48. Satu Masalah, Selesai

4.2K 489 252
                                    

Masalah ada, untuk diselesaikan.

~♥~

Dira sudah sedikit lebih tenang apalagi Dirga membuatnya semakin tenang. Mereka berdua masih berada di dalam kelas dengan keadaan yang sedikit agak canggung.

Dira mengiggit bibir bawahnya merasa malu karena menangis dan memeluk Dirga tadi. Apalagi Dirga itu mantannya, mantan ya mantan perlu di tekankan.

Dirga juga terlihat canggung, laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ga."

"Ra."

Mereka saling memanggil secara bersamaan.

"Ladies first." Ucap Dirga.

Dira mengangguk.

"Hm ini anu ehm makasih ya." Ucap Dira.

Dirga mengangguk mengiyakan.

"Lo gantian mau ngomong apa?" tanya Dira.

"Ini, maafin gue ya."

"Maaf?"

"Iya."

"Maaf untuk apa?"

"Gue tadi langsung peluk lo gitu aja, lo marah ngga?"

Dira menggaruk tengkuknya.

"Ganti pertanyaan lain bisa ngga?"

"Oh yaudah. Pokoknya maafin gue ya Ra."

Dira mengangguk, "Iya ngga apa-apa kok."

"Oke."

"Oke."

"Kenapa jadi canggung gini sih?" tanya Dira dalam hati.

"Bicarain apa lagi nih?" tanya Dirga dalam hatinya.

"Ga, gue boleh tanya?" Dira bertanya lagi.

"Boleh."

"Sebenernya Mawar itu kenapa sih? Kenapa dia kayaknya ngga suka banget sama gue? Padahal udah gue lawan tetep aja dia nantangin gue. Kalau gue boleh tahu, ada hubungan apa lo sama dia?" tanya Dira berhati-hati.

Dirga menarik napasnya. Mungkin saat ini Dirga menceritakan tentang Mawar.

Sebenarnya...

Flashback on

Setelah mengatakan satu kata singkat pada gadis yang selama ini menjadi penyemangatnya, laki-laki itu menjadi seorang yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Dirga marah, marah kepada dirinya sendiri. Sebegitu pengecutnya dia saat meningalkan gadis itu sendirian di taman dan menangis karena dirinya.

Dirga membawa motornya dengan kecepatan penuh. Kesal dan marah bergabung menjadi satu dalam dirinya. Dirga terus memaki-maki dirinya sendiri.

Padahal hari ini hari pertama mereka kembali bertemu setelah hampir satu bulan Dirga terus menghindar. Pasti sakit sekali rasanya menjadi Dira saat baru pertama kali bertemu langsung di putuskan oleh sang kekasih.

Tapi Dirga juga tidak tahu dirinya harus berbuat apa. Mungkin ini adalah salah satu cara agar Dira tidak terluka.

Laki-laki itu benar-benar hancur.

Saat ini tepat pukul 12 malam. Dirga tengah berada di tempat yang tidak seharusnya. Laki-laki itu berada di club malam.

Seraya memegang kuat rambutnya laki-laki itu menunduk, pikirannya masih mengingat akan gadis yang ditinggalkan di taman hari ini.

Dirga & Dira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang