Part 7

2K 279 23
                                    

Beberapa hari kemudian, Sean akhirnya diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit namun dia harus menggunakan tongkat gara-gara kakinya yang masih belum sembuh itu.

Walaupun kesakitan, Sean tetap merasa senang karena selama dia sakit, dia diuruskan oleh Jenniefer gara gara arahan dari orang tua mereka yang ingin Jenniefer bertanggungjawab.

Sekarang, Sean bersama Jenniefer sudah berada di taman gara-gara Sean yang meminta Jenniefer untuk membawanya jalan-jalan disana.

"Nuna, aku mau permen kapas itu," pinta Sean menatap toko permen kapas.

"Terus? Beli saja sana," sahut Jenniefer dengan santai.

"Sulit untuk aku berjalan kesana. Nuna tolong belikan untuk aku dong,"

Jenniefer berdecak "Ngerepotin gue mulu si," walaupun begitu, dia tetap berganjak pergi membelikan permen kapas untuk Sean.

Tidak butuh waktu yang lama, dia kembali menghampiri Seam "Nih,"

"Thanks Nuna," dengan senang hati Sean mengambil permen kapas itu dan memakannya "Nuna mau?"

"Tidak," singkat Jenniefer.

Dengan senyuman dibibirnya, Sean menikmati permen kapas itu namun secara tiba tiba raut wajahnya berubah ketika sosok yang dibenci olehnya muncul didepan mereka.

"Han? Kamu kok bisa ada disini?" bingung Jenniefer.

"Tadi kebetulan aku melihat mobil kamu makanya aku mencari kamu. Ternyata kamu sibuk sama orang cacat ini," ujar Hantae menatap Sean dengan sinis.

"Siapa yang cacat hah!?" marah Sean.

Hantae tidak mempedulikan Sean. Dia hanya menatap Jenniefer "Jen, jalan-jalan yuk," ajaknya.

"Kemana?" tanya Jenniefer.

"Kehati aku saja dong," balas Hantae mengedipkan satu matanya.

Sean memutar bola matanya dengan malas "Gombalannya sudah basi goblok,"

"Diam lo," balas Hantae.

"Jen, ayo pergi," lanjut Hantae ketika melihat Jenniefer yang kelihatan ragu.

"Terus bagaimana dengan Sean?" tanya Jenniefer sedikit khawatir.

"Tinggalkan saja dia disini. Dia bukan anak kecil," sahut Hantae dengan malas.

"Enak saja lo. Jenniefer Nuna datang bersama gue jadi dia harus pulang bersama gue juga dong," sambar Sean.

Jenniefer menghela nafasnya dengan kasar. Dia yakin jika dia berlama disana, pasti keributan akan terjadi diantara kedua cowok itu "Sean, lo tunggu disini ya. Gue bakalan jalan-jalan bersama Han duluan. Nanti gue kembali. Ingat, jangan kemana mana,"

Tanpa mendengar sahutan dari Sean, dia langsung menggandeng Hantae pergi dari sana.

"What the-!?!" pekik Sean "Dasar tai ayam! Mengganggu banget si," decaknya kesal.

Sean yang keepian akhirnya memutuskan untuk memainkan game diponselnya karena dia berfikir kalau Jenniefer hanya akan pergi sebentar namun ternyata dia salah.

Sudah hampir 2 jam Jenniefer pergi dan tidak ada tanda-tanda kalau gadis itu akan segera kembali.

Hujan pula sudah turun membasahi bumi membuat Sean kaget. Dengan kesulitan menggunakan tongkat, Sean berganjak duduk di depan toko permen kapas yang kebetulan sudah tutup itu.

Rasa dingin pula sudah mula menghampirinya. Andai saja kakinya tidak terkilir, sudah pasti dia bakalan langsung berlari dibawah hujan itu untuk mencari taksi.

Please Be Mine✅(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang