Sedari tadi Jenniefer terus kelihatan gelisah setelah dirinya menerima panggilan dari sang suami.
"Kenapa?" tanya Hantae.
"Aku takut Sean tahu kalau kita ketemu," jujur Jenniefer.
"Memangnya Sean tidak tahu kalau kamu makan siang sama aku?"
Jenniefer menggeleng "Aku tidak ngomong sama Sean karena aku tidak ingin dia salah faham,"
Hantae tersenyum tipis "Sepertinya kamu memang sudah benar benar mencintai dia ya,"
"Maaf kalau kata-kata aku menyakiti kamu. Tapi aku memang sudah mencintai Sean," jujur Jenniefer.
"Tidak masalah kok. Dia suami kamu jadi kamu memang sudah seharusnya mencintai dia,"
"Kamu tidak marah?"
"Untuk apa aku marah? Aku tidak ada hak untuk marah. Aku akan terus berdoa agar rumah tangga kalian bahagia,"
Jenniefer kembali tersenyum. Dia bersyukur karena Hantae tidak berdendam dengan apa yang sudah dia lakukan.
"Erm Jen. Bisa aku minta tolong sama kamu?" tanya Hantae dengan hati-hati.
"Minta tolong apa?"
"Aku butuh uang. Tidak banyak kok. Sekitar 10,000 won. Mama aku baru saja menelfon aku dan katanya adik aku sakit. Butuh uang untuk biaya rumah sakit. Aku janji akan segera membayar uang kamu,"
"Tidak perlu diganti Han. Kita ini teman. Nanti aku transfer ya," ujar Jenniefer yang mempercayai Hantae.
"Terima kasih Jen. Aku bersyukur punya teman yang pengertian seperti kamu," ujar Hantae membuat Jenniefer tersenyum.
"Dasar gadis bodoh. Lihat saja nanti. Gue akan pastikan semua kekayaan lo menjadi milik gue," batin Hantae menahan seringainya.
*
*Tepat jam 3.30 menit petang, Sean tiba didepan butik Jenniefer dengan mengendarai mobil mewahnya itu.
"Sudah lama?" tanya Jennifer setelah memasuki mobil.
"Belum kok," sahut Sean "Langsung pulang atau kemana-mana dulu?"
"Langsung pulang deh. Aku sudah capek,"
Sean mengangguk lalu dia kembali menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana.
Disepanjang perjalanan, hanya suasana hening yang menyelimuti keduanya. Sean hanya fokus menyetir sementara Jenniefer kelihatan melamun.
"Wifey," panggil Sean sehingga Jenniefer tersadar dari lamunannya.
"Ada apa?"
"Tidak ingin turun?"
Jenniefer akhirnya tersadar kalau mereka sudah tiba di parkiran mansion.
"Ah, ayo keluar," ajak Jenniefer buru buru keluar dari mobil.
Sean hanya tersenyum tipis sebelum dirinya menyusul Jenniefer. Dia tahu ada sesuatu yang disembunyikan oleh istrinya itu dan dia pasti akan membuat istrinya jujur.
"Aku mandi duluan ya," ujar Jenniefer.
"Tunggu sebentar," Sean menarik tangan Jenniefer dengan pelan agar wanita itu duduk disampingnya diatas kasur.
"Kenapa?" tanya Jenniefer.
"Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku?"
Deg
Pertanyaan dari Sean membuat Jennifer menelan ludahnya dengan kasar.
Apa yang harus dia lakukan saat ini? Apa dia jujur saja? Tapi, itu pasti akan membuat Sean marah bukan?
"Ngomong saja sama aku. Jangan takut," ujar Sean yang menyadari tingkah sang istri.
Jenniefer menunduk. Dia menggigit bibir bawahnya sebelum memberi penjelasan.
"S-Sebenarnya tadi aku makan siang bersama H-Hantae,"
Bukannya marah, Sean malah tersenyum "Tatap aku. Aku ada didepan kamu, bukan dibawah kamu,"
Dengan ragu Jenniefer mengangkat wajahnya untuk menatap Sean.
"Aku tahu kok kalau kamu makan siang bersama Hantae. Kebetulan juga tadi aku makan di restaurant yang sama. Ak-"
"Hubby, maaf," potong Jenniefer yang merasa bersalah.
Sean memegang kedua tangan Jenniefer "Kenapa tidak jujur saja sama aku?"
Bukannya memberi jawaban, Jenniefer hanya berdiam diri.
"Jen, kunci sebuah hubungan itu adalah kejujuran. Kita harus saling jujur agar tidak ada salah faham yang terjadi. Sekarang, coba ngomong sama aku apa alasan kamu tidak jujur sama aku tadi," ujar Sean dengan lembut namun sedikit tegas.
"Maaf Hubby. Aku tidak ngomong sama kamu karena aku takut kamu salah faham. Aku makan siang bersama Hantae juga hanya sebagai teman. Tidak lebih kok. Kita hanya mengobrol biasa saja. Hantae juga senang dengan hubungan kita,"
"Aku tidak masalah kalau kamu ingin keluar bersama Hantae tapi tolong izin sama aku dulu ya. Dan aku mohon, tolong jaga batasan kalian,"
"Maaf,"
Sean mengelus kepala Jenniefer "Aku memaafkan kamu,"
Jenniefer tersenyum lega. Dia bersyukur dengan reaksi yang diberikan oleh Sean. Sekarang, dia akan berusaha menjaga kepercayaan suaminya itu agar tidak terjadi masalah didalam rumah tangga mereka.
Drtt drttt
Deringan ponsel Jenniefer menghentikan perbicaraan mereka.
Dengan segera Jenniefer mengambil ponselnya untuk menerima panggilan itu.
"Halo Mom,"
Sean hanya menatap Jenniefer dengan bingung ketika dia menyadari kalau raut wajah istrinya itu berubah.
"Baiklah Mom. Jenniefer sama Sean kesana sekarang," ujar Jenniefer sebelum mematikan panggilan itu.
"Kenapa?" tanya Sean penasaran.
"Hubby, kita harus kerumah sakit. Daddy masuk rumah sakit By,"
"Ayo kita kesana sekarang," Sean bergegas menyambar kunci mobilnya lalu mereka berdua berganjak memasuki mobil untuk ke rumah sakit.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Be Mine✅(TERBIT)
FanfictionHubungan yang terjalin gara-gara perjodohan ternyata tidak terlalu buruk. Cinta yang perlahan-lahan muncul membuat Sean dan Jenniefer berusaha mempertahankan ikatan pernikahan mereka namun kehadiran sosok ketiga mula menghancurkan segalanya. Dendam...