13. Siapa?

21.2K 1.1K 36
                                    

"Percaya ngga kalau masih banyak orang baik di muka bumi? Kalau ngga percaya, coba deh jadi salah satunya."

~♥~

Kelas XII. IPA 4 menjadi serbuan para murid perempuan SMA Kusuma. Baru hari pertama masuk sekolah Gilang sudah menjadi tranding topic. Berita memang cepat menyebar apalagi tentang cogan.

Gilang duduk dibelakang, duduk disebelah laki-laki yang selama ini duduk sendiri. Didepannya ada Dirga yang wajahnya sudah datar tambah datar. Disebelah Dirga siapa lagi kalau bukan Aji. Laki-laki itu menoleh kebelakang dengan wajah persahabatan beda dengan wajah Dirga.

Gilang tidak tahu bahwa dirinya akan seperti ini. Niatnya sekolah di Indonesia hanya karena bosan di luar negeri. Memang ngga ada rasa syukurnya makhluk ciptaan Tuhan satu itu.

Karena sudah terlanjur basah yang dilanjutkan saja. Mungkin itu pikiran Gilang.

Jam istirahat yang seharusnya membuat Dira bahagia, malah membuatnya kesal seperti saat ini. Kelasnya penuh, penuh dengan gadis-gadis yang sibuk ingin melihat wajah anak baru di sekolah mereka. Bahkan Jully pun yang ada disebelah Dira sudah dibarisan paling depan, entah sejak kapan gadis itu berdiri disana.

Dira berusaha keluar dari kerumunan gadis-gadis dikelasnya. Ingin kekantin tapi malas sendirian. Menunggu Jully tidak tahu kapan gadis itu akan keluar. Menunggu Gilang apalagi.

Dira hanya dapat menghembuskan napas kesal. Perutnya keroncongan, belum di isi makanan apapun sejak tadi pagi. Itu semua karena Andra yang ingin cepat-cepat pergi ke kampus karena ada yang harus dikerjakan. Kalau Dira tahu Gilang akan masuk ke sekolahnya, lebih baik Dira ikut Gilang. Menyebutkan namanya saja membuat darah Dira naik seketika.

"Eh Dira." Sapa seseorang.

Dira melongakkan kepalanya melihat siapa yang menyapanya. Itu Aji, teman Dirga. Dira hanya membalas senyuman saja. Aji tidak sendirian ada Dirga yang baru keluar dari kelas.

"Ngapain lo disini?" tanya Aji lagi.

Dira berpikir sejenak "Nungguin Jully," balasnya singkat.

"Jully atau murid baru. Eh btw itu murid baru pacar lo ya? Kok lo ngga marah sih dia dideketin sama cewek lain," cerocos Aji sekaligus menggodanya. Dira diam tidak menjawab.

Melihat Dira diam, Aji kembali menggodanya "Yehh diam, cemburu ya? Lagian ada pacar murid baru kok malah nunggu disini." Dira masih diam berusaha bersabar.

"Jangan ganggu pacar orang," ucap Dirga yang sejak tadi mendengar Aji menggoda Dira. Dirga berjalan menjauh setelah mengucapkan kata itu.

Saat Dirga berbicara seperti itu seperti ada sengatan listrik yang menyambar tubuhnya. Apakah Dirga juga termasuk orang yang hanya percaya apa yang dilihatnya saja. Jujur, hati Dira terasa sakit saat Dirga berbicara seperti itu. Seharusnya kan Dirga mencari tahu informasi terlebih dahulu, bukan langsung menyimpulkan.

Memikirkan itu membuat Dira melamun tanpa sadar. Aji menggerakkan tangannya kedepan wajah Dira.

"Ra woi kenapa lo? Ngelamun aja, hati-hati Ra disini banyak penunggunya."

"Mending lo susulin temen lo Ji. Gue lagi ngga mau diganggu," balas Dira.

"Tuhkan tuhkan bener, lo cemburu."

Dirga & Dira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang