Part 9

166 13 1
                                    

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”  (Al-Baqarah: 216)

*****

Mobil Honda CRV Putih sudah terparkir sudah setengah jam lebih di halaman ruman berlantai 2 bercat putih gading ini, kedua keluarga tengah membahas soal perjodohan antara faris dan zara .. mereka sepakat memberi waktu untuk saling pengenalan dulu selama 3 bulan baru mereka akan membicarakan lagi langkah apa yang mereka akan ambil selanjutnya untuk hubungan faris dan zara ..
Selama pembahasan perjodohan faris maupun zara hanya diam dan saling menunduk, sesekali mereka mengangkat wajahnya jika mereka di tanya oleh kedua orang tuanya itu pun hanya menjawabnya dengan singkat

Faris pov

Aku tidak tau apa yang tengah aku rasakan, zara di mataku gadis yang sholehah, baik, cantik tentunya dan pintar. Dia seorang dokter dan tengah bekerja di rumah sakit umum surabaya dan itu membuat orang tuaku dan orang tuanya sepakat agar kami bisa menjalani masa taaruf dulu sebelum menikah karena memudahkan kami jika ingin bertemu untuk saling mengenal.  sampai sejauh ini aku belum tertarik sama dia sekalipun walau tutur katanya lembut dan selalu menundukan pandangan , tapi siapa yang tau jodoh kan, bisa saja Allah sang maha pemilik hati membalik kan hatiku nantinya ..

*****

Di tempat lain sudah ada keluarga cilla dan deon di sebuah restoran tengah mengadakan makan siang bersama .. kedua keluarga inti ini memang saling dekat karena mami cilla bersahabat dengan mama deon, mereka juga tengah membahas kelanjutan hubungan cilla dan deon yang sudah memasuki usia 2 tahun namun saat yang lain tengah sibuk ngobrol cilla malah sibuk bengong ..

" Cill, cilla kamu dengerin kami ngomong tidak sih?" Tegur mami cilla karena cilla di minta persetujuan tapi malah bengon

" Iya mi, cilla denger kok " ucapnya sambil malas malasan

" Apa coba yang kami tanyakan ke kamu?"

" Hmmm, anu anu " ucapnya lagi sambil menggaruk tengkuk lehernya yang jelas tidak gatal ia hanya tak tau mau ngomong apa karena sejujurnya ia tak mendengar pembahasan mereka dari tadi, ia sibuk dengan pikirannya sendiri ..

" Kamu itu ya, gini kami sepakat akan mengadakan pertunangan kamu 2 bulan lagi , kamu setuju?"

" Kok cepat amat mi? Maksudnya apa sempat kita siapkan segalanya?" Ucapnya gelagatan karena sudah mendapat tatapan yang tak menyenangkan

" Tenang sayang, mulai dari sekarang kita nyicil nyicil persiapan pertunangan kita biar nggak repot nantinya" jawab deon sambil merangkul pundak cilla

" Betul nak cilla kata deon" lanjut lagi mama deon

Dan cilla pun hanya menghela nafasnya karena walau ia menolak pasti ia tak akan di dengarkan, apa yang mami dan papinya inginkan pasti harus terwujud , susah untuk membalikannya ..
Sejujurnya cilla belum siap jika harus nikah walau ini masih hanya tunangan dulu tapi cilla belum tau sejujurnya perasaannya ke deon. 2 tahun saling mengenal tidak pernah cilla deg degan berada di dekat deon atau ia merasakan jatuh cinta dekat deon ..
Malahan akhir akhir ini wajah faris selalu menghantui pikirannya dan ia tau itu salah . Ia sudah punya pasangan ia tak mungkin untuk bersatu apalagi ada perbedaannya yang kuat membuat ia makin tidak bisa bersatu ..

Cilla POV

Aku bakal tunangan dengan deon? Ini adalah tahap membahagiakan bagi seorang wanita dalam hal berpacaran tapi aku merasa biasa aja, tidak excited sama sekali mendengar mami yang bilang 2 bulan lagi aku bakal tunangan ..
Entah karena aku terbiasa di tinggal deon dan tak bersama dia sehingga aku tidak ada feel sama dia atau emang dari dulu feel itu tidak ada dan tidak pernah muncul sebenarnya, entahlah. Aku bisa apa untuk menolak, bicara pun tak di dengar jadi aku harus nurut saja meski aku pengen banget cari kebahagiaan aku sendiri .. ada sih yang akhir akhir ini yang buat aku senyum senyum sendiri tapi aku sadar kalau jalan kita tidak sama ...

Setelah makan siang dan merasa pembahasan pertunangan cilla dan deon cukup sampai disini dulu, akhirnya mereka pulang dan cilla kembali ke toko dengan di antar deon ....

________________________

Menjelang pukul 10 malam pengunjung cafe cilla sudah mulai berkurang, mungkin karena jam tutup cafe cilla sebentar lagi berakhir. Cilla membuka toko buku dan cafe nya dari jam 8 malam hingga jam 10 malam agar pegawainya yang ingin pulang masih bisa dapat transportasi umum karena biasanya jam 10 malam masih ada ojek atau taxi yang bersiliweran tapi jika pegawainya ingin menginap dia juga menyediakan 2 kamar kosong di lantai 2 bagian dalam dekat toilet, 1 kamar khusus wanita dan tak jauh ada kamar khusus pria namun pegawai prianya tidak pernah bermalam lebih memilih pulang beda dengan pegawai wanita kadang mereka menginap jika hujan deras atau lewat dari setengah 11 karena habis membereskan dulu jadinya ia nginap seperti malam ini. Fitri memutuskan menginap di toko karena membereskan cafe baru saja selesai pukul 11 malam jadinya ia tak berani pulang sendiri karena teman temannya sudah setengah jam yang lalu mereka pulang jadinya ia sedang duduk santai di lantai bawa hingga cilla datang ..

" Fit kamu nginap sendiri?" Tanya cilla saat berjalan menuruni tangga hendak mengecek apakah pintu tokonya sudah terkunci atau belum dan melihat fitri tengah duduk santai sambil minum mungkin a cup of chocolate ..

" Ehh, ibu. Iya, yang lain dari tadi pulang bu tinggal saya sendiri jadinya nginap deh takut pulang sendiri ke kos bu?"

" Kamu udah kunci semua pintu dan jendela?"

" Iya udah bu"

" Hmm, kamu minum apa?"

" Ohh ini, coklat panas bu. Ibu mau?"

" Boleh deh, bawa ke atas ya fit. Saya tunggu"
Cilla pun kembali berjalan naik ke lantai 3 dan memutuskan naik ke rooftop tokonya. Tak lama fitri pun datang membawa secangkir coklat panas dan di dekatilah sang bos

" Bu ini coklatnya"

" Makasi ya fit, duduk sini fit" ucapnya sambil tersenyum dan menyuruh fitri duduk di ayunan di dekatnya ..

" Maaf bu, ibu ada masalah ya?" Tanya fitri pelan dan cilla pun langsung memalingkan wajahnya ke fitri

" Emang kelihatan ya?"

" Iya bu, soalnya ibu nggak biasanya murung kek gitu terus maaf ya bu, muka ibu kusut banget sepulang dari makan siang tadi sama pak deon"

" Aku mau tunangan fit"

" Bagus dong bu, hubungan ibu sudah ada kejelasan. Bukannya itu yang wanita inginkan jika berpacaran bu?" Fitri heran karena bos nya lama diam dan sepertinya tak berniat untuk membalas pertanyaan fitri dan itu membuat fitri kembali bertanya

" Ibu ndak bahagia toh akan tunangan?"

" Kalau aku bilang bahagia kelihatan tidak fit di muka aku ?" Fitri pun menggeleng karena memang tak ada kebahagiaan di wajah bos nya jika bersama sang pacar apalagi semenjak pulang dari makan siang tadi wajahnya selalu di tekuk dan nampak lemas.

" Aku tidak tau fit perasaan aku sebenarnya sama deon itu seperti apa. Aku merasa cuman wajib saja sama dia karena permintaan mami aku tapi selebihnya aku tidak ngerasain apa apa denga deon"

" Berdoa bu, banyakin minta petunjuk dengan tuhan. Semoga di beri jalan yang terbaik"
dan cerita kegundahan cilla pun terus ia ceritakan ke fitri, walau mereka tak dekat tapi bisa di katakan mulai malam ini mereka seperti teman di luar dari jam kerja. Menyadari sudah sangat larut malam mereka pun akhirnya masuk ke dalam kamar cilla dan fitri pun nginap di kamar cilla atas permintaan cilla sendiri ..

Ainotameni ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang