Tidur memang tidak bisa membuat kita lupa akan segalanya. Tapi setidaknya dengan tidur kita bisa melupakan sejenak apa yang terjadi sebelum kita bangun lalu kembali pada kenyataan.
~♥~
Jully baru sampai di depan rumahnya. Rumah sederhana yang hanya di huni oleh dirinya dan mamanya. Jully membuka pintu bercat cokelat tersebut lalu masuk kemudian duduk di kursi yang berada di ruang tamu.
Jully melepaskan sepatunya dan menyenderkan kepalanya di kursi yang sedang di dudukinya.
Jully menarik napas kemudian menghembuskannya.
Rumahnya kosong sepertinya mamanya sedang keluar. Jully meregangkan otot tubuhnya karena lelah berkeliling toko buku tadi bersama Dira.
Matanya hendak memejam karena lelahnya. Namun, baru saja ingin memejamkan mata seseorang meneriaki namanya.
"Jully."
"Jully."
"Maen yok."
Jully segera membuka matanya.
"Aishh ganggu banget sih." Jully menggerang kesal kemudian berdiri lalu berjalan menuju pintu rumahnya.
Setelah berada di ambang pintu Jully melihat Aji yang tengah berada di depan pagar rumahnya. Jangan tanya Aji tahu dari mana rumah Jully. Karena Aji pernah mengantar Jully sekali dan sampai sekarang masih ingat dengan rumah gadis itu.
"Ngapain lo?" tanya Jully pada Aji yang tersenyum-senyum seperti orang gila.
"Kesini dulu kali, gue ngga minta sumbangan juga. Jangan suudzon dulu napa." Ujar Aji yang masih duduk di atas motornya itu.
Jully menghembuskan napasnya kemudian memakai sendal lalu berjalan menghampiri Aji.
"Ngapain sih?" tanya Jully sekali lagi.
"Buka dulu kek nih pager, gue kayak orang mau minta sumbangan bener kelihatannya."
Lagi-lagi Jully menghela napas, kemudian menuruti perintah Aji dan membuka pagar rumahnya.
Jully melihat Aji yang masih berseragam sekolah tengah duduk di atas motor sportnya.
"Ngapain lo kerumah gue?" untuk ketiga kalinya Jully bertanya apa maksud Aji kerumahnya.
"Gue mau tanya besok ada pr ngga?"
Jully membuka mulutnya lebar.
"Mau nanya itu doang?" tanya Jully tidak percaya.
"Ngga sih sebenernya, gue cuma mau ngasih tahu kalau kulit manggis kini ada ekstraknya."
"Hahaha." Jully tertawa memaksa. "Ngga lucu tahu ngga." Ujar Jully merubah raut wajahnya.
Aji tertawa melihat perubahan ekspresi wajah Jully "Tadi ketawa."
"Udahlah Ji. Mau ngapain sih lo udah mau maghrib ini. Lo mau di omongin tetangga nanti?"
"Gue kan ngga ngapa-ngapain, buat apa di omongin?" Aji mengedikkan bahunya.
Jully memutar bola matanya "Lo tuh ngga tahu. Bukan lo yang di omongin tapi gue."
Aji menghembuskan napasnya "Iya deh iya. Gue cuma mau nanya keadaan lo kok."
Jully tersentak "Keadaan gue? Gue oke ngga kenapa-kenapa." Ujarnya memegang seluruh tubuhnya.
"Yaudah kalau ngga kenapa-kenapa." Aji memegang helmnya.
"Sepenting itukah?"
"Iyalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga & Dira
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Hargai orang yang berusaha buat cerita ya dengan vote dan komen 💛🙏 ~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~ Ini cuma cerita anak SMA biasa yang kembali dipertemukan oleh semesta. Dirga dan Dira adalah mantan sepasang kekasih...