Author POV
Gadis dengan rambut hitam lurus yang hampir sepinggang itu memasuki rumahnya dengan pelan. Kedua matanya sembab, dia merasa sangat pusing. Kaki jenjangnya melangkah lelah kedalam kamarnya. Tepat saat ia membuka kamarnya, seseorang menariknya masuk dengan kasar. Membantingnya kelantai dingin kamarnya.
"Kau!"
"Kamu pintar, sayangnya kamu terlalu basa-basi dalam rencanamu dan kurang cepat."
Tak membiarkan gadis tadi menjawab, seseorang tersebut langsung menyeret gadis itu masuk kedalam kamar mandi. Menjambak rambutnya dan memaksa untuk berdiri, sebelum menjatuhkannya kedalam bathup penuh air. Mencekik leher gadis itu hingga membuatnya kehilangan nafas. Kakinya bergerak resah, tangannya mencoba melepaskan cengkeraman dilehernya. Dadanya sesak, gelembung air perlahan mulai tak keluar dari mulutnya. Ia tak bisa bernafas karena didalam air, namun ia juga butuh bernafas karena orang itu mencekiknya.
Seseorang tadi tersenyum miring setelah gadis itu tak bergerak. Ah, ide menenggelamkan adalah yang terbaik ketika dia tak membawa pisau kesayangannya. Setelah ini dia juga harus kembali kerumah 'teman'nya untuk mengambil pisaunya yang tertinggal. Harus cepat sebelum mayat itu membusuk dan menghalangi jalannya lagi.
"Kau selalu mengeluh tentang hidupmu yang kau bilang berat. Kau bilang ingin berhenti. Aku sudah membantumu sekarang. Tidak perlu berterimakasih, aku senang sekali bisa melakukannya."
Setelah itu, seseorang dengan pakaian serba hitam itu tertawa jahat. Tawa yang selalu memenuhi dirinya setelah berhasil membunuh para temannya satu persatu.
Pik..pik..pik..pik..
Ctik,ctik.."Setelah ini She akan membunuh siapa? Aku lupa kerangka naskah yang sudah aku buat. Oh, yang rambut ikal sepinggang itu ya, dengan handguns."
Alysha mengetik dengan cepat dilaptop miliknya. Sesekali menyeruput jus jambu yang ia siapkan tadi, atau memakan keripik kentang yang ia ambil dari laci dapur. Kepalanya mendongak sesekali, mencoba mencari inspirasi kata kata. Tersenyum tipis saat hidayah mendatanginya dan langsung ia ketik secepat kilat. Takutnya jika itu menghilang di-otaknya dan membuatnya stuck. Karena dia sering seperti itu, mendapat inspirasi, menundanya sebentar, lalu inspirasi itu menghilang. Menyebalkan memang, untungnya ide membuat kerangka dalam lembaran kertas bisa berguna untuknya.
"Itu work yang apa? She atau yang milik kita itu?" Tanya Zia yang tiba-tiba saja datang.
"Oh hei, kau sudah bangun. Ini yang She, aku mengerjakan yang milik kita secara backstreet saja. Aku sudah sampai chapter 20 yang milik kita itu, kau tau. Dalam jangka waktu hanya dua minggu." Balas Alysha membanggakan dirinya.
"Backstreet, backstreet.. Kau kira Alenna dan Sehun?"
Alysha tertawa pelan mendengar tanggapan dari Zia. Kembali melanjutkan kegiatannya mengetik cerita yang ia buat. Membiarkan Zia yang juga sudah terbangun sama sepertinya untuk duduk disampingnya.
"Gadis itu ditemukan tenggelam didalam bathup dengan luka memar disekitar leher? Creepy sekali.."
Kai bergidik ngeri saat tak sengaja membaca sepotong kalimat dalam fanfiction yang dikerjakan Alysha. Gadis itu cepat-cepat menjauhkan laptopnya agar Kai tidak melihatnya lagi. Bukan apa apa sih, tapi ia harus menjaga identitasnya sebagai seorang penulis. Tapi nampaknya.. Kai telah mengetahuinya.
"Kau seorang penulis?? Hebat!!" Seru Kai kegirangan.
"Siapa yang jadi apa?"
"Kyung hyung! Kalian tau?? Alysha ternyata adalah seorang penulis." Adu Kai pada Kyungsoo dan member lainnya.
Uh-uh, nampaknya identitas Alysha mulai retak karena member EXO mengetahuinya. Tak masalah, hanya member EXO, mereka itu terpercaya. "Umh.. Kami sebenarnya punya sesuatu yang bisa dibilang prestasi diluar trainee." Zia mulai ikut menanggapi, ia menjeda ucapannya. "Alysha seorang penulis, aku youtuber yang sering meng-cover lagu kebahasa Indonesia, Ilona adalah editor pro yang pernah dapat tawaran bekerja sama dengan produksi film, Alenna memiliki cafe dibeberapa negara, dan Kimberly punya akun fanbase EXO yang terkenal, dia juga pernah masuk keacara televisi Indonesia."
Member EXO berdecak kagum, ternyata lima gadis cantik ini luar biasa dari yang mereka bayangkan. Alysha menutup laptopnya dan mengangguk menyetujui penjelasan sahabatnya, Zia. "Jadi kalian harus diam oke?" Pintanya pada member EXO sambil meletakkan jari telunjuknya didepan bibir tipisnya, sambil memberi wink seolah mengatakan aku-percaya-pada-kalian."Kau tentu bisa mempercayai kami." Balas Suho sambil melakukan gestur tangan 👌 seperti ini.
"DAMN! LIHAT APA YANG KAMI TEMUKAN!"
Semua pasang mata yang ada disana terarah pada Ilona dan Alenna yang masuk kedalam villa. Mereka membawa sekantung kain yang membungkus sesuatu didalam itu. Membawanya ke-meja diruang tengah, membuka bungkusan kain itu secara perlahan. Tercengang ketika melihat apa yang ada didalamnya. Beberapa berlian dan benda-benda berkilau lainnya. Ini tak bisa dipercaya, bagaimana ada benda-benda berharga seperti ini?? Kalau begini caranya, mereka harus menjaga rahasia tentang yang mereka temukan ini. Lumayan bisa mereka miliki untuk ya.. sekedar kenang-kenangan bersama mungkin? Ini ditemukan diatas pohon, tidak ada orang lain yang memilikinya.
"Kalian menemukannya dimana??" Tanya Xiumin penasaran. Ia meraih potongan diamond yang ada ditangan Lay.
"Saat aku mau bermain kapal-kapalan dengan daun untuk membuat video aesthetic. Aku melihat seperti gulungan daun disalah satu daun kelapa. Kami melemparnya sampai jatuh."
"Saat kami dekati, itu hanya daun yang menutupi kain ini. Saat kami buka, semua yang ada didalamnya ini terdapat disana!"
Ilona dan Alenna menjelaskan dengan nada penuh heran dan rasa tak percaya. Disana ada beberapa diamond, mutiara.. hal-hal yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. "Vibranium," Gumam Chanyeol sambil menyentuh salah satunya. "Sungguh? Vibranium, aku mau." Ujar Alysha kemudian mengambil vibranium itu dari tangan Chanyeol. Mengingat-ingat tanggal berapa ini, kemudian tersenyum simpul.
"Vibranium itu apa?" Tanya Ilona tak mengerti. "Kau mau buat apa dengan benda itu?" Kini Kimberly yang bertanya.
"Cari sendiri di-naver."Jawab Alysha atas pertanyaan Ilona. Ia melirik sekilas kearah Chen, yang juga tengah menatapnya. "Aku mau buat sesuatu." Ucapnya setelah itu.
Cling..
Managernim Hyung: Suho-ya, malam setelah liburan selesai, ada dinner keluarga SM
Managernim Hyung: Beritahu Twilight jika mereka belum tau
Managernim Hyung: Hanya itu saja, nikmati waktu kalian__________________________
TBC..Hai guize :) Sorry telat up :v
Hope you guys like♡
Enjoy and vote please☆
Thankies~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hawthorn (EXO Fanfiction)
RandomSetiap orang pasti memiliki harapan. Hawthorn adalah lambang harapan. Berharap atas keinginan yang paling diidamkan. Mengharapkan sesuatu yang besar juga tidak salah kan. Bagaimana jika harapan itu terkabul? Hanya orang-orang bodoh yang akan menepi...