Bab 2 _ Dia

997 96 2
                                    

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh guys !!
Salam manis buat readers 😘
Alhamdulilah nih aku up lagi.
Silahkan membaca ,,,!

***

Tolong !! Jangan dekat-dekat denganku. Kamu gak baik buat kesehatan jantungku.


______________________________________


"Aww,," Pekikku untuk yang kesekian kalinya dan yah pada orang yang sama. Hohoho.... Luar biasah.

"Maaf.. maaf.. tidak sengaja." Dan untuk sekian kalinya lagi-lagi dia minta maaf.

Oke bagus,,, sekarang aku jadi pusat perhatian dan aku benci itu.

Dengan segala tatapan mata antara benci, cemburu, iri, exiced, terpana. Bukan masalah sebenarnya mereka mau menatap bagaimana kan, hanya saja kini aku yang jadi intinya, pusat perhatian mereka.

Aku menunduk tanpa mengucap sepatah kata pun dan segera pergi dari lokasi kejadian. Reaksiku mulai menjadi, jika ku tetap berdiri disana aku tak bisa memastikan bahwa aku akan baik-baik saja.

"Bil,, Bil,, Bilqis,," Aku tetap tak menolehnya, yang ku fokuskan adalah aku segera pergi dari pusat perhatian sekedar untuk menenangkan diriku.

Aku memutuskan untuk melangkahkan kakiku menuju taman belakang sekolah. Sampai ditaman belakang, aku mengatur nafasku untuk menetralkan spot jantungku berharap reaksiku segera berhenti. Ku pandangi pepohonan disekitar taman ini, menghirup dalam-dalam oksigennya. Sambil duduk bersila aku membuka ponsel mentape icon Al-Qur'an dan mulai melafadzkan huruf hijaiah yang berjejer dan saling mengikat menimbulkan makna  indah. Membuat sang pembaca merasakan kententraman dalam hati.

Ku terhanyut dengan lantunan ayat yang aku baca. Setelah agak rileks aku segera mengecek jam dihandphone. Sebentar lagi bel akan berbunyi, aku menyudahi kegiatanku dan segera beranjak pergi menuju kelas.

Gdubrakkk!!

Srekkk,, srekkk

Suara itu tiba-tiba tertangkap daun telingaku untuk kemudian dilanjutkan menuju gendang telingaku melewati lobang telinga, rumah siput dan masih banyak lagi lainnya yang kemudian teralir menuju otak, diterima oleh syaraf-syaraf otak sehingga menimbulkan impuls reflek menoleh menuju dimana suara itu ditimbulkan. (Wadidawww,,, pelajaran biologi tentang bagian-bagian telinga. Siapa hayo yang tau? Yang pinter biologi pasti sambil ketawa bacanya. 😂😅 Yang merasa gak tau makanya belajar🤓 jangan banyak main hihihi,,,🤒 kayak mimin😥 Astagfirullah.)

Aku berjalan mendekati sebuah pohon besar yang terdapat semak belukar, nihil tak ada apa pun dibalik semak belukar. Kecuali dengan tanaman yang banyak terdapat duri. "Aw,,, banyak sekali durinya." Setelah mengecek tidak ada apa pun, aku tak ambil pusing mungkin kucing atau orang iseng aja.

***

"

Kemana aja sih lu. Tadi gue panggil-panggil juga." Intinya aneh aja dia kepoin aku, biasanya peduli aja tidak. Sudahlah aku terlalu bersikap nethink mulu perasaan.

"Hmm.. lupa sesuatu."

"Oh." Tuh kan dia emang gak benar-benar peduli. Semua itu hanya kepalsuan terkecuali sahabat karib aku sih. That you know ! Sahabat karib itu kek segalanya gitu, tau mana yang tersenyum diluar  ambyar didalam, pun sebaliknya ambyar diluar yang sebenarnya tersenyum dalam hati.

Setelah kata oh terucap, pasti semua orang bingung mau ngomong apalagi. Kata oh itu menandakan berakhirnya obrolan. Kecuali berbicara dengan sahabat karib, tidak ada kata oh yang berakhir pasti ada aja yang mau dibahas sampe hal terkecil yang unfaedah pun dibahas.

Androphobia (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang