18. Jatuh

22.2K 1.1K 56
                                    

Bertengkar dalam persahabatan itu seperti kerikil di jalanan. Sebanyak apapun kerikil yang ada di sana kita tetap akan bisa melewatinya.

~♥~

Dirga mengendarai motor sport hitamnya dengan gila-gilaan. Jalanan terbilang cukup sepi karena sudah hampir pukul 12 malam.

Dirga memberanikan dirinya datang ke sebuah komplek yang minggu kemarin di datanginya. Komplek ini adalah perumahan elit yang salah satu penghuninya ingin Dirga temui malam ini.

Dirga telah berada di depan rumah bercat putih tersebut. Entah mengapa yang benar-benar di butuhkannya saat ini adalah gadis yang menghuni rumah di hadapannya. Seketika rasa kesal dan amarah di dalam hatinya menghilang. Kini rasa lain yang keluar. Rasa itu disebut rindu.

Dirga hanya berdiam diri di hadapan pagar besar tersebut. Dirga melihat ke atas lantai dua dimana letak kamar gadis itu berada.

Pasti saat ini gadis itu tengah tertidur pulas. Keadaan rumah gadis itu juga terlihat sepi. Dirga tidak takut duduk disana sendirian dan melihat ke arah rumah tersebut.

Yang Dirga takutkan hanya saja nanti orang-orang salah sangka dan menganggap dirinya sebagai maling yang mengintai rumah keluarga kaya.

Hampir 30 menit Dirga duduk di sana dan melihat ke arah lantai dua. Tiba-tiba lampu kamar tersebut hidup kembali. Dirga tidak percaya sampai dirinya melompat turun dari motornya. Dirga binggung harus bagaimana. Pulang? Atau bersembunyi? Tapi kalau dipikir untuk apa? Toh orang di dalam rumah itu tidak mengetahui keberadaannya.

Dirga kembali mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah lantai dua. Kemudian gorden penghalang kaca dari kamar tersebut terbuka. Dirga kembali dibuat binggung olehnya.

Dengan cepat Dirga memasang helmnya dan menghidupkan kembali motornya lalu melaju kencang meninggalkan area rumah itu.

Dirga terkekeh dalam diamnya. Tidak menyangka kejadian tadi terjadi dalam hidupnya. Dirga merasa baikkan setelah apa yang di laluinya.

~♥~

Dira telah berada di dalam kelas, dengan sabar dirinya menunggu Jully untuk menanyakan kemana dia semalam. Dira benar-benar binggung dengan ucapan Jully tadi malam. Karena ucapan Jully, Dira sampai tidak bisa tidur di buatnya.

Bahkan karena tidak bisa tidur Dira membuka gorden penghalang kaca dari balkon kamarnya. Berniat ingin keluar. Namun, karena ada orang yang dengan tiba-tiba melajukan motornya Dira membatalkan niatnya dan kembali menutup gorden tersebut. Dira benar-benar takut jika kejadian 4 tahun yang lalu terulang kembali.

Mengingat kejadian semalam membuat Dira bergidik ngeri. Dirinya terus berdoa agar kejadian 4 tahun yang lalu tidak terulang lagi dan dirinya dijauhkan dari orang-orang yang berniat jahat padanya.

Gadis dengan kuncir kuda masuk ke dalam kelasnya. Itu Jully, orang yang Dira tunggu dari tadi.

Dorrr

Jully mengagetkan Dira dengan menepuk meja belajar mereka.

Dira terkejut "Astagfirullah," ucapnya seraya memegang dadanya. Kemudian Dira memarahi Jully "Kalau gue jantungan gimana."

"Ya ngga mungkin Ra. Masih muda jantung lo masih kuat, tapi ngga tahu hati lo. Rapuh. ehe." Jully menggoda Dira.

Dira memberengut kesal. Mana ada hatinya rapuh. Bukan rapuh tapi retak. Sama saja. Oke abaikan.

Jully terkekeh kemudian duduk di bangkunya.

"Lama banget dateng," ujar Dira ketika Jully meletakkan tasnya diatas meja.

Dirga & Dira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang