06. Cemburu

29.8K 1.5K 120
                                    

"Untuk terlihat baik-baik saja itu menyiksa."

~♥~

Dirga duduk di balkon depan kamarnya. Dirinya sibuk memikirkan laki-laki yang merangkul Dira tadi saat mengantarnya pulang. Hal tersebut menganggu pikiran Dirga. Tapi, kalau dipikir Dirga siapanya Dira?

Tadi, dirinya dengan memberanikan diri menarik Dira dan menawarkan pulang bersamanya. Hal tersebut diketahui Dirga karena mendengar Dira tidak ada yang menjemput, ketika Jully dan Dira berbicara saat berjalan melewati parkiran yang bertepatan saat itu Dirga ingin keparkiran juga. Dimana Dirga dibelakangnya oleh karena itu laki-laki itu tahu dan ya, melihat Dira dan menunggunya. Dirga tahu bahwa Dira tidak bisa naik kendaraan umum.

Awalnya Dirga berusaha untuk tidak perduli. Tapi, sekeras apapun Dirga untuk tidak perduli masih ada sedikit rasa kepeduliannya terhadap gadis itu. Alhasil saat Dira yang menunggu dua jam di halte, Dirga juga menunggu selama Dira menunggu didalam mobilnya melihat Dira dari kejauhan.

Kenapa semesta mempertemukan dirinya dengan Dira kembali saat semuanya hampir baik-baik saja. Kenapa belakangan ini Dirga selalu berpikir tentang Dira, sang mantan yang membuatnya seperti ini. Padahal, satu tahun mereka tidak pernah berbicara satu sama lain. Entah mengapa perasaan Dirga saat ini tidak enak.

Handphone Dirga bergetar menandakan ada yang menelponnya, dengan cepat Dirga mengangkat benda pipih berwarna hitam tersebut lalu menjawab telpon dan mendekatkan ke telingganya.

"Ga lo dimana?"

"Rumah."

"Ke club skuyy banyak yang bening."

"Ngga."

"Tumben ngga biasanya."

"Males."

"Seorang Dirga bisa males ke club hebat banget. Setan mana yang ngerasukin lo, sini bilang sama gue. Ntar gue rukiyah."

"Bacot."

Dirga dengan cepat mematikan telpon tersebut, telpon yang berasal dari teman satu geng dengannya itu. Entah mengapa Dirga malas untuk keluar malam ini. Biasanya, tidak usah diajak pun Dirga dengan sendirinya kesana.

Dirga yang masih memegang handphonenya mencari kontak Aji lalu menelponnya.

"Dimana?"

"Siapa?" balas Aji diseberang sana dengan tidak mengerti.

"Lo."

"Gue?"

"Iya."

"Gue dimana ya?" tanya Aji yang seolah tidak tahu dirinya sendiri dimana.

"Serius." Dirga tampaknya sudah panas teman-teman.

Aji terkekeh diujung sana "Ya gue dirumahlah, kenapa sih? Kayak cowok kurang kasih sayang lo nelpon gue malem-malem."

"Sialan."

Aji kembali terkekeh "Kenapa sih lo?" tanya Aji lagi "Gue lagi main PS nih, ganggu aja."

"Ngga jadi." Balas Dirga lalu mematikan handphonenya.

Aji diseberang sana menatap handphonenya dengan tatapan "Nih orang gila apa ya? Untung temen ya Allah."

Kemudian Aji meletakkam handphonenya ke sembarang tempat lalu kembali fokus dengan game yang dimainkannya tadi.

Dirga kembali menatap langit dan merasakan semilar angin malam yang menenangkan.

Dirga & Dira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang