Sean bersama Erim akhirnya kembali bergabung bersama saudara mereka yang lain.
"Jadi bagaimana? Berhasil?" tanya Elgi penasaran.
"Berhasil dong. Jenniefer Eonnie langsung pergi setelah Sean Oppa ingin membelikan dress limited edition untuk aku," jelas Erim tersenyum bangga.
"Kamu benaran beliin dress limited edition itu untuk bocah ini?" tanya Airin.
Sean terkekeh "Tidak. Itu hanya rencana aku sama Erim untuk bikin Jenniefer Nuna cemburu kok. Tapi aku tetap membelikan dress itu karena aku ingin memberikannya kepada Jenniefer Nuna. Ah, aku juga beli kalung untuk Jenniefer Nuna,"
"Kebetulan banget, besok ulang tahun Nuna gue," sambar Limario.
"Benaran? Bagus deh. Gue akan memastikan besok menjadi hari ulang tahun yang special untuk Jenniefer Nuna," ujar Sean dengan antuasis.
"Bikin makan malam romantis juga Sean," usul Rendy.
"Tidak mungkin dia sudi untuk makan malam bersama aku. Melihat muka aku saja sepertinya bisa bikin dia mual," sahut Sean terkekeh miris.
"Maksudnya?" curiga Jisoora.
"Aku sama dia beda kamar kok. Dia tidak sudi untuk sekamar sama aku. Sepertinya aku memang menjijikkan deh," jelas Sean santai.
"Sean," lirih Jisoora sedih ketika membayangkan rasa sakit yang dialami oleh sang adik.
"Aku tidak apa apa Nuna. Aku akan berusaha bikin dia jatuh cinta sama aku. Nuna jangan khawatir," ujar Sean menenangkan sang Kakak.
"Bagus Sean. Kamu memang tidak boleh menyerah!" ujar Elgi menepuk pundak Sean.
*
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Sean akhirnya tiba dimana dia akan segera memberikan kado untuk Jenniefer sempena ulang tahun wanitanya itu.
Sekarang, Sean bahkan sudah tidak sabar untuk menunggu Jenniefer keluar dari kamar. Dia sudah mendekorasi rooftop mansion agar mereka bisa menikmati sarapan dengan suasana yang romantis.
Ceklekk
"Astaga!" Jenniefer terlonjak kaget ketika melihat sosok Sean yang tiba-tiba berdiri didepan pintu kamarnya itu "Yakk! Lo mau bikin gue jantungan hah!?" omelnya.
Sean cengesan "Maaf Wifey,"
Jenniefer memutar bola matanya dengan malas "Menyebalkan," gerutunya.
"Kamu akan kemana?" tanya Sean ketika melihat Jenniefer yang sudah rapi itu.
"Kerja lah," sahut Jenniefer yang memang bekerja sebagai pemilik butik.
"Tapi ini masih pagi. Kita sarapan dulu ya," ajak Sean.
"Gue akan sarapan bersama Han," tolak Jenniefer.
"Please Jen. Aku mau sarapan sama kamu," lirih Sean sedikit memohon.
"Gue tidak bisa. Pacar gue pasti sudah menunggu diluar," tolak Jenniefer.
Sean menghembuskan nafasnya dengan kasar. Secara tiba tiba dia menarik tangan Jenniefer menuju ke rooftop.
"Lo mau bawa gue kemana hah!?" marah Jenniefer.
Setibanya di rooftop, emosi Jenniefer langsung menghilang. Dia terbeku ketika melihat dekorasi rooftop yang cukup romantis itu.
"Selamat ulang tahun istriku," Sean memberikan kado yang dibelinya kepada Jenniefer.
"Bukannya lo belikan dress ini untuk pacar lo itu?" bingung Jenniefer.
"Untuk apa aku membelikan sesuatu yang mahal kepada orang lain? Mendingan aku membelikannya untuk istri aku," sahut Sean.
Jenniefer memutar bola matanya dengan malas namun tidak bisa dipungkiri kalau dia merasa bahagia atas kejutan yang diberikan oleh suaminya itu.
Drtt drtt
Dengan segera Jenniefer mengambil ponselnya. Terlihat nomer sang pacar yang sudah menghubunginya. Tatapannya sontak beralih menatap Sean.
Cowok itu tersenyum tipis "Ini hari ulang tahun kamu. Aku ingin kamu bahagia. Kalau cowok itu bisa membahagiakan kamu, aku mengizinkan kamu keluar bersama dia,"
Sean membalikkan badannya "Sekali lagi, selamat ulang tahu Wifey. Aku mencintai kamu," dia lalu berganjak pergi dari sana meninggalkan Jenniefer yang terbeku.
"Sean mencintai gue?" Gumam Jenniefer "Maafin gue Sean. Cinta gue hanya untuk pacar gue," lanjutnya bergegas menghampiri mobil sang pacar yang sudah menunggu didepan gerbang mansion.
*
Sean yang bosan ditinggalkan sendirian di mansion akhirnya memilih untuk kemansion Jisoora. Kebetulan sekali, Limario dan Jisoora lagi libur jadi dia bisa bertamu kesana.
"Apa semuanya berjalan lancar?" tanya Limario menatap Sean dengan antuasis.
Sean terkekeh kecil "Tidak mungkin ianya berhasil. Nuna lo tetap saja ingin sarapan diluar bersama Hantae jadi gue mengizinkan dia pergi deh,"
"Kamu harus tegas Sean. Kamu itu kepala keluarga!" marah Jisoora.
"Pelan-pelan Nuna. Aku tidak bisa langsung bersikap tegas kepada Jenniefer Nuna," balas Sean.
"Terus sekarang bagaimana? Lo akan menyerah?" tanya Limario.
"Gue ingin menyerah tapi gue tidak bisa Lim. Gue terlalu mencintai dia. Gue bodoh bukan? Ck, mencintai orang yang bahkan tidak menganggap kewujudan gue,"
"Terserah kamu saja deh Sean. Nuna sudah bingung sama masalah kamu," keluh Jisoora. Dia bangkit lalu berganjak kedapur untuk menyiapkan sarapan.
"Terus lo bagaimana Lim?" tanya Sean menatap Limario dengan serius.
"Gue? Memangnya gue kenapa?" bingung Limario.
"Bagaimana sama pernikahan lo dan Nuna gue? Apa rumah tangga kalian bahagia?"
"Tidak setiap hari rumah tangga itu berjalan mulus tanpa perdebatan. Tapi gue sama Jisoora belajar untuk menggunakan kepala dingin kalau lagi ada masalah,"
Sean tersenyum "Gue percaya Nuna gue bisa bahagia bersama lo,"
"Gue juga percaya Nuna gue bisa bahagia bersama lo. Tapi kalau lo mau menyerah, silakan saja. Kita ini cowok, bisa menikah lagi,"
"Limario!" terdengarlah teriakan Jisoora dari dapur. Sepertinya dia mendengarkan omongan gila suaminya ini.
"Tidak sayang. Aku hanya bercanda kok," balas Limario berharap sang istri tidak marah.
"Ahahah mamam tuh!" ledek Sean membuat Limario mendengus.
"Ngomong ngomong, gue butuh ponakan ya," lanjut Sean.
Limario tersenyum malu malu "Coming soon,"
"Mantap bro!" balas Sean mengacungkan jempolnya.
Hah~
Dia berharap agar dia bisa mempunyai anak bersama istri tercintanya itu namun sepertinya ianya tidak mungkin soalnya sang istri bahkan tidak mencintai dirinya.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine✅(TERBIT)
FanfictionHubungan yang terjalin gara-gara perjodohan ternyata tidak terlalu buruk. Cinta yang perlahan-lahan muncul membuat Sean dan Jenniefer berusaha mempertahankan ikatan pernikahan mereka namun kehadiran sosok ketiga mula menghancurkan segalanya. Dendam...