Part 8

176 12 1
                                    

"Ridla Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua” .
[Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2), Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]

******

Setelah urusannya di kampus selesai dan faris juga sudah mengecek rumah makannya ia pun memutuskan pulang ke rumah orang tuanya malam ini juga meski pukul sudah menunjukan angka 9 namun ia tetap pulang malam ini toh perjalannya juga nggak terlalu jauh. Kemarin umminya menelpon dan meminta ia pulang jika ada waktu, kebetulan haru jumat dan sabtu besok ia tak ada jadwal mengajar jadinya ia bisa pulang setelah sebulan lebih tak pulang ke rumah orang tuanya dan soal rumah makan ia menitipkan nya ke alfi sahabatnya untuk sekedar ia cek kondisinya selama ia pulang kampung ..
Kurang lebih jam 10.30 faris sudah sampai di rumah orang tuanya tepat di samping pondok pesantren milik abinya dan kedatangannya membuat orang tuanya kaget karena ia pulang tak memberi kabar, umi nya kira ia akan pulang besok pagi namun kini ia sudah tiba di rumah sederhana berlantai 2 ini..

" Kamu ya le nggak bilang bilang dulu toh sama umi kalau mau pulang malam ini jadinya umi belum sempat masak makanan kesukaan mu" mereka tengah ngobrol di ruang keluarga setelah faris tiba

" Boten nopo nopo toh umi, biar surprise gitu umi. faris juga sudah makan kok di warung tadi sebelum ke sini jadi besok aja umi masaknya, ya kan bi?" Ucap faris yang tengah bergelayut manja ke umi nya walaupun ia sudah dewasa namun kadang sisi anak anak faris muncul dan membuat abi nya geleng geleng kepala melihat kelakuan anak bujang satu satunya itu

" Kamu ya le udah segede ini bahkan udah bisa punya anak tapi kelakuan mu masih saja kayak bocah kalau sudah ketemu umi mu"

" Ahh abi bilang aja abi cemburu, abi kan yang mau bergelayut sama umi? Hayo ngaku? Sabar ya abi faris dulu, entar kalau faris udah pulang baru deh abi lagi" kata kata faris membuat orang tuanya tertawa ..

" Ya sudah le, kamu istirahat sana ini sudah tengah malam loh. Besok saja kita lanjutin ngobrol nya apalagi abi mau ngomong sesuatu sama kamu besok"
Mereka pun akhirnya ke kamar mereka masing masing untuk beristirahat .. didalam kamar faris belum tidur, pikirannya masih melanlang buana entah kemana yang jelas pikirannya telah bercabang dan salah satu yang ia pikirkan saat ini ucapan abi nya tadi kalau ia ingin ngomong sesuatu ke faris, perasaan faris langsung nggak enak iya tau arah pembicaraan abi nya besok sedangkan tiba tiba pikirannya melintas wajah sisil kala mereka bertemu tadi siang dengan cepat ia beristigfar dan menghilangkan pemikirannya tentang wanita yang bukan mahramnya, setelah itu faris pun memutuskan untuk memejamkan matanya apalagi sudah tengah malam ..

Suara mesjid sudah terdengar hingga ke kuping faris , sedari jam setengah 4 ia sudah bangun untuk melaksanakan sholat tahadjud dan sigap ia  mengambil air wudhu kemudian pergi ke mesji bersama abi nya yang letaknya berada di dalam pesantren yang bersebelahan langsung dengan rumah mereka .. sehabis sholat subuh abi nya kultum sejenak , faris dan para santriawan dan santriwati tengah menyimak kultum dari Kyai Rasyid ..

" Hadits Rasulullah SAW :
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اْلبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَاِنَّهُ اَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَ اَحْصَنُ لِلْفَرْجِ. وَ مَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَاِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. الجماعة
Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata : Rasulullah SAW  bersabda, “Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah mampu menikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena berpuasa itu baginya (menjadi) pengekang syahwat” [HR. Jamaah] "

Setelah pulang dari sholat subuh dan faris masuk ke dalam kamarnya berganti pakaian sebelum melakukan jogging ia selalu terngiang ngiang akan kultum yang abi nya sampaikan selepas subuh tadi, ia tak henti hentinya beristigfar karena semalam ia tak bisa tertidur karena tiba tiba wajah sisil menghiasi kepalanya hingga pukul 2..

" Faris dari mana nak?"

" Ini bi dari keliling keliling jogging saja mumpung disini kalau di kota susah polusi banyak banget nggak enak menghirup udara di pagi hari nggak segar kayak disini" ucap faris ketika berjalan santai melintasi ruang keluarga di mana abi nya tengah meminum teh sebelum ia ke pesantren sedangkan umi nya masih sibuk di dapur

" Ya sudah kamu pergi mandi gih baru kita sarapan bersama "

" Siap abi "

Setengah jam berlalu faris kini telah bergabung bersama abi dan umi nya di meja makan setelah melakukan ritual bersih bersih .. mereka makan pun dalam diam dan menikmati masakan umi nya yang sederhana namun sangat enak bagi 2 pria ini..

" Faris duduk sini dulu nak, abi mau bicara dulu " usai sarapan abi nya memanggil faris duduk bersama di ruang keluarga dan ada umi nya juga

" Ada apa bi?"

" Gini nak, abi dan umi mu kan semakin hari semakin tua kamu juga usianya sudah matang . Abi sama umi sepakat untuk mengenalkan mu dengan anak sahabat abi biar ada yang ngurusin kamu di kota nak "

" Maksud abi faris di jodohkan gitu?"

" Iya nak, kamu mau ya ketemu dengan anak sahabat abi. Namanya zara dia seorang dokter umum di kota juga, anaknya baik, tentu nya sholehah dan dia juga penyabar dan keibuan sudah cocok juga jadi istri"

" Tapi bi rasanya faris belum mau menikah "

" Apalagi yang kamu tunggu nak, secara umur sudah matang secara finansial pun juga, rumah ada usaha pun ada. Sudah bisalah menafkahi anak orang, kamu mau ya nak "

" Ya sudah kalau menurut abi sama umi itu yang terbaik untuk faris, faris ikut saja "

" Terima kasih ya nak, nanti malam kita akan ketemu mereka di rumahnya. Setelah ba'da isya kita kerumah nak zara, kamu siap siap ya. Abi sama umi ke pesantren dulu, jika tak ada kerjaan ke pesantren lah jalan jalan"

" Iya..oh iya abi maaf sebelumnya tapi jika faris merasa tidak cocok dengan zara begitupun sebaliknya bisa kan perjodohan itu di batalkan? Apalagi kita juga tidak tau bagaimana tanggapan zara"

" Iya ini juga baru perkenalan, tapi abi harap kalian bisa berjodoh" setelah itu faris pun di tinggal di rumah sendiri karena abi dan umi nya ke pesantren.

Sejenak meresapi kata kata abinya
" dijodohkan? "
" Zara "
" Menikah"

Membuat faris pusing, sejujurnya faris belum ingin menikah masih ada yang ingin ia raih namun jika umi dan abi nya sudah meminta apalah daya faris yang dari dulu selalu jadi anak penurut kepada orangtuanya bahkan ia rela tanggalkan cita cita lainnya demi kebahagiaan orang tuanya sedangkan mencintai ia pun bingung karena ia belum pernah benar benar jatuh cinta, merasakannya saja ia tidak tau jadi ia pun bingung harus bagaimana dengan calon istrinya nanti sedangkan akhir akhir ini bayangan sisil selalu menghantuinya yang ia juga tidak bisa jabarkan ada apa dengannya namun satu yang ia tahu jika ia menginginkan sisil ia harus lalui tembok pembatas yang sangat tinggi yaitu keyakinan yang berbeda ..

Ainotameni ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang