Pagi harinya, Jenniefer yang sudah bersiap-siap itu langsung saja bergabung dimeja makan bersama keluarganya "Pagi Mom, Dad," sapanya. Dia tidak menyapa Limario karena dia yakin sang adik masih kesal dengan dirinya.
"Pagi juga sayang," sahut kedua orang tuanya.
"Kamu akan kemana?" TANYA Hanjun.
"Kemansion keluarga Park. Bukannya Daddy yang ingin aku kesana?" sahut Jenniefer.
"Baguslah. Ingat Jen, kamu harus bertanggungjawab sama apa yang sudah kamu lakukan," ujar Hanjun "Minta maaf sama Sean dan kalau dia tidak memaafkan kamu dan membatalkan pernikahan kalian, Daddy akan mengirim kamu ke New Zealand tanpa fasilitas!" lanjutnya tegas.
"Mwo!? Tidak bisa seperti itu dong!" protes Jenniefer.
"Salah kamu sendiri si," sahut Hanjun dengan santai.
Jenniefer menghela nafasnya dengan kasar lalu dia langsung memakan sarapannya itu tanpa bersuara lagi.
"Mom, Dad, aku juga akan keluar ya," pamit Limario.
"Kamu akan kemana Lim? Biasanya hari libur kamu lebih suka main game dikamar deh," ujar Yura.
"Aku sudah ada janji untuk keluar sama Jisoora Nuna," jelas Limario.
"Daddy tidak ingin kamu menjadi cowok brengsek ya. Perlakukanlah Jisoora dengan baik. Jangan sakiti dia!" tegas Hanjun.
"Baiklah Dad," sahut Limario dengan patuh "Aku berangkat duluan," dia bangkit dan mengecup pipi kedua orang tuanya secara bergantian.
"Aku juga berangkat sekarang," pamit Jenniefer ikut mengecup pipi kedua orang tuanya.
Setelah itu, dia bergegas menyusul Limario yang sudah memasuki mobil "Tunggu Lim! Nuna ikut sama kamu,"
"Cepatan," ujar Limario dengan malas.
Dengan buru-buru Jenniefer berganjak memasuki mobil Limario dan mereka akhirnya berganjak pergi dari sana.
Tidak butuh waktu yang lama, mereka akhirnya tiba dimansion keluarga Park. Kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh sosok Min-Ha.
"Selamat pagi Aunty," sapa keduanya dengan sopan.
"Pagi juga," sahut Min-Ha.
"Aku ingin membawa Jisoora Nuna keluar. Apa tidak apa apa?" tanya Limario meminta izin.
"Pergilah. Jisoora juga sudah ngomong sama Aunty dan Uncle kok," sahut Min-Ha membuat Limario tersenyum.
Bersamaan dengan itu, Jisoora menghampiri mereka "Kamu sudah datang,"
"Langsung berangkat?" tanya Limario.
"Iya," sahut Jisoora. Dia beralih menatap Jenniefer membuat gadis bermata kucing itu menelan ludahnya dengan kasar "Awas saja kalau kamu bikin Sean sakit lagi. Aku cakar kamu!" ancam Jisoora yang berbisik itu. Dia tidak ingin Min-Ha mendengarkan kata-katanya karena Sean tidak ingin kedua orang tuanya tahu apa yang sudah Jenniefer lakukan. Ingin sekali Jisoora menceritakan semuanya kepada kedua orang tuanya itu namun dia terpaksa menahan dirinya demi sang adik.
"I-Iya Eonnie," sahut Jenniefer takut-takut.
Jisoora beralih menatap Limario dan tersenyum "Ayo Lim," setelah berpamitan, dia bersama Limario akhirnya berganjak pergi dari sana.
"Kamu pasti ingin ketemu Sean bukan? Sean masih tidur dikamar. Dia tiba-tiba saja demam. Aunty sama Uncle bahkan tidak tahu bagaimana dia bisa demam. Dia bilang dia kehujanan waktu jalan-jalan sendirian," ujar Min-Ha.
Jenniefer menelan ludahnya dengan kasar "Kenapa lo tidak jujur saja sama orang tua lo kalau gue menyakiti lo huh? Apa segitu cintanya lo sama gue sehingga lo ingin melindungi gue dari kemarahan orang tua lo?" batin Jenniefer merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine✅(TERBIT)
FanfictionHubungan yang terjalin gara-gara perjodohan ternyata tidak terlalu buruk. Cinta yang perlahan-lahan muncul membuat Sean dan Jenniefer berusaha mempertahankan ikatan pernikahan mereka namun kehadiran sosok ketiga mula menghancurkan segalanya. Dendam...