Hari senin tiba, Yujin sudah mulai bekerja di sebuah rumah sakit besar di Seoul. Ahn Yujin langsung menjadi bahan perhatian di rumah sakit dengan saham terbesar yang dimiliki oleh Ahn Group itu.
Yujin datang dan langsung menjadi pusat perhatian, bukan karena dia adalah dokter dengan keluarga pemilik saham terbesar rumah sakit.
Karena gelar cumlaude juga tamatan University of Cambridge, London. Bukan hanya sertifikat itu, Yujin juga mendapat sertifikat kompetensi dari Stratford University, Amerika Serikat untuk kegiatan volunteernya di Amerika Serikat.
Jangan lupa dengan wajah tampan, proporsi tubuh sempurna dan kekayaan laki laki itu. Tidak sulit untuk menjadi bahan perhatian dengan level sekelas itu.
Yujin mulai bekerja di rumah sakit dan langsung menangani beberapa proses penting bersama dokter dokter spesialis lainnya. Yujin adalah dokter spesialis interna (penyakit dalam), jadi dia butuh dokter lain untuk bekerja dengannya.
Yujin mendapatkan shift bekerja sibuk dirumah sakitnya membuatnya harus benar benar ekstra bersabar. Seharian Yujin yang baru masuk bekerja langsung mendapat jadwal operasi, beruntung masih seputar pencernaan yang terganggu, jadi Yujin masih bisa belajar beradaptasi dengan sistem di Korea.
Baru beristirahat 30 menit, seorang dokter magang masuk kedalam ruangan Yujin untuk meminta tolong soal pasien.
"Ada apa?" tanya Yujin pada seorang dokter magang yang menghampirinya keruangan.
"Maaf dokter Ahn, tapi dokter Song specialist kulit dan kelamin tidak ada. Sepertinya cuti dari pagi, dan dari penuturan dokter Kim, dokter Ahn sangat berkompeten pada specialist apapun" kata dokter magang itu.
"Saya dokter interna, tidak ada hubungan dengan penyakit kulit apalagi kelamin!" kata Yujin tegas pada dokter magang itu.
"Tapi... dia pasien VIP. Jadi saya tidak enak mengatakan dokter Song tidak dapat hadir" kata dokter magang itu mulai berkaca kaca.
Melihat dokter magang itu kesusahan, Yujin menghembuskan nafas kasarnya. Yujin kasihan jika sampai penilaian dari dokter magang itu terganggu karena kesalahan dokter mentor, dan kata kekasihnya, menolong orang harus dimulai dari yang kecil dulu baru yang besar.
Yujin langsung berdiri dan memakai jas dokter putihnya. Yujin bergerak mengambil tasnya dan stetoskop yang ia sering bawa.
"Ayo saya bantu dapatkan nilai bagus untukmu!" kata Yujin membuat dokter magang itu menatap Yujin lalu tersenyum sambil menghapus cepat air matanya.
Sampai diruangan, Yujin langsung menyuruh dokter magang untuk memeriksa dan mendiagnosis pasien sesuai ilmu dokter magang itu didalam ruangan, sementara Yujin duduk dan melihat riwayat penyakit dan data diri pasien.
Yujin membulatkan matanya melihat data diri dan pemeriksaan pasien. Bahkan Yujin membolak balikan laporan dan melihat hasil diagnosis dokter dokter sebelumnya juga. Yujin langsung menulis sesuatu di sepucuk kertas lalu melipatnya.
"Dokter Ahn, pasien meng-"
"Panggil pasien itu kesini, setelah itu kamu keluar ambil obat yang saya resep kan ini. Baca suratnya untuk suruhan selanjutnya" Kata Yujin menyerahkan kertas yang iya lipat.
"Baik, dokter" kata dokter magang itu memanggil pasien dan langsung keluar.
Pasien tiba sambil menunduk enggan menatap pada dokter. Pasien ini sering bolak balik kerumah sakit untuk pemeriksaan dan jujur, dirinya malu soal penyakitnya ini bahkan pada dokter.
"Kim Minju, angkat kepalamu!" kata Yujin pada pasien. Minju sang pasien langsung mendongak dan terkejut sambil menatap Yujin yang terlihat menatapnya serius.