Masa lalu akan tetap di belakang, namun masa itu tidak pernah hilang dalam ingatan. Karena dengan masa lalu kita belajar untuk menjadi lebih baik di masa depan.
~♥~
Dira mengedipkan matanya kemudian dirinya meneguk salivanya. Degub jantungnya kian cepat. Keringat dingin keluar dari tubuhnya. Tubuhnya bergetar hebat.
Sampai seseorang mendekat ke arahnya. Orang tersebut menepuk bahu Dira.
"Akhhhhh." Dira berteriak lalu berdiri dan menutup wajahnya. Jantungnya benar-benar di pacu untuk saat ini. Dira merasa tidak bisa mendengarkan apa-apa di sekitarnya. Kepalanya pusing tubuhnya masih bergetar hebat.
"Ra ini gue Aji. Dira lo kenapa?" Aji memegang bahu Dira. Aji juga binggung mengapa Dira tiba-tiba berteriak dan menjauh darinya serta menutup wajahnya.
"Pergi." Dira masih tidak mendengar apapun yang Aji ucapkan. Aji tambah binggung dengan kondisi saat ini ditambah mereka tengah berada di halte. Untung saja tidak ada orang yang menunggu bus. Kalau tidak sudah habis Aji.
Aji kembali memegang bahu Dira "Dira sadar Ra. Ini gue Aji." Aji menguncangkan tubuh Dira.
Dira masih berusaha untuk keluar dari zona di mana dirinya tidak bisa merasakan apapun di sekitarnya. Dira terus mengucapkan kalimat istigfar untuk menenangkan dirinya.
Perlahan Dira keluar dari zona tersebut. Dira mulai mendengarkan suara-suara bising di sekitarnya.
Setelah Dira merasa lebih baik Dira melepaskan tangannya dari wajahnya.
Refleks Dira duduk di bangku tunggu bus dan memegang dadanya. Jantungnya benar-benar berdetak kencang. Kejadian tadi, kejadian tadi persis seperti kejadian 4 tahun yang lalu.
Dira meneguk salivanya. Tubuhnya mulai tenang tidak seperti tadi. Hanya saja keringat dingin itu terus keluar.
"Lo ngga kenapa-kenapa?" tanya Aji ketika melihat Dira sudah sedikit tenang.
Dira mengangguk tanda bahwa dirinya sudah lebih baik.
"Lo kenapa tadi?" tanya Aji lagi.
Dira menggeleng tidak ingin memberi tahu Aji bahwa dirinya sedang memikirkan kejadian tidak mengenakan yang di alaminya.
"Gue deg-deg an karena lo Ra. Gue kira lo kenapa."
Dira tidak mendengarkan Aji. Pikirannya masih melayang kemana-mana. Raganya ada di sana namun jiwanya sudah melayang entah kemana.
Dira mengelap keringatnya. Menarik napas lalu menghembuskannya perlahan. Dira melakukannya selama lebih dari 10 kali.
Dira kembali melihat ke arah kanan tempat mobil hitam tadi terparkir. Namun, tidak ada lagi mobil itu. Dira yakin mobil yang di lihatnya tadi sama persis dengan mobil yang sama 4 tahun yang lalu. Entah ingatan Dira yang kuat atau mobil itu sudah banyak yang menggunakan. Trauma itu masih ada dalam dirinya.
"Mau gue anterin pulang Ra?" Aji bertanya karena melihat kondisi Dira seperti orang yang kebingungan.
Dira menoleh ke arah Aji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga & Dira
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Hargai orang yang berusaha buat cerita ya dengan vote dan komen 💛🙏 ~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~ Ini cuma cerita anak SMA biasa yang kembali dipertemukan oleh semesta. Dirga dan Dira adalah mantan sepasang kekasih...