Mobil yang dikendarai oleh Sean akhirnya tiba diparkiran mansion. Dengan perlahan lahan dia melepaskan ikatan Jenniefer lalu dia membawa wanita itu memasuki mansion. Mungkin gara gara capek menangis, Jenniefer tidak terbangun.
Setibanya dikamar, Sean membaringkan Jenniefer diatas kasur dan dia melepaskan sapu tangan yang menutupi mata istrinya itu. Jempolnya langsung mengusap kedua mata sembab sang istri dengan pelan "Maafkan aku," bisiknya sebelum berganjak keluar dari kamar.
Dia memutuskan untuk kedapur dan memasak beberapa jenis makanan karena jam makan siang sudah tiba.
Tidak butuh waktu yang lama, Sean selesai memasak dan dia langsung menghidangkan masakannya diatas meja makan.
Setelah itu, Sean berganjak kekamar untuk membangunkan Jenniefer namun dia malah dikagetkan dengan sosok Jenniefer yang menangis diatas kasur "Jen, kamu kenapa!?" paniknya.
Jenniefer sontak memeluk Seam dengan erat "Hiks gue takut. T-tadi gue diculik," isaknya.
Bukannya menenangkan wanita itu, Sean malah semakin mengeratkan pelukannya. Duh, bisa bisanya dia malah modus:v
"Hiks gue takut Sean," isak Jenniefer lagi.
"Kamu sudah selamat disini. Jangan takut lagi," ujar Sean mengelus punggung Jenniefer. Dia merasa sedikit bersalah karena sudah membuat Jenniefer takut tapi hanya itu satu satunya cara yang dia fikirkan untuk membawa Jenniefer pergi dari Hantae.
"Sudah ya," Sean melepaskan pelukan itu lalu dia menghapus air mata Jenniefer "Ada aku disini. Aku tidak akan membiarkan kamu kenapa napa," ujarnya tersenyum lembut.
"Kenapa lo terlalu baik sama gue Sean?" batin Jenniefer.
"Ngomong ngomong, kenapa gue bisa ada disini?" tanya Jenniefer dengan bingung.
Sean menelan ludahnya dengan kasar "Tadi aku tidak sengaja melihat kamu diculik jadi aku langsung menyelamatkan kamu," jelasnya yang terpaksa berbohong.
Jenniefer mengangguk faham "Terima kasih,"
Untuk pertama kalinya Sean melihat Jenniefer yang tersenyum tulus kepadanya.
"Sekarang kita makan ya. Aku sudah menyiapkan makan siang," ajak Sean.
Jenniefer mengangguk patuh "Ayo,"
Tanpa sadar, mereka berjalan menuju kemeja makan dengan tangan yang saling bergandengan.
"Silakan duduk Princess," ujar Sean menarik bangku untuk Jenniefer.
"I-iya," sahut Jenniefer yang salah tingkah.
"Ini, dicoba ya,"
Walaupun ragu, Jenniefer tetap membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Sean "Enak," pujinya dengan pipi mandunya yang terus menggembung lucu.
Sean terkekeh kecil "Menggemaskan," ujarnya membuat Jenniefer tersipu malu.
Namun sedetik kemudian raut wajah Jenniefer berubah ketika dia mengingati sesuatu "Dimana Hantae!? Gue takut dia kenapa napa!""Tidak tahu!" ketus Sean.
"Sean!" kesal Jenniefer.
"Kenapa kamu malah mikirin dia? Dan kenapa juga kamu memberikan uang kamu untuk dia?"
"Kenapa lo bisa tahu semua itu? Lo ikutin gue!?!" marah Jenniefer.
"Kalau iya kenapa? Aku hanya tidak ingin kamu dimanfaatkan oleh dia lagi. Mulai sekarang, aku tidak mengizinkan kamu untuk memberikan uang kamu kepada cowok itu lagi!" untuk kali ini, Sean berusaha bersikap tegas.
"Sean! Lo keterlaluan!" teriak Jenniefer marah.
Sean menghembuskan nafasnya dengan kasar "Aku hanya menjalankan tugas aku sebagai suami! Tolong hormatin aku, Jenniefer!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine✅(TERBIT)
FanfictionHubungan yang terjalin gara-gara perjodohan ternyata tidak terlalu buruk. Cinta yang perlahan-lahan muncul membuat Sean dan Jenniefer berusaha mempertahankan ikatan pernikahan mereka namun kehadiran sosok ketiga mula menghancurkan segalanya. Dendam...