Bab 9_ Insiden Tugas Kelompok

348 38 6
                                    

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh !
🤗🤗

Gak jawab dosa,
😠

Up genk ,,, hhee... 😘
Happy reading ! 😊

***

"Barang siapa yang selalu mengerjakan Sholat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih di lautan"
(HR Turmudzi)

***

Hari ini aku berankat pagi, dan tentunya bersama Alya. Dikoridor sekolah tiba-tiba,
,
,
,
,
,
,
,
,

"Eh anak udik, berangkat. Udah udik pelakor lagi." Yah semenjak kejadian dikantin itu semua angkatan tau kalau aku deket dengan Dirga, ya padahal kagak sama sekali. Termasuk satu kakel sotoy ini yang udah deh percaya muales banget ketemu dia.

Cukup diam, apa lagi yang bisa aku lakuin selain diam ? Balas omongannya? Nyakar-nyakar muka dia? Hemmm,, keliatan bodohnya aku dong.

Semenjak itu pula orang-orang jadi sinis melihatku. Arghh... Semua gara-gara Dirga. Kapan seh sekali aja kagak bikin masalah yang ngelibatin aku.

"Sabar Bil, gue selalu ada disamping lo." Ucap seseorang disampingku.

Aku sangat, sangat bahagia mendapatkan sahabat yang bukan hanya ada disaat kita senang, tapi juga ada disaat kita dititik terendah. Menyemangati kita dengan kata-katanya. Aku bisa melupakan segala permasalahanku ketika ada sahabat disampingku. Tak butuh teman banyak ada disampingku karena,

Satu sahabat yang peduli dengan kita sudah lebih dari cukup dibanding 1000 teman yang tak pernah benar-benar peduli dengan kita.

Ya begitulah seharusnya seorang sahabat, peduli dengan kita. Well, tapi jangan pernah mencari seorang sahabat yang sempurna ! jika kau melakukannya maka selama itu kamu tidak akan pernah memiliki sahabat. Karena pada dasarnya semua orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Yang nampak sempurna, jadikan kelebihanmu sebagai penutup kekurangan sahabatmu.

"Gue sabar kok Al, apalagi nunggu doi peka. Kurang apalagi coba sabar Gue Al." Melupakan sejenak permasalahanku dengan belek eh Bella.

"Gue lagi serius, lo becandain."

"Ya udah ayo kalau mau seriusin, kita dafar ke KUA."

"Gak jadi deh."

"Kenapa ?"

"Gue masih normal. Ya kali nyeriusin elu mending nyeriusin bias aku."

"Heleh bias aja lu pikirin, belum tentu juga dia mikirin lu, mikir lu idup kagak juga enggak kok."

Brughhh !

"Gak usah kebanyakan bacod, yuk masuk." Ajak Dirga tiba-tiba menyelusup diantara aku dan Alya. Apa coba !

"Dirga ! My bebeb" aku, Alya auto menutup telinga, suaranya itu loh melengking dikira lagi main di hutan gitu pake teriak-teriak.

"Kok muka lu lebam."

Aku dan Alya segera menuju kelas masing-masing dan menghiraukan dua sejoli itu. Cocoklah 22nya selalu bikin gara-gara. Tapi sayup-sayup juga aku mendengar Dirga lebam? Ah masa bodo bukan urusan aku.

Androphobia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang