Bab 1 _ Dia yang Masih Abu

1.6K 115 2
                                    


Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh !!
Ini ni guys part 1 nya.
Enjoy reading
Typo, benerin sendiri ya.😂
Aku yakin pasti pembaca lebih cerdas dari pengarang. 😎

***

Tanpa kalian sadari,
justru menjadi androphobia itu
Keistimewaan yang luar biasa
Terhindar dari dosa zina

***

Pagi yang cerah, secerah hatiku. Mentari menampakkan wajah dengan girangnya. Pepohon mendayu-dayu berhembus semilir oksigen didepan ku. Hijau segar menentramkan hati gundah gulana.

Aku mengendarai sepeda motorku menuju tempat menimba ilmu yang sebelumnya ku jemput sahabat karibku. Mewujudkan cita-cita demi kemajuan nusa dan bangsa tercinta.

Sesampainya dalam sekolah, aku melewati lorong yang masih sepi. Seperti biasa aku datang masih pagi sekali. Hanya bermaksud untuk menghindari tatapan tak menyenangkan. Lebih tepatnya aku menghindari kecangguan dari makhluk yang berjeniskan laki-laki.

Gemetar tanganku jika dekat dengan laki-laki. Padahal aku entahlah tak mengerti penyebab pastinya. Aku terdiam didalam kelas hingga semua teman kelasku mengumpul semuanya dan dimulailah jam pembelajaran siswa.

Sejujurnya aku bosen dengan materi kali ini. Karena mendadak kepala ku pening akibat melihat angka yang tertulis dipapan tulis secara acak-acakan. Ku banting bukuku yang tak bersalah itu memilih untuk sekedar mangut-mangut memahami, walau kenyataannya tak ada satupun yang menyangkut dalam otakku sih. Sekali aku memahami, semuanya nampak kabur dalam ingatanku. Mungkin angka itu tak sudi hanya untuk sekedar singgah dalam otakku.

Memilih tidur untuk merefress otakku yang mungkin udah lecek karena terlalu keseringan diacak-acak.

"Itu yang duduk disana?"

Aku masih enggan untuk membuka mataku, namun perlahan terbuka juga mataku.

"Ewh iya Pak." Dengan gerakan cepat aku langsung memegang bukuku.

"Coba kerjain soal didepan!" Suruh bapak-bapak yang setengah rambutnya telah dimakan usia itu. Lebih tepatnya seorang guru, harusnya ku manggil beliu tapi ya karena ketidaksukaan aku jadinya agak sedikit memanggil nyleneh. (please jangan ditiru oke !!👌)

"Haduehhh,,," aku menepuk keningku yang makin berdenyut

"Hheee,,," aku tersenyum nyengir sambil menggaruk leher yang kuyakini tak gatal, memang tidak gatal.

"Kenapa? Gak bisa? Sudah sana cuci muka cepat. Makanya guru jelasin jangan tidur !"

Aku langsung berlari menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka. Gak berlari deng, berjalan aja kok, sebelumnya ijin dulu entar gak ijin marah lagi.

Didalam kamar mandi, kulihat pantulan bayangku dalam cermin. Ada kilauan hijau terkena sinar yang menyilaukan mataku. Tertulis nama sunlight dibenda itu. Segera ku mencuci muka ku dengan sunlight agar bersih, tanpa bau amis. Ciahhh,,, bercanda guys. Masa iya uwe cuci muka pakai sunlight. Setelah dirasa cukup cantik dengan penampilanku aku berjalan kembali menuju kelasku, tak mau guruku marah-marah lagi hanya karena aku yang lama berada dikamar mandi aku pun berlari.

Bruggg !!!

"Awww,,," pekikku agak lebay. Bukan lagi lebay tapi juga sedikit menyumbang kata alay.

"Ewh maaf-maaf gak sengaja." Seseorang yang menabrak ku itu mengulurkan tangannya padaku membantuku untuk berdiri.

Sebelumnya ku lihat tangannya, putih mulus, bening, bersih seperti tanpa kaca. Baru jari-jarinya sudah klepek-klepek aku. Kuperhatikan lebih lanjut lagi. Kulihat wajahnya bening, sebening embun, mulus, licin lagi lalat pun pasti akan tergelincir saat nemplok dipipinya. Ciahhh... papan main plosotan anak lalat kali ea.

Tapi yang lebih membuat terkejoet aku, dia seorang laki-laki tulen dengan seragam beda bukan seragam kebanggaanku. Yah dalam prolog udah aku ceritakan kan ? Iya aku androphobia.

Karena udah gemeteran setengah sadar, bukannya menerima uluran tangannya aku langsung berdiri, dan tanpa babibu ku langsung berlari menuju kelasku. Dengan masih ngos-ngosan ku langsung duduk dibangkuku tak lupa mengucap salam saat masuk.

"Kenapa lho Bil ?" Heran temanku disebelahku. Ya wajarlah nanya gitu orang aku masuknya aja gak wajar sih.

Dengan aku yang orangnya emang super duper cuek, ku hanya menanggapi dengan gelengan aja, dan melanjutkan mencatat, catatan yang ada dipapan tulis.

Tak ambil pusing teman disebelahku karena tak mendapat jawaban dariku, dia kembali fokus kedepan.

Tak lama, akhirnya guru tersebut menyudahi agenda mengacak-acak otak siswanya bersamaan dengan bel yang berdentingan saling menyahut.

"Bil ngantin gak ?"

"Yok dah,,"

Aku segera menuju kantin bareng temanku, Sabrina. Disela perjalanan kami, bisik-bisik tetangga pun mulai menyruak menyakiti gendang telinga.

"Ewh tau gak ada siswa baru lho,,"

"Owh yang ganteng banget itu ya?"

"Ya gitu deh iwh,,, pokoknya pengen gue gercep deh jadiin pacar."

"Heh,, yang ada ma sebelum kau bicara, udah kabur dulu dia."

"Hahahahah..." Tawa yang lainnya.

Sungguh tak ku suka kebisingan, apalagi tentang cowok. Tau sendirilah aku ini phobia, bukan berarti aku menjadi homo ya aku masih suka ko sama cowok. Hanya mungkin sebatas dari kejauhan saja. Aku kalau deket cowok gemetar hebat, dan kalau terlalu lama bisa mual-mual. Aneh bukan? Keanehan ku ini ku anggap kelebihan ku aja posthink aja ya kan. Aku ini istimewa, istimewa dengan karena takdir Allah.

"Emang siapa sih Sab, siswa baru itu ?" Entah angin dari mana aku menanyakan hal itu.

"Ga tau si, katanya bakal datang hari ini dan katanya juga ada dikelas kita." Dia ikut heboh. Aku kira dia dari tadi diam aja, cuek gitu sama yang gituan. Ternyata gercep juga sih dia exaited banget gituh.

Bruggghhh,,, Prankkk,,, !!

"Aww... "

****

Hola-hola 😂🤗
Seneng deh bisa publish cerita ini.😊
Semoga kalian terhibur,, 😋
Ambil baiknya, dan buang buruknya aja dah ea.

Tunggu next partnya😚 ya guys,,
Pasti seru,,, deh😍.

Oh ea jangan lupa !🤔
Vote n commentnya !
By by by !! 🤗🤗

Androphobia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang