"Bahkan yang dulunya sedekat nadi pun bisa menjadi sejauh matahari."
~♥~
"DIRAAAA."
Gadis cantik berambut panjang tersebut berteriak ketika melihat temannya yang baru masuk ke arah gedung utama sekolah. Dari jauh, dia melambaikan tangannya.
Dira. Gadis tersebut tersenyum manis ke arah sahabatnya lalu terkekeh pelan melihat tingkah gadis yang sudah lama menjadi sahabatnya itu.
Gadis dengan setelan rambut di kuncir kuda dan cardigan hitam yang menjadi ciri khasnya, berjalan pelan mendekati sahabatnya itu.
Ketika mereka berdua telah bertemu. Dira tersenyum manis ke arah gadis yang memanggilnya dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari wajahnya sejak melihat Dira tadi.
"Kenapa senyam senyum," ucap Dira. "Tumben nungguin gue di sini, ngga biasa," lanjut Dira yang heran.
"Tau ngga Dir," ucap gadis itu tidak menjawab pertanyaan Dira.
Dira menggeleng "Ngga."
"Ih lo mah."
"Kan lo belom ngasih tahu Julaiha," balas Dira.
"Oh iya lupa," balas gadis itu terkekeh "Dir kitaaa..." lanjut gadis itu dengan mengantungkan kalimatnya.
"...SEKELASSSS." Gadis itu bersorak senang.
Dira melihat gadis itu "Serius?" tanya Dira yang tidak percaya.
Pasalnya dari kelas 10 dan 11, mereka tidak pernah sekelas hanya saja bersebelahan kelas jika Dira IPA 1 maka sahabatnya itu IPA 2. Namun, mereka akrab sejak Sekolah Dasar.
"Ya ampunn akhirnya bisa sekelas sama Julaiha," lanjut Dira dengan memeluk erat teman sekaligus sahabatnya itu lalu melepaskannya.
Gadis yang habis di peluk Dira menatap Dira kesal "Dir, please call me Jully, Julaiha is my mom," ucap Jully kesal karena dari tadi Dira memanggilnya dengan sebutan Julaiha. Yang notabennya adalah nama mamanya.
Dira terkekeh "Hehhe sorry. Tapi gue seneng banget tahu ngga kita sekelas. Dari masuk SMA kita ngga pernah sekelas. Akhirnya di masa-masa akhir sekolah kita sekelas. Memang ya semesta kadang suka mempermainkan," ucap Dira kembali memeluk Jully karena senangnya.
Jully membalas pelukan Dira "Udah ah lebay banget. Biasanya juga kita ketemu, kenapa jadi melow melow najong tralala gini," kata Jully tertawa.
Dira melepaskan pelukannya lalu tertawa bersama Jully.
"Btw kita kelas XII berapa?" tanya Dira penasaran.
"Kitakan kemarin IPA terus karena kelas IPA cuma ada tiga kelas. Gue IPA 2 dan lo IPA 1 kita di gabungin ke kelas baru IPA 4. Itu gabungan dari anak kelas IPA 1,2 dan 3," jelas Jully.
Dira mengangguk mengerti "Berarti kita anak buangan dong?" ucap Dira yang baru menyadari bahwa ada kelas tambahan untuk anak IPA.
"Elah iya buset, gue juga baru sadar," balas Jully. "Yaudah sih siapa tahu anak-anak kelas kita bisa buat catatan akhir sekolah jadi jauh lebih menyenangkan dan bisa membuat banyak kenangan nantinya," lanjut Jully percaya.
Dira menarik nafas, benar kata Jully. Siapa perduli kalau anak-anak dikelas mereka nanti adalah anak-anak buangan. Yang mereka inginkan hanyalah sebuah akhir yang indah ketika tamat dari sekolah tersebut.
"Yaudahlah skuyy ke IPA 4," ajak Dira merangkulkan tangannya ke belakang leher Jully.
"Skuyy, i'm ready to be a senior hahaha," tawa jahat ala-ala mbak kunti Jully.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga & Dira
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Hargai orang yang berusaha buat cerita ya dengan vote dan komen 💛🙏 ~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~ Ini cuma cerita anak SMA biasa yang kembali dipertemukan oleh semesta. Dirga dan Dira adalah mantan sepasang kekasih...