31. Siapa Lagi?

17.8K 959 89
                                    

Kita tidak pernah tahu isi hati orang lain. Bersikap baik ternyata menusuk, bersikap buruk ternyata untuk melindungi. Jadi, biasakan hati-hati.

~♡~

Dira turun dari motor Dirga, kemudian gadis itu melihat Dirga dan mengucapkan terima kasih padanya karena telah mengantar pulang.

"Makasih," ucap Dira malu-malu.

"Sama-sama," balas Dirga.

Setelah mengucapkan itu mereka berdua saling menunggu. Entah Dirga yang menunggu Dira masuk ke dalam atau Dira yang menunggu Dirga pergi.

Merasa momen ini canggung Dira lantas berbicara.

"Gue masuk ya," ucap Dira.

Dirga mengangguk "Iya."

Dira membuka pagar rumah terus menutupnya. Melihat Dirga tidak beranjak pergi dari sana membuat Dira bertanya.

"Kenapa ngga pulang?"

"Mau nunggu lo masuk dulu."

"Hah?" Dira melihat Dirga dengan wajah cengonya.

"Masuk gih." Perintah Dirga karena gadis itu hanya diam di sana.

Dira tersadar "Oh iya ya." Dira menganggukkan kepalanya "Gue masuk," lanjut Dira.

Dira berjalan menuju pintu rumahnya. Sedangkan Dirga yang berada di sana masih menunggu Dira masuk rumahnya. Setelah gadis itu masuk barulah Dirga pergi meninggalkan rumah itu.

Dira membuka pintu dengan hati senang dan senyuman manis di bibirnya.

Baru berapa langkah masuk rumah, Dira disambut dengan suara Gilang yang menyebalkan.

"Kenapa lo senyam-senyum?"

Dira melirik Gilang malas.

"Kepo," jawabnya.

Dira berjalan menjauhi Gilang bertujuan masuk ke kamarnya. Melihat Dira berjalan, Gilang mengikutinya dari belakang.

"Gue aduin bang Andra lu ya." Ucap Gilang untuk bertujuan mengadu pada Andra.

Dira menghela napas kemudian berbalik dan melihat Gilang yang berada di belakangnya.

"Biar apa lo aduin gue sama abang gue sendiri? Lagian nih ya, lo yang bakal kena marah abang gue." Ujar Dira kemudian kembali berbalik dan menaiki tangga menuju kamarnya.

Gilang juga mengikuti gadis itu "Beneran nih ya gue bakal aduin lo sama bang Andra. Kecil-kecil udah pacar-pacaran. Masih bocah juga."

Dira menghentikkan langkahnya. Gadis itu berdiri satu langkah di atas tangga dari Gilang. Menghela napas kemudian berbalik menghadap Gilang kembali.

"Lang denger ya, umur gue udah 16 tahun dan bentar lagi gue 17 tahun yang artinya gue udah bisa buat KTP.  Gue udah gede bentar lagi dapet KTP, enak aja lo bilang bocah."

Gilang menekuk wajahnya melihatkan wajah meremehkan miliknya.

"Halah gaya lo, belum juga kan 17 tahun. Berarti lo masih bocah masih kecil dan di bawah umur. Anak di bawah umur tidak diperkenankan berpacaran. You understand?"

Dira mendengus sebal. Mengapa ada manusia macam Gilang di muka bumi ini. Rasanya ingin Dira cakar-cakar wajah Gilang.

"Sapa lu? keluarga bukan, sodara bukan, tetangga bukan, temen bukan, ngurusin hidup gue."

"Gue sepupu lo anj--"

Belum selesai Gilang berkata langsung di potong oleh Dira.

"Nah-nah, gue aduin bang Andra lu ya ngatain gue guguk. Awas aja lo Lang, gue aduin beneran lo."

Dirga & Dira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang