Sesuatu yang di paksa tidak akan pernah berakhir dengan baik.
~♡~
Seperti biasa, jam pelajaran olahraga selalu di warnai dengan keluhan murid-murid perempuan. Apalagi di kelas XII. Ips 4, mereka kedapatan di jam siang di mana matahari tengah terik-teriknya.
"Ahh panas banget, kenapa ngga di lapangan indoor aja sih." Mawar mulai merengek seperti anak kecil, mengipas-ngipasi dirinya menggunakan kipas yang di pinjamnya dari teman sekelasnya. Karena kipsnya lupa di bawa oleh gadis itu.
"Iya panas banget, kenapa harus jam segini sih olahraga. Olahraga tuh pagi-pagi, ini siang-siang mana di lapangan outdoor lagi." Putri, teman Mawar menimpali ucapan gadis itu.
"Panas banget gila, rasanya kepala gue mau pecah." Mawar mengomel seraya mengipas-ngipasi dirinya dengan kencang.
"Biar keluar keringetnya kalau kena Matahari." Lili salah satu geng Mawar membalas ucapan gadis itu.
Mawar melirik gadis itu kesal.
"Mending lo diem Li, sebelum Mawar ngamuk." Peringat Putri.
"Santuy dong jangan ngamuk-ngamuk. Ah segernya." Jawab Lili dengan ikut menempel dekat Mawar supaya dapat kena anginnya.
Mawar mengeplak kepala Lili.
"Pantesan lo santai, jauh-jauh orang kepanasan juga. Enak banget hidup lo."
Lili menjauhkan tubuhnya tak lupa dengan mencibir Mawar dengan cara mengikuti cara gadis itu berbicara. Untung saja Mawar tidak melihat, kalau gadis itu melihat sudah di gampar kali si Lili.
Satu jam berlalu mereka juga belum di kasih istirahat. Semua orang sudah seperti cacing kepanasan. Mengeliat ke sana mengeliat ke sini.
"Oke, kalian boleh ke kelas."
Akhirnya, kata-kata yang di tunggu-tunggu keluar juga dari sang guru. 1 jam lebih olahraga di lapangan sepanas ini mereka semua bisa kembali ke kelas. 1 jam pelajaran lagi, maka bel pulang sekolah akan berbunyi.
Mawar, Putri, dan Lili mereka bertiga menuju ke kantin untuk membeli minuman. Tenggorakan rasanya sudah kering seperti jalan kalau lagi musim kemarau. Sesampainya di kantin, Lili yang bertugas membeli minum langsung ke penjualnya sedangkan Mawar dan Putri duduk menunggu. Mawar masih sibuk mengipasi dirinya.
"Put, gue mau ngomong." Ucap Mawar masih dengan mengipas-ngipaskan tubuhnya.
"Ngomong apa?" tanya Putri yang telah santai.
"Gue mau bales dendam."
"Hah? Bales dendam? Banyak amat dendam lo? Sama siapa lagi ini?" tanya Putri yang memang tahu Mawar itu bagaimana.
"Lo tahulah."
"Cewek yang ngehina lo kemarin?"
"Ajg lo."
Putri tertawa, memang gadis itu mendengar cerita kemarin dari Mawar sendiri. Putri tak menyangka saja bahwa bisa ada gadis yang berani menghina seorang Mawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirga & Dira
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Hargai orang yang berusaha buat cerita ya dengan vote dan komen 💛🙏 ~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~~♥~ Ini cuma cerita anak SMA biasa yang kembali dipertemukan oleh semesta. Dirga dan Dira adalah mantan sepasang kekasih...