Sean bersama Jenniefer sudah tiba di mall dan sekarang mereka sudah berada di satu toko yang menarik perhatiannya karena Jenniefer ingin kesana sementara Sean hanya akan mengikutinya dengan pasrah.
"Nuna ingin beli apaan?" tanya Sean.
"Gue mau lihat saja duluan," sahut Jenniefer berjalan mengelilingi toko itu bersama Sean yang terus mengikutinya.
"Ngapain lo ikutin gue?" tanya Jenniefer menghentikan langkahnya.
"Aku harus tahu apa yang Nuna suka. Nuna calon istri aku bukan?"
Jenniefer memutar bola matanya dengan malas "Terserah," dia kembali mengelilingi toko itu dan sedetik kemudian dia akhirnya terpaku ketika melihat satu tas yang cukup menarik dimatanya.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya penjaga toko.
"Saya mau yang ini," ujar Jenniefer penuh semangat.
Penjaga toko itu mengangguk "Baiklah Mrs,"
Dahi Jenniefer mengernyit. Apa dia memang sudah kelihatan seperti istri kepada Sean sehingga dirinya dipanggil Mrs?
Tidak ingin mengambil pusing, Jenniefer mengikuti langkah penjaga toko yang berjalan ke kasir.
Baru saja Jenniefer ingin menyerahkan kartu atm, Sean malah menyerahkan kartu atm miliknya.
"Biar aku saja yang bayarin," ujar Sean.
"Tidak perlu," tolak Jenniefer sok jual mahal.
Sean hanya menggedikkan bahunya dengan acuh namun dia tetap menyerahkan kartu atm miliknya kepada penjaga toko.
Jenniefer terdiam. Ada perasaan aneh yang tiba tiba muncul dihatinya. Selama ini, apa pun yang dia inginkan pasti dia sendiri yang akan membayarnya karena sang pacar tidak pernah mentraktirnya. Sekarang dia merasa terharu karena untuk pertama kalinya dia seakan dihargai oleh sosok laki-laki.
"Nama kamu siapa?" tanya Sean kepada penjaga kasir itu.
"N-nama aku Jihan," sahut penjaga kasir itu dengan malu-malu.
"Nama yang cantik, sama seperti orangnya," puji Sean yang menampilkan senyumannya.
Jenniefer mendengus. Apa apaan si! Baru saja dia baper dengan tingkah Sean tapi sekarang tuh cowok malah bikin dia kesal "Dasar buaya!" ketusnya mengambil paperbag perbelanjaannya lalu bergegas pergi dari sana.
Sean tersenyum tipis. Dia hanya ingin membuat Jenniefer cemburu dan sepertinya ianya berhasil "Nuna, tunggu" dia bergegas menyusul Jenniefer sebelum gadis itu pergi meninggalkan dirinya.
"Nuna cemburu?" tanya Sean setelah menyamakan langkahnya dengan langkah Jenniefer.
"Tidak!" sangkal Jenniefer.
"Terus kenapa langsung pergi?"
"Gue hanya tidak ingin melihat tingkah buaya lo itu,"
Sean mendengus "Aku bukan buaya ya,"
"Bodo amat!" balas Jenniefer.
Kali ini Jenniefer mula berganjak memasuki toko yang lain. Dia kelihatan fokus dan mengabaikan Sean.
"Kalau cemburu bilang saja," gumam Sean dengan pelan.
"Jen?" keduanya sontak menatap kearah sumber suara.
"Han!" sahut Jenniefer dengan senang, berbeda dengan raut wajah Sean yang sudah berubah menjadi datar.
"Kamu sendirian?" tanya Hantae, pacar Jenniefer.
"Aku-"
"Dia bersama gue," potong Sean.
"Oh, gue kirain lo pembantu Jenniefer," balas Hantae dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine✅(TERBIT)
FanfictionHubungan yang terjalin gara-gara perjodohan ternyata tidak terlalu buruk. Cinta yang perlahan-lahan muncul membuat Sean dan Jenniefer berusaha mempertahankan ikatan pernikahan mereka namun kehadiran sosok ketiga mula menghancurkan segalanya. Dendam...