Terkadang keputusan yang kita pilih dapat membawa kita pada jalan yang benar, namun juga dapat membawa kita pada jurang permasalahan.
~♡~
"Jull, ini gue Dira. Lo masih simpen nomor gue kan? Oh iya salam dulu."
"Assalammualaikum Jull."
"Apa kabar? Gue kangen tahu ngga."
"Walaupun sehari bagi gue udah kayak satu tahun. Jull, maafin gue ya. Gue tahu kok lo ngga beneran marah sama gue. Tapi kalau memang ucapan gue ada yang nyinggung perasaan lo, gue bener-bener minta maaf Jull. Semoga, besok kita bisa duduk bareng lagi ya. Makasih Jull udah baca pesan gue. Gue selalu sayang lo Jull."
Jully menatap handphonenya. Pesan dari Dira membuat perasaan bersalah kembali menyergapi hatinya.
Sebenarnya, kalau Jully memang tidak memiliki perasaan pada Dirga seharusnya gadis itu dapat bersikap biasa saja. Namun ini, Jully bersikap sebaliknya. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu.
Jully melempar handphonenya ke atas kasur.
Gadis itu duduk di kasur dengan menyender pada kepala kasur. Gadis itu menghela napas kasar. Perasaannya campur aduk.
Pasti orang mengira Jully baperan? Terserahlah, Jully tidak perduli.
Sudah saatnya memang Jully berperilaku seperti ini. Jully tidak pernah sebaik, seceria yang kalian kira.
Gadis itu mengacak rambutnya, frustasi rasanya. Menghadapi dunia yang terlalu kejam baginya. Dunia hanya dapat di huni oleh orang yang kuat dan dapat menghadapinya. Dunia terlalu kejam jika kita hanya bisa duduk diam tanpa melakukan apapun. Dunia butuh perubahan, sama seperti manusia.
Maka dari itu kalau mau bertahan yang diperlukan hanyalah perubahan. Perubahan ke arah yang lebih baik. Bukan sebaliknya. Tergantung keputusan apa yang kita pilih. Pilihan tepat dapat membawa kita pada jalan yang benar, pilihan yang salah membuat kita berjalan menuju jurang permasalahan.
Drrtt drrt drrt
Handphone Jully berdering menandakan ada panggilan masuk di sana.
Jully menghela napas, kemudian mengambil handphonenya yang sedikit jauh dari jangkauan. Sebelum mengangkatnya gadis itu melihat terlebih dahulu siapa yang menelponnya.
Ternyata tidak ada nama hanya nomor.
Jully mengangkatnya namun dirinya tidak akan berbicara sebelum orang itu berbicara.
"Bagaimana tawaran saya?"
Suara serak laki-laki dari seberang sana dapat terdengar dengan jelas masuk ke dalam indra pendengaran Jully.
"Ini siapa?"
Walaupun sudah tahu pasti siapa yang menelpon, Jully tetap menjawab dengan balik bertanya dan dengan nada suara ketusnya.
Laki-laki di seberang sana tertawa seperti tawa yang mengejek.
"Kamu pasti tahu siapa saya. Kamu mau ikut, saya bebaskan ayah kamu."
Mendengar penawaran itu Jully menelan salivanya. Sudah berkali-kali Jully di tawari dan sudah berkali-kali juga Jully menolak.
Mengingat tentang ayah Jully. Laki-laki yang menjadi ayahnya itu sedang menjalani masa hukuman penjaranya. Ayah Jully sedang menjalani hukuman penjara karena kasus yang pernah dilakukannya.
Jully binggung harus mengambil keputusan seperti apa. Tapi ini adalah jalan baginya untuk membuat ayahnya kembali lagi.
Jully dan ibunya sering mendapat cemoohan tetangga mereka karena sang ayah. Di bicarakan, di kucilkan semua pernah Jully rasakan. Bahkan sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga & Dira
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Hargai orang yang berusaha buat cerita ya dengan vote dan komen 💛🙏 ~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~ Ini cuma cerita anak SMA biasa yang kembali dipertemukan oleh semesta. Dirga dan Dira adalah mantan sepasang kekasih...