Terkadang, kita harus berkorban kan?
~♡~
Sebentar lagi bell masuk kelas berbunyi.
Dirga telah berada di tempatnya. Wajahnya bersinar. Mungkin karena semangatnya telah kembali. Mamanya telah sadar.
Bell masuk berbunyi. Seorang guru perempuan masuk ke dalam kelas.
"Selamat pagi." Ucapnya.
"Pagi bu." Jawab mereka kompak.
Guru tersebut duduk pada tempatnya. Mengabsen satu persatu siswa yang berada di dalam kelas.
Setelah mengabsen guru tersebut menyuruh mengumpulkan tugas mereka.
"Kumpulkan makalah kalian." Ujar bu Aini.
Sontak Dira membulatkan matanya.
"Makalah?"
Gadis itu bertanya sendiri. Jantungnya berdegub cepat.
Dira menoleh seberangnya.
"Na, ada tugas makalah ya?" Dira bertanya pada Dina. Gadis yang tengah berdiri ingin mengumpulkan tugas kelompoknya.
Dina mengangguk "Iya Ra, tugas kelompok minggu lalu."
Dira membuka mulutnya. Astaga. Rasanya jantung Dira benar-benar ingin lepas.
Dira baru ingat jika minggu ini ada tugas. Bagaimana ini. Kelompok kemarin, yang Jully mengajak Dirga, Aji, dan Gilang. Mereka berlima.
Dira khawatir bukan main.
Di lain sisi, Aji bertanya "Yang kelompok kita mana Jull?"
Jully mengedikkan bahunya "Ngga tahu."
"Lo gimana sih? Yang kelompok berlima itukan?" tanyanya lagi.
Jully menghela napas "Iya, gue juga ngga tahu."
"Mampus."
Dira mengigit bibir bawahnya. Jantungnya berdegub kencang bukan main. Baru kali ini Dira tidak membuat tugas. Biasanya walaupun kelompoknya tidak membuat, gadis itu pasti ingat untuk membuatnya sendiri apalagi tugas satu minggu yang lalu.
"Kenapa hanya ada 5 kelompok?" Bu Aini guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertanya.
"Satu lagi mana?"
Semua orang berbisik-bisik.
Tidak ada jawaban. Bu Aini memeriksa nama siapa saja yang tidak ada.
5 menit berlalu akhirnya bu Aini tahu siapa saja orangnya.
"Aji, Andira, Dirgantara, Jully, dan Alexander maju ke depan."
Mereka berlima menghela napas.
Dira semakin kuat mengigit bibir bawahnya karena takut.
"Rileks aja." Dirga bersuara saat mereka hendak menuju ke depan.
Dira tersenyum kecil, berusaha rileks tapi tidak bisa membuat Dira berkeringat dingin.
Mereka berlima berdiri di depan kelas.
"Kenapa kalian tidak buat tugasnya?" tanya bu Aini pada mereka.
Mereka diam tidak menjawab.
"Satu minggu ibu beri waktu. Kelompok pilih sendiri, masih saja tidak buat. Apa susahnya tugas ibu?"
Mereka hanya diam tidak menjawab pertanyaan bu Aini.
"Susahkah tugas dari ibu?" bu Aini bertanya pada murid yang duduk di bangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga & Dira
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Hargai orang yang berusaha buat cerita ya dengan vote dan komen 💛🙏 ~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~ Ini cuma cerita anak SMA biasa yang kembali dipertemukan oleh semesta. Dirga dan Dira adalah mantan sepasang kekasih...