Androphobia (End)

Bab 28_Terungkap

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh!
(Jawab ! yang gak jawab dosa😂)

Up gaisss...

****

Bangunan tersembunyi ditengah taman itu memang pantas untuk dicurigai. Dilihat dari cat temboknya memang sudah terkelupas dimana-mana. Pintunya masih terbuat dari kayu, tamannya pun tidak terurus, belum lagi dengan jaring laba-laba yang bergelantungan dimana-mana. Sangat terlihat bahwa bangunan tersebut sudah ditinggalkan oleh tuannya tahunan lalu.

Namun siapa sangka bahwa didalam bangunan tersebut sungguh 180° berbeda dengan tampak luarnya. Sangat bersih, dan benda-benda tersusun di sebagai mana mestinya. Ruangannya pun tersibak bau wangi yang menentramkan siapapun yang berada didalamnya.

Brakkk!!!

Pintu terbuka dengan lebar,

"Waww amazing!"

"Beda banget cuy!"

"Gak nyangka dalamnya seperti ini."

"Aduh nyamannya."

"Kita disini buat nyari kebenaran." sebuah suara tegas menghentikan kekaguman mereka.

"Udah biarlah."

Raga yang melihat kembaran nya itu menatap tak suka teman-temannya mencoba untuk meredakan emosinya.

Tidak ingin mempermasalahkan teman-teman kembarannya Raga langsung memanggil pembantunya. Rania datang tergopoh-gopoh dari dapur.

"Mama mana ? Bodyguard-bodyguarnya juga pada kemana?" tak ingin berbasa-basi Raga langsung menanyakan maksud dan tujuannya.

Rania yang ditanya seperti itu menjadi gugup seketika. Entah apa yang ia sembunyikan, hanya Rania yang tau.

"E..ee... Mmm Mama kan jam segini masih kerja tuan." jawabnya dengan menutup kegugupannya.

Raga yang melihat itu melirik tajam kepada pembantunya itu. Ada yang gak beres? Batinnya. Rania sudah tidak berani menatap tuannya itu, ia tak pandai berbohong jika didepan tuannya.

"Lo... Jawab ju-,"

"Kenapa Ga, wah ada makanan banyak. Makan kuy!"

Wahyu datang tiba-tiba memotong pembicaraan Raga dengan Rania.

Rania bernafas lega bisa terlepas dari situasi yang sangat mendebarkan itu. Ketika teman-teman tuannya itu berdatangan.

"Iya ayo dimakan saya masak banyak. Em permisi tuan masih ada kerjaan didapur."

Rania segera pergi dari situasi itu, namun tak urung jua mau seberapa jauh ia menghindari tuannya. Tetap ia tidak akan bisa terlepas, ia sudah berjanji dengan mama Raga untuk menjaga anaknya dan menyembunyikan rahasia.

Sepergian pembantunya itu, Raga masih menatap penuh curiga. Ia mencoba bersabar dan nanti akan ia tanyakan. Tunggu aja, akan gue buat lo berkata jujur! Batinnya sambil tersenyum devil.

Ketujuh adam itu pun makan dengan lahapnya tanpa memperdulikan dengan Raga yang sudah berraut tak mengenakan.

Berbeda dengan Dirga yang memang kembarannya, mungkin ada insting kesaudaraan hingga membuat ia merasakan apa yang juga dirasakan Raga.

***

Candra dan kawan-kawan kini tengah santai memainkan ps dikamar Raga. Berbeda dengan Raga dan Dirga yang masih berada dimeja makan.