. Oppa mau? Kita bisa couple." Tawar Alysha dengan wajah santainya, tak mempedulikan wajah memerah Chen saat ia menyebutnya 'couple'.
"Dandelion.. artinya 'Hati yang berterimakasih' bukan?"
"Majja, oppa tau tentang bunga juga ternyata." Balas Alysha tanpa mengalihkan perhatiannya dari menggambar.
Membiarkan Chen memainkan rambut putihnya yang seolah memancarkan cahaya dibawah sinar senja. Juga membiarkan Chen melihat dengan seksama bagaimana dia menggambar. Oh, padahal Alysha saat ini hampir meledak jika tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ditatap bias sendiri? Hal paling gila yang pernah ya bayangkan. "Selesai," Ucapnya setelah menyelesaikan gambarnya. Menyerahkan itu pada Chen agar lelaki itu melihatnya dengan puas.
"Woah.. Cantik sekali.." Gumam Chen dengan penuh rasa kagum.
"Benarkah? Terimakasih, kau boleh memintaku untuk menggambar apa saja." Balas Alysha dengan tersenyum. Memancing bibir runcing Chen yang unik juga ikut tersenyum.
"Bagaimana kalau menggambar masa depan kita?"
"Hm?"
"ALENNA SERIUS?!!" Suara teriakan dari dalam villa menyita semua pandangan mereka.
__________________________
TBC..Mengganggu pemandangan aja deh, gak lyke akutu :*
Lagi mesra ama mas Jongdae juga kok :*Hope you guys like♡
Enjoy and vote please☆
Thankies~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hawthorn (EXO Fanfiction)
RandomSetiap orang pasti memiliki harapan. Hawthorn adalah lambang harapan. Berharap atas keinginan yang paling diidamkan. Mengharapkan sesuatu yang besar juga tidak salah kan. Bagaimana jika harapan itu terkabul? Hanya orang-orang bodoh yang akan menepi...