Time: Alysha Zafira Zarya

18 4 0
                                    

Author POV

Date: 31 December
Seorang lelaki dan gadis duduk bersampingan menatap sebuah hati besar dengan jam besar didalamnya. Jam besar itu menunjukkan waktu yang terus berjalan. Detiknya selalu berputar dengan jarum menit yang seiring akan berubah tempatnya.

"Berapa lama kita akan saling mencintai?" Sang gadis mulai bertanya.

Retina matanya masih menatap jam besar itu, sama seperti sang kekasih yang terdiam. Sang gadis menghembuskan nafasnya pelan. "Akankah cinta kita memudar seiring berjalannya waktu?" Tanyanya kembali begitu menyadari jarum menit itu telah bergeser posisi. Waktu yang terus berjalan tidak akan menentukan kapan saja hal akan terjadi. Yang dikhawatirkannya adalah apabila keduanya akan berpisah karena waktu.

Sang kekasih bangkit dari duduknya dan berjalan menuju jam besar itu. Melepas jarum detik, menit, dan jam itu. Kemudian kembali duduk disamping Si Pasangan.

"Tidak akan," Ucapnya sebelum mencium bibir gadisnya.

==Hawthorn==

Time: 04.21

Hari ini salju tak begitu lebat, jalanan tak begitu banyak dilapisi salju. Udara yang cukup dingin, namun beberapa kali semburat angin hangat biasa. Cahaya bulan hanya bisa menembus lapisan awan dingin itu sesekali. Sinarnya hanya semburat menghantarkan aura hangat.

Alysha baru saja menyelesaikan cerita singkat yang ia tulis. Dirinya hanya bosan sehingga tak ada yang bisa dilakukannya dan hanya membuat karya tulis singkat. Setelah keempat sahabatnya sudah menikah, dorm terkadang jadi sepi. Mereka yang pergi dengan member EXO, atau pergi ke SM Town untuk berbicara dengan Lee Sooman dan lain sebagainya. Sedangkan ia saat ini sedang sendirian, tak bisa melakukan apa apa. Ada sih, besok Twilight serta EXO akan merayakan tahun baru nanti. Dini hari begini rasanya tidak ada yang bisa ia lakukan.

Cling..

DanDaelion🌧️: Ganti baju sekarang
DanDaelion🌧️: Aku didepan, kita lihat sunrise bersama

Alysha tersenyum, terimakasih pada kekasihnya itu yang bersedia pergi bersamanya. Dirinya lalu cepat-cepat mengganti bajunya. Baju casual, toh pagi ini juga tak begitu dingin.

Ia keluar dari dorm dan mendapati Chen berada didepan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia keluar dari dorm dan mendapati Chen berada didepan sana. Tersenyum sembari menatapnya. Entah kenapa lelaki itu kini berlipat kali tampan hanya dengan pakaian  santainya. "Duh.. bisa mundur sedikit tidak? Ketampananmu berlebihan." Celoteh Alysha kemudian Chen tertawa. Matanya menyipit, membuat gadis itu gemas. "Lagipula aku menunjukkannya hanya padamu. Hanya padamu." Balas Chen tak mau kalah. Alysha tertawa kecil menanggapinya. Menggenggam tangan Si Pasangan dari dalam mobil hingga sampai ketempat tujuan.

Rooftop, Chen mengajaknya kesini. Rooftop dengan berbagai bunga yang tumbuh atau menggantung indah disana. Chen selalu saja bisa membuat Alysha luluh. Entah dengan apa saja, dia selalu bisa menaklukan hati pasangannya. Benar-benar ajaib, padahal ia mengaku bukan orang yang romantis. Keduanya berjalan perlahan menuju pagar pembatas yang dirambati mawar disana. Menikmati angin dini hari yang sejuk, matahari masih belum nampak. Mungkin sebentar lagi, ini belum masuk pukul 5 pagi. Matahari masih malu dan tengah mempersiapkan diri untuk terbit.

"Dear.."

Alysha menoleh, tepat setelahnya sebuah bunga Larkspur, Iris biru, dan Stock flower dalam satu bucket. Membuat gadis itu menyerngit bingung. Namun dengan gembira mengambil bunga itu. Mengingat-ingat ketiga makna dari bunga itu satu persatu. Maklum, Alysha terobsesi dengan bunga hingga tau apa saja arti per-bunga itu.

'Ikatan cinta yang kuat, harapan dan kepercayaan, serta ikatan kasih sayang..'

"Dear.. Aku tidak mau menunggu lebih lama. Aku sudah yakin dengan pilihanku. Alysha Zafira Zarya, kau maukan menjadi pendamping hidupku selamanya? Menjadi sandaran ketika aku perlukan, menjadi seseorang yang aku lihat sebelum dan sesudah tidur. Apa kau mau terus bersamaku?"

Deg!!

"So, will you be mine and will you marry me, Dear?"

Alysha terdiam, mencoba mencerna semua ini masuk kedalam otaknya. Tidak, dia bukan seorang yang bodoh yang akan mengira ini adalah semacam prank semata. Sorot mata lelaki didepannya ini benar-benar tulus, penuh pengharapan. Alysha masih tak bergeming, namun perlahan airmata mulai meleleh dikelopak matanya. Kemudian turun secara perlahan, menyambut matahari yang mulai memunculkan sinarnya.

"Aku percaya padamu, oppa.. Aku tidak mau melepaskan kesempatan ini, aku sungguh ingin bahagia bersamamu."

Kepalanya mendongak, iris ungunya bertemu dengan iris mata sang kekasih. Saling bertatapan, begitu dalam hingga menembus jiwa. "I will. I want to be your wife, Jongdae.." Dan tepat begitu finalnya, Chen memeluknya dengan erat. Begitu eratnya sampai keduanya merasa sesak. Saling menumpahkan airmata bahagia masing-masing. Keduanya yakin, dan percaya, ini adalah pilihan yang benar. Ketika mereka mendongak, Alysha mendapati bunga-bunga Dandelion berterbangan disekitarnya. Bersamaan dengan matahari yang memancarkan sinarnya. Dandelion itu melayang bebas diudara, mengitari mereka berdua yang tengah diiringi rasa haru dan bahagia.

"Jeongmal saranghae, Alysha Kim.."

==Hawthorn==

Date: 25 March
Time: 20.31

"Dande, kemana mama dan papa?" Cheonsa -anak perempuan berumur 7 tahun- bertanya pada adiknya.

"Mama menyuruh kita untuk tidur dulu, mereka pergi kegedung SM katanya." Balas sang adik.

Cheonsa hanya mengangguk patuh, ia mengambil buku novel dengan judul Path of Life karya Pisces Psyche. Ya, itu novel buatannya ibunya, membuat kedua anaknya salut dengan kedua orangtuanya yang begitu berbakat. Sedangkan Alysha dan Chen kini berada dirooftop gedung SM. Tempat dimana mereka menjalin hubungan pertama kali. Keduanya nampak bahagia. Tentu saja, ini adalah anniversary hari pernikahan mereka. Sebuah kebahagiaan mengingat mereka yang berhasil melewati masa masa sulit bersama. Keduanya duduk ditepi pembatas, menikmati angin malam untuk kesekian kalinya.

"Terimakasih sudah mau percaya padaku, Dear. Melewati semua waktu bersamaku, hanya milikku." Bisik Chen sambil memainkan jemari Alysha.

Bibir runcingnya tersenyum saat mendapati cincin pernikahan mereka yang terpasang cantik disana. Ia ingat betapa bahagianya ketika memasangkan cincin itu untuk pertama kali dan terakhir dihidupnya. Mengklaim bahwa Alysha mutlak hanya miliknya dengan marga Kim dibelakang nama gadis itu. Mereka yang telah bersama sepanjang waktu, menembus semua masalah yang datang tiba-tiba, tetap mengeratkan pegangan dan tak melepaskan satu sama lain. Waktu-waktu itu sungguh berharga bagi mereka. Canda dan tawa, peluh dan keringat, senyum serta airmata. Mereka telah lalui bersama sepanjang hidup mereka.
Keduanya saling memeluk, menyalurkan perasaan satu sama lain. Mereka percaya, seperti bunga Edelweis. Cinta mereka akan abadi, untuk selamanya.

_____________________________
TBC..

YUUUHUUUU SELESAAAAAAAIII TINGGAL FINALNYA DOANG TRUS HAAABIISSSSS ♡♡♡♡♡

eh btw, ini cincin nikahku sama Jongdae ^3^

Hope you guys like♡Enjoy and vote please☆Thankies~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hope you guys like♡
Enjoy and vote please☆
Thankies~

Hawthorn (EXO Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang