Part 27

2.2K 261 21
                                    

Sedari tadi, Jenniefer terus melamun. Dia mula merasa gelisah karena firasat buruk sudah menghampirinya.

Dia tidak perlu khawatir soal Baby Deon karena sekarang bayi itu sudah berada didalam gendongan Jisoora.

"Jen?" Jenniefer tersadar dari lamunannya ketika Jisoora memanggilnya.

"Iya Eon?" sahut Jenniefer.

"Kamu kenapa?"

Jenniefer menghela nafasnya dengan kasar "Firasat aku tiba-tiba saja buruk Eon,"

Jisoora terdiam selama beberapa detik "Sejujurnya firasat Eonnie juga sama,"

"Apa ada sesuatu yang terjadi kepada Sean atau Limario?" fikir Jenniefer.

"Coba kamu hubungi mereka," arah Jisoora.

Jenniefer mengangguk lantas dia mengambil ponselnya. Dia sudah menghubungi Sean namun suaminya itu tidak menjawab panggilan darinya sehingga dia memutuskan untuk menghubungi Limario.

"Rio, kamu dimana?" tanya Jenniefer setelah sang adik menjawab panggilan darinya.

"N-Nuna,"

Dahi Jenniefer mengernyit. Kenapa suara adiknya itu berbeda?

"Rio, kamu nangis?"

Jisoora sontak menatap kearah Jenniefer setelah dia mendengar pertanyaan itu.

Akhirnya Jenniefer memutuskan untuk membuka loudspeaker agar Jisoora ikut mendengarkan perbicaran itu.

"Babe, kamu kenapa?" tanya Jisoora.

"Sayang, a-aku-,"

"Kamu kenapa?" tanya Jisoora lagi karena Limario seakan ragu untuk ngomong.

"Coba kalian hidupkan tv sekarang dan kalian bisa melihat berita,"

Walaupun bingung, Jenniefer tetap menyambar remote tv lantas dia menghidupkan tv seperti yang diarahkan oleh sang adik.

"Sebuah mobil ditemui kecelakaan dan jatuh kedalam lautan. Pihak polisi masih berusaha mencari keberadaan korban yang diyakini berada didalam lautan,"

"Apa semua ini Rio?" bingung Jenniefer.

"I-Itu Sean,"

Deg

"K-Kamu ngomong apaan si?," tanya Jenniefer tidak percaya.

"Mobil itu milik Sean. Pihak polisi lagi berusaha mencari jasad Sean didalam lautan,"

"Candaan kamu tidak lucu Rio!" sentak Jenniefer dengan marah.

"Aku tidak bercanda Nuna,"

"Babe, kamu bohong bukan?" tanya Jisoora yang juga sulit untuk mempercayainya.

"Maaf Sayang, aku tidak bercanda,"

"I-Ini pasti salah faham. Itu bukan mobil Sean," sangkal Jenniefer dengan mata berkaca kaca.

"Nuna-"

"Cukup Rio! Candaan kamu sudah keterlaluan!" potong Jenniefer dengan marah.

Tanpa mendengar sahutan dari sang adik, Jenniefer langsung saja mematikan panggilan itu.

"Rio pasti bercanda," ujar Jenniefer berusaha menyangkal semuanya.

Ding dong~

"Itu pasti Sean!" seru Jenniefer buru buru bangkit dan berlari kearah pintu.

Please Be Mine✅(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang