39. Khawatir

16.6K 874 181
                                    

Bukan hanya sebuah pemberitahuan tetapi ancaman.

~♡~

Aji duduk di bangku taman belakang sekolah. Menarik napas kemudian menghembuskannya.

Salahkah jika mencintai seseorang?

Salahkah jika harus berkorban untuk seseorang?

Salahkah jika terus berjuang untuk seseorang?

Rasanya apapun yang dilakukan Aji untuk Jully tak pernah dihargai bahkan tak pernah dilihat oleh gadis itu.

Sebegitu tidak sukanya kah Jully?

Entah kapan rasa itu muncul dalam hati Aji. Yang pasti dirinya hanya ingin dekat Jully dan selalu berada di sampingnya.

Tapi sayang. Bagi Jully, Aji hanya sebuah bayangan yang tak sengaja dilihatnya.

Aji mengacak rambutnya.

Aji jadi ingat bagaimana dirinya berjanji untuk Jully waktu itu.

Flasback On

Aji yang hendak pulang sekolah melihat Jully berjalan ke arah taman belakang. Melihat itu membuat rasa penasarannya mengebu-gebu.

Aji tersenyum senang melihat gadis itu. Dalam pikirannya, mengapa Jully pergi ke taman belakang sekolah?

Ah.

Aji baru ingat, Dira mengajak gadis yang berada di depannya itu untuk bertemu di taman belakang sekolah.

Berada di sana, Jully duduk di salah satu bangku yang tersedia.

Aji diam-diam juga ikut duduk di belakang Jully tanpa sepengetahuan gadis itu .

Hari ini ada rapat guru, oleh karena itu mereka pulang lebih cepat dari biasanya.

Setengah jam menunggu Dira tak datang-datang.

Hawa dingin menusuk kulit, bahkan tetes hujan yang jatuh pada dedaunan juga ikut jatuh saat angin menggoyangkannya.

"Akhh." Jully berucap pelan. Kepala dan bahunya terkena air sisa hujan.

Gadis itu menyapu pelan kepala dan tubuhnya yang terkena hujan.

Bodoh. Itu yang Jully ucapkan dalam hatinya.

Kenapa gadis itu rela datang demi orang yang tidak menepati janjinya.

Jully tahu, Dirga dan Dira keluar kelas. Tapi sampai Jully keluar tadi tidak ada tanda-tanda mereka berdua kembali.

Jully yang bodoh atau Dira yang hanya ingin bermain-main?

Jully paling tidak bisa jika harus terus dipancing emosinya. Akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang memasuki pikirannya.

Padahal, hari ini Jully juga ingin memaafkan dan meminta maaf pada Dira tentang kesalahpahaman yang mereka alami. Jully juga tidak ingin dirinya dan Dira bertengkar hanya karena sebuah permasalahan sepele.

Tapi, setelah satu jam berlalu. Jully masih tidak melihat tanda-tanda Dira datang. Sampai akhirnya, gadis itu lelah.

Awalnya, Jully ingin baik-baik saja. Namun saat ini rasanya Jully seperti dipermainkan.

Gadis itu menghela napas berat. Lalu berdiri. Sudahlah tak ada lagi yang bisa di harapkan dari semua ini. Sudah takdir mungkin, Dira dan Jully harus berakhir seperti ini.

Dirga & Dira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang