Sebulan kemudian..."Kim Minju!" panggil seorang wanita berlari pelan kearah wanita bernama Kim Minju.
"Oh, Nako-chan? ada apa?" tanya Minju pada seorang wanita bernama Nako itu.
"Ada yang mau gue kasih tau, tapi jangan ketawa" kata Nako menarik tangan Minju masuk keruangannya.
"Apa gak apa apa perawat magang masuk keruangan dokter?" tanya Minju pada Nako.
Kim Minju akhirnya memutuskan menggunakan sertifikat yang pernah ia dapatkan semasa kuliah untuk mengambil keperawatan dirumah sakit tempat Yujin bekerja.
Saham rumah sakit resmi dibeli oleh Ahn Group dan Dr. Ahn Yujin adalah dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pemilik rumah sakit itu. Jadi taulah mengapa dengan mudah Minju dimagangkan menjadi perawat...
"Ya! ini rumah sakit punya Yujin, siapa yang berani marahin kita kita disini? Juga ini ruangan gue, berani apa mereka?" kata Nako mempersilahkan Minju duduk di sofa ruangannya.
"Yasudah ada apa? Minju ada nemenin Dr. Kim sehabis ini buat cek pasien" kata Minju pada Nako.
"Tapi jangan ketawa, gue baru ngasih tau ke Yujin, tapi Golden Retriever itu malah ketawa sekarang buat gue malu, suami gue si bapao itu ada disana juga tapi bukannya belain malah diem aja kayak pembantu" kata Nako pada Minju membuah Minju terkekeh.
"Emangnya ada apa sih?" tanya Minju penasaran dengan cerita Nako sampai bisa membuat Yujin tertawa.
"Gue..."
"Seriusan lu?!! Gila mantul si bapao!" kata congor mancung Yena pada Yujin. Yujin, Yena dan Hyewon sedang berada di sebuah cafe di Hongdae.
"Padahal mereka sibuk terus, sempet aja ya mereka sampe kebobolan" kata Hyewon sambil makan pizza.
"Ya itu dia gue juga ngakak, abis mereka married gue terima laporan kalau mereka gak cuti honeymoon sama sekali. Bahkan tu berdua selalu masuk kerja, jadi sukarelawan juga ikut. Bisa blendung juga si minion hahaha" kata Yujin tertawa mengingat wajah Nako yang terluhat malu menceritakan padanya.
"Eyyy, rumah sakit lu kan besar. Makanya, besok besok kasih di setiap ruangan kasih cctv terutama WC wanita tuh. Lumayan tontonan gratis buat satpam" kata Yena sembarangan.
"Kalau gitu gue minta rekamannya, dari pada buang duit beli link, buang memori juga download vpn" kata Hyewon menimpali makin ngawur.
"Heh! Ini satu udah mau jadi papa satu jadi suami masih begini otak lu pada!" kata Yujin menggeplak kepala Yena dan Hyewon.
"Asu! Emang lu kagak?!" kata Yena emosi sambil mengusap kepalanya yang sakit.
"Ya kalau ada sih nonton gue hehe" jawab Yujin.
"Sama aja lu tonggg" kata Yena dan Hyewon menggeplak Yujin dengan buku menu.
"Oiya, operasinya Chaeyeon gimana? udah dapet donor?" tanya Hyewon tiba tiba pada Yujin.
"Untuk donor, udah ada dan tinggal nunggu persetujuan keluarga aja. Tapi gue gak tau siapa pendonornya, soalnya pendonor minta dirahasiain ke dokter matanya langsung" kata Yujin pada mereka.
"Gue kasian liat Chaeyeon, dari dulu dia selalu jadi yang paling dewasa ngelindungin kita semua. Kasian anak istrinya, Chaeyeon juga kepala keluarga, gara gara nyelamatin kita..."
"...Chaeyeon harus buta" kata Yena membuat ketiganya menunduk.
"Siapa ya pendonornya kira kira, Jin?" tanya Yena pada Yujin membuat laki laki itu menggedikan bahunya tidak tau.
"Siapapun dia, gue bakal utang budi..." kata Yujin yang diangguki kedua temannya yang lain.
Yujin kembali dari cafe setelah jam makan siang habis, Yujin langsung bergegas kembali ke rumah sakit tempat dirinya bekerja.
Yujin menyusuri rumah sakit besar itu lalu berjalan kearah ruangannya dan menemui Dr.Honda Hitomi yang sedang sibuk bekerja. Yujin, Hitomi dan Nako berada dalam satu ruangan yang sama karena spesialis mereka sama.
"Cieee... calon papa tembem masih kerja aja ni yeee... Kerja mulu kebobolan juga ya istri lu, jangan jangan pas jam operasi lagi gituannya" kata Yujin menggoda Hitomi yang tidak direspon oleh laki laki itu.
"Diem diem baek bapake... Jangan jangan beneran lagi jam operasi gituannya? Wahhh parah parah parah, jangan jangan ada yang sisa ditubuh pasien" kata Yujin makin ngaco.
"Gue tau lu boss gue, tapi Jin... Bibir lu mau gue jepret atau gue gunting? Gue lagi mood nih pake jepret sama gunting" tanya Hitomi dengan wajah datar pada Yujin.
"Hehe galak amat calon papa baru" kata Yujin lalu duduk kekursi di seberang Hitomi.
"Lu ngapain kesini?" tanya Hitomi masih mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk.
"Gue mau wajib militer..." kata Yujin tiba tiba membuat Hitomi menatap laki laki dihadapannya dengan tatapan bingung dan tidak percaya.
"Lu yakin, Jin? Banyak orang menghindari wamil, lu malah minta wamil padahal udah dikasih kebijakan kalau semua dokter sama sukarelawan tentara yang ikut ke iraq dibebas wamil-kan" kata Hitomi bingung.
"Hehe...gue cuma mau menunaikan kewajiban gue sebagai warga negara yang baik. Juga gue mau nenangin diri gue" kata Yujin murung.
"Yaudah! gue juga ikut wamil bareng lu!" kata Hitomi lanjut mengerjakan pekerjaannya.
"Gila lau?! istrilu lagi isi brooo.. lu main asal tinggal aja" kata Yujin terkejut mendengar keputusan Yujin.
"Lu juga ninggalin kok, bukan cuma gue..."
Di dua waktu dan ruangan berbeda, suara pintu diketuk menampilkan seorang pembawa surat yang sama memberikan dua buah undangan pernikahan.
Yujin dan Minju menatap dua undangan berbeda dengan tempat dan waktu yang sama membuat kepala keduanya pusing.
Yujin dan Minju sama sama menghubungi sebuah nomor yang akhirnya berhasil tersambung dan terdengarlah suara dari seberang telepon mereka.
"Aku dapet dua udangan berbeda, kamu hadirin yang mana?"
To be continued...
One more chapter end!
Vomments and happy reading!🐱🐱🐱