"Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya."
(HR. Thobroni dalam Mu'jam Al Kabir 20: 211.******
"Selamat pagi, sebelum kita memulai hari kita dengan bekerja alangkah baiknya kita semua berdoa menurut keyakinan kita masing-masing."
Sisil menangkupkan kedua telapak tangannya sembari memejamkan matanya dan berdoa."Allah, Bapa kami, pencipta manusia dan alam semesta, kami bersyukur kepadaMu, bahwa dengan bekerja kami boleh ambil bagian dalam karyaMu mensejahterakan dan membahagiakan umat manusia.
Kami mohon bimbinganMu dalam melaksanakan pekerjaan kami hari ini".Begitu pun dengan para karyawannya yang di dominasi oleh orang muslim mereka berdoa dengan melebarkan tangan mereka di depan dada.
Setiap pukul 7.15 Pricillya / Sisil berkumpul bersama semua karyawannya untuk melakukan doa bersama dulu sebelum tokonya di buka, walaupun sisil malas ke gereja tapi berdoa tak pernah ia lupakan.
" Selamat bekerja semuanya." kemudian para karyawannya pun menuju tempat mereka masing-masing setelah membalas ucapan Sisil, begitu dengan Sisil ia pun berjalan ke lantai 3 ruangannya.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sekitar 2.20 Sisil turun ke lantai satu meninjau para pegawainya, syukur tokonya tidak begitu ramai hari ini tapi tak juga sepi setiap hari selalu saja ada orang yang ke tokonya baik untuk beli buku, meeting, maupun sekedar santai-santai saja.
" Bagaimana apa ada kendala?"
" Alhamdulillah tidak ada bu."
" Syukurlah kalau begitu, silahkan lanjutkan kerjaan kalian." Sisil pun berjalan ke arah rak-rak bukunya melihat-lihat keadaan buku.
" Fitri kok ini buku ekonomi kosong?"
" Iya bu,2 hari yang lalu bukunya kosong dan sudah di telpon supplier kok bu, kata mereka 2-3 hari kedepan bukunya baru datang."
" Ohhh,coba deh saya tanya supplier kita supaya secepatnya ia kirim kalau bisa , ntar ada yang cari lagi buku itu." Sisil pun pamit untuk menelpon.
" Ada yang bisa saya bantu?"
" Oh ini saya lagi cari buku ekonomi, kok saya tidak menemukannya ya."
" Eh mas Faris, Assalamu alaikum mas."
" Waalaikummussalam Fitri."
" Maaf mas Faris, buku eko nya emang lagi kosong. Bos saya baru ngecek ulang kapan akan di kirim bukunya."
" Ohh gitu ya."
" Ada apa Fit?" Sisil yang selesai menelpon berjalan ke arah Fitri yang tengah bersama seseorang pelanggang nampaknya, namun ia tidak begitu jelas karena membelakangi arah datangnya Sisil
" Ohh ini bu, sudah ada yang cari buku tentang ekonomi. Mas Faris kenalkan ini bos nya Fitri." Fitri pun memperkenalkan bosnya ke Faris, seketika Faris pun balik badan dan sejajar dengan Fitri namun arah pandangnya ke arah lain atau sedikit menunduk.
Deg
Tampan sekali pria ini, batin Sisil ketika pertama kali melihat Faris.
" Hallo,kenalkan saya Sisil." sisil menjulurkan tangannya ke arah Faris tanda ingin bersalaman namun Faris menangkupkan tangannya di dada sambil tersenyum tipis.
" Saya Faris." dengan segera Sisil menarik tangannya sembari tersenyum kecut , jujur ia dongkol karena bisa-bisanya pria di depannya ini tak mau bersalaman dengannya, memangnya ia punya virus apa sampai segitunya, pikir Sisil.
" Ada yang bisa saya bantu pak Faris?"
" Begini bu Sisil saya lagi cari buku ekonomi tapi nggak ketemu juga, mbak f
fitri bilang bukunya lagi kosong."" Iya benar pak Faris buku eko memang lagi kosong 2 hari ini tapi baru saja saya menelpon supplier buku kami, 2 hari lagi bukunya akan tiba, jika bapak tidak keberatan dan mau menunggu,bapak bisa datang besok lusa lagi."
" Hmmm baiklah, nanti saya ke sini lagi jika bukunya sudah ada."
Allahu akbar allahu akbar
Allahu akbar allahu akbar" Baiklah bu Sisil, mbak Fitri, saya pamit dulu. Assalamu alaikum." Faris pun meninggalkan 2 wanita yang berbeda gaya itu, fitri yang menggunakan baju seragam toko dengan rok dan jilbab hijau senada dengan bajunya sedangkan Sisil dengan dress coklat selututnya lengan seperempat.
" Hmm Fit, saya mau tanya dong," Ujar sisil ke Fitri yang masih bengong ke arah pintu keluar yang telah Faris lewati.
" Iya bu,silahkan."
" Kamu kenal sama orang tadi, hmm Faris?"
" Kenal bu, ia kan salah satu pelanggan tetap di sini bu. Mas Faris sering banget ke sini cari buku."
" Masa sih? Kok saya tidak pernah lihat ya?"
" Mungkin pas mas Faris ke sini, ibu lagi tidak ke kantor atau cuman tinggal di ruangan ibu saja."
" Mungkin juga sih."
" Dan kebetulan mas Faris juga selalu mengisi kajian di mesjid dekat rumah saya makanya saya kenal sama mas Faris."
" Kajian?" Sisil mengkerutkan keningnya tanda tak mengerti maksud Fitri.
" Semacam pertemuan mingguan gitu bu tapi di isi dengan dakwah-dakwah oleh ustads / usdtadzah gitu." sisil hanya angguk-angguk kepala.
" Terus itu, kok Faris tidak mau menatap dan ajak saya bersalaman sih Fit?"
" Hmm maaf bu sebelumnya tapi dalam Islam bu, ada yang di namakan kerusakan besar yang timbul yaitu "pergaulan bebas" antara laki-laki dan perempuan tanpa ada ikatan yang dibenarkan dalam syariat. Perbuatan ini akan menimbulkan banyak keburukan dan kerusakan besar, seperti bertemunya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, berkenalan, berjabat tangan, berteman dekat dan berpacaran. Dan tentu saja semua hubungan yang tidak halal ini bisa mengantarkan kepada perbuatan zina dan penyimpangan akhlak lainnya, na'dzu billahi min dzaalik , " jelas Fitri.
" Ohh pantesan dia tidak mau ajak saya salaman, kirain ia sombong," ucap Sisil dengan kekehan karena menyadari kebodohannya.
" Terus jika ibu bertanya kenapa tiba-tiba mas Faris pergi tadi meskipun memang mas Faris akan pulang tapi karena ia mendengar suara adzan bu, ia segera akan melaksanakan sholat ashar bu," lanjut Fitri.
" Terus kamunya kenapa nggak sholat?"
" Saya lagi haid bu dan orang haid tak di perbolehkan sholat."
" Ummm, ya udah makasi ya infonya Fit. kamu boleh lanjut kerja lagi kok saya mau balik ke ruangan saya juga." sisil pun berjalan menaiki tangga menuju ruangannya.
" Jika saya jatuh cinta padanya sepertinya saya akan kesulitan tapi entah kenapa aku suka melihat wajahnya walau tak mau menatapku," batin Sisil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ainotameni ( END )
SpiritualPART ACAK ⛔ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS Al Kafirun : 6) ____________________________ Pricillya Marbella stewart Aku tak membenarkan tak juga menyalahkan , aku menikmati apa yang Tuhan beri saat ini me...