Tiba di Korea Selatan pukul 1 pagi, semua anggota tentara langsung berhamburan membantu mengangkut barang barang team kedokteran.
Team kedokteran tidak bisa berhenti bekerja dikarenakan mereka masih harus melakukan check pasien dan mayat. Sebelumnya terdapat delapan orang pasien, sekarang terdapat sembilan pasien dan tiga mayat relawan Korea Selatan yang harus mereka urus.
Choi Yena dan Lee Chaeyeon segera dilarikan kerumah sakit dan ditangani langsung oleh Dr. Yabuki Nako dan Dr. Honda Hitomi, sedangkan mayat Kim Chaewon akan ditangani oleh Dr. Ahn Yujin.
Mendengar kabar kepulangan dan kabar soal Chaewon, Jeongyeon dan Nayeon juga Wonyoung sudah menunggu dirumah sakit tempat Yujin bekerja.
Saat ambulans tiba dan dengan segera Yujin mendorong ranjang roda berisi mayat Chaewon bersama Minju dan Hyewon yang berjalan dengan tongkat disebelahnya.
Melihat kedatangan ketiga keluarganya, Yujin tidak memperdulikan mereka dan langsung berjalan masuk kedalam ruang penanganan.
Wonyoung berjalan mendekati Hyewon yang terlihat tidak baik baik saja dengan kaki yang diperban dan juga perban diperutnya terlihat dari kemeja yang tidak dikancingkan yang dikenakan Hyewon.
"Hi bunny, kamu sehat kan? Kamu baik baik aja kan waktu gak ada aku?" kata Hyewon dengan senyuman saat Wonyoung sudah berdiri dihadapan Hyewon dengan air mata mengalir deras.
"Kami tanya aku?" kata Wonyoung memukul dada Hyewon dengan satu tangan.
"Bisa bisanya kamu tanya aku waktu waktu kamu gak baik baik aja" kata Wonyoung lagi memukul dada Hyewon.
"Kamu janji, gak akan terluka" kata Wonyoung kembali memukul dada Hyewon.
"Tapi kamu pulang dengan keadaan begini!" kata Wonyoung memukul dada Hyewon dan menunduk menangis.
"Maaf, gak bisa tepatin janji aku buat gak kenapa napa. Tapi janji aku, untuk kembali sudah aku tepatin" kata Hyewon langsung memeluk tubuh kurus Wonyoung.
"Bunny..."
"Apa?" tanya Wonyoung masih menenggelamkan wajahnya didada Hyewon.
"Tapi ada untungnya, aku gak ada di apartemen"
"Untung apa coba?"
"Untung..."
"...jadi stock nasi gak cepet habis"
Perkataan Hyewon yang suksea dihujani pukulan dibahu laki laki itu membuat laki laki itu meringis karena ada luka di tangannya.
"Eh maaf maaf, sakit ya? Maaf" kata Wonyoung mengusap pelan bahu Hyewon membuat laki laki robot itu tersenyum hangat.
"Aku sayang kamu..." kata Hyewon tiba tiba membuat Wonyoung menatap Hyewon yang sudah menatap lekat mata bulat wanita itu.
"Aku tidak akan melepaskan kamu, bahkan sampai aku mati. Aku mau tangan ini yang memukul aku setiap harinya" kata Hyewon dengan serius.
"Kok dipukul suka? Wony minta maaf sering pukul kakak kalau kesel, Wony janji gak akan lakuin itu sering sering, soalnya aku tau kamu sakit kalau dipukul" kata Wonyoung pada Hyewon merasa bersalah.
"Jangan... Kamu boleh pukul aku, kamu boleh hina dan bentak aku, asal jangan tinggalin aku. Lakukan apa yang kamu suka, karena aku suka semua yang ada dalam diri kamu..."
Minju yang berhadapan dengan orang tua Yujin hanya bisa menunduk dan terdiam. Minju menangis dan merasa bersalah, Jeongyeon dan Nayeon mendengar apa yang terjadi pada Chaewon juga tentang Chaewon yang menolong Minju.
"Calon menantu saya...sudah tiada? untuk menolong kamu?" tanya Jeongyeon tiba tiba membuat Minju akhirnya menatap mata laki laki paruh baya itu.
"Saya bertanggung jawab atas apa yang terjadi, sajangnim. Saya bersalah..." kata Minju jatuh bersimpuh di hadapan Jeongyeon dan Nayeon.