Dua hari sudah beristirahat, Yujin sudah pulih dari demamnya. Besok dirinya harus melakukan perjalanan menuju Irak dengan team kedokteran specialis di rumah sakit tempatnya bekerja.
Yujin sudah mempacking barangnya dan siap untuk pergi pagi hari besok. Chaewon juga terlihat sigap untuk menyiapkan pakaian Yujin dan barang barang yang harus dibawa Yujin.
Yujin ceroboh pada barang, maka itu Chaewon harus ekstra perhatian pada Yujin karena Yujin sering kelupaan membawa barang. Yujin juga meminta Chaewon untuk menyiapkan pakaiannya dan memilihkan pakaian yang ia bawa ke Irak.
Chaewon duduk bersila di lantai menyiapkan baju baju Yujin dan barang barang semuanya sedangkan Yujin hanya diam mengamati Chaewon yang telaten melipat baju dan memasukan kedalam koper Yujin.
"Nanti disana inget bajunya dipindah ke loker kalau dikasih loker. Abis pakai langsung cuci sekalian mandi biar langsung dijemur. Inget HP sama barang barang berharga kayak passport sama dompet jangan sampai ilang"
"Jam istirahat langsung istirahat, jam makan langsung makan. Jangan makan sembarangan, hati hati jangan masuk daerah inti bahaya, biar militer dulu" peringatan Chaewon sambil memasukan baju baju Yujin ke koper.
"Iya iya, makasih loh kecerewetannya. Aku usahain cek cek hehe" kata Yujin cengengesan.
"Jangan usahain! Harus dicek! Kamu di London udah berapa kali ganti HP? Passport bisa ilang dipesawat itu udah ceroboh banget, Jin" kata Chaewon bawel yang menurut Yujin imut.
"Iya iya, sayang. Gak gitu lagi hehe" kata Yujin ikut duduk bersila disebelah Chaewon. Yujin kembali mengamati Chaewon yang terus mengingat barang barang apa saja yang diperlukan Yujin.
"Oh iya, kotak obat" kata Chaewon mau beranjak, tapi Yujin langsung bangun dan bergerak mengambil kotak obat. Setelah dapat Yujin langsung memberikan kotak itu agar ditata oleh Chaewon.
"Kami besok jam berapa berangkat?" tanya Chaewon masih fokus pada koper Yujin.
"Jam 5 pagi, kamu gak usah nganter. Aku biar pergi pake taksi, pagi pagi dingin" kata Yujin pada Chaewon.
"Enggak apa apa, aku anter besok. Besoknya lagi aku flight ke Irak jam 7 malem, aku sudah daftar bareng sama team UNICEF kesana, sama Minju juga" kata Chaewon pada Yujin.
Yujin menatap Chaewon lalu duduk dibelakang wanita itu dan langsung memeluk wanita itu dari belakang.
"Kamu yakin? Aku gak yakin soal ini jujur. Disana pasti bahaya, karena lagi konflik. Apa gak sebaiknya kamu ikut UNICEF di daerah kelaparan atau kekeringan aja, biar lebih aman?" tanya Yujin khawatir pada Chaewon.
"Terus kenapa kamu kesana kalau tau bahaya? Kalau kamu aja bisa selamat, kenapa enggak?" tanya Chaewon balik pada Yujin.
"Aku cuma khawatir. Kamu sama Minju kenapa napa, aku bertanggung jawab sama kalian, terutama kamu, Ssamu. Aku gak mau terjadi apa apa sama kamu" kata Yujin pada Chaewon.
Chaewon merapikan koper Yujin dan menutup resleting koper Yujin. Setelah itu, Chaewon menyandarkan tubuhnya pada dada Yujin mencari kenyamanan.
"Kalau kamu mau aku gak kenapa napa, kamu jangan jauh jauh dari aku. Lindungin aku, aku cuma mau ada didekat kamu. Aku mau bantu kamu, kamu gak bisa sendiri dan aku mau selalu bisa berguna buat kamu" kata Chaewon memberi pengertian pada Yujin.
"Kamu selalu bantu aku, Ssamu. Aku cuma... takut kehilangan kamu" kata Yujin pada Chaewon.
"Maka itu, jangan lepasin aku disana" kata Chaewon pada Yujin. Yujin semakin mengeratkan pelukannya pada Chaewon.
Seorang wanita melihat dan mendengarkan percakapan mereka berdua dari tadi sambil menggenggam erat ponselnya. Minju sudah seminggu bersama dengan keduanya, bahkan melihat kebersamaan keduanya, tapi rasa cemburu masih menghantuinya kala melihat pemandangan itu.
"Ikhlasin dia Minju! Kamu yang sudah buang dia! Kamu harus relain semuanya!" kata Minju membatin. Minju mengetuk pintu dan masuk membuat atensi pasangan yang sedang berpelukan itu mengarah pada Minju.
"Permisi eonnie, Yujin" kata Minju masuk kedalam kamar.
"Eohh, Minju udah mau tidur? Biar aku keluar" kata Yujin beranjak namun bahunya ditahan oleh Minju.
"Aku yang tidur disofa hari ini. Soalnya mau telponan sama eomma sampe pagi, hari ini eonnie sama Yujin khusus lepas kangen"
"Aku cuma mau ambil.... hmmm charger" kata Minju beralasan.
"Kamu yakin? Nanti badan kamu sakit semua" tanya Chaewon tidak enak membiarkan Minju tidur di sofa.
"Gapapa, aku permisi" kata Minju mengambil charger di meja sebelah kasur dan berjalan cepat keluar dari kamar Chaewon.
Minju berfikir tentang apa yang membuat dirinya mencetuskan agar Chaewon dan Yujin tidur bersama malam ini. Minju gelisah karena memikirkan apa yang mereka lakukan kala sedang tidur berdua, karena jujur Minju cemburu.
Minju akhirnya memilih menidurkan dirinya disofa yang pastinya kurang nyaman dan memejamkan matanya untuk masuk kealam mimpi. Tidak mengerti apa, tapi Minju masuk dengan mudah kealam mimpinya.
Pukul 01:23 dini hari, Minju masih berada dalam alam mimpinya, tapi kali ini berbeda. Entah apa mimpi Minju, wanita itu menitikan air mata dalam tidurnya tampak gelisah.
Wanita itu membuka matanya kala merasakan tangan besar membelai keningnya lembut dan menghapus keringat dingin di keningnya.
Minju menatap laki laki yang terlihat menatapnya tanpa ekspresi dan terus menghapus keringat dingin Minju walaupun laki laki itu tau Minju sudah bangun dan menatapnya.
"Pindah lah kekamar, biar aku yang tidur disini. Tidur sama Chaewon, dari pada kamu begini" kata laki laki itu. Ahn Yujin langsung duduk disebelah Minju yang sudah merubah posisinya menjadi duduk disofa.
"Kamu kok keluar? Kamu harusnya tidur sama eonnie, temenin dia. Kok malah keluar?" tanya Minju membuka pertanyaan pada Yujin.
"Kamu wanita, Minju. Aku juga punya hati, aku gak tega kalau cewek harus tidur di sofa. Jadi kamu pindah tidur sama Chaewon di kamar" kata Yujin pada Minju. Minju enggan beranjak dan masih duduk diam sambil menunduk.
"Apa ada cara minta maaf yang harus aku lakuin? Apa gak ada lagi yang bisa aku lakuin untuk kembali sama kamu?" tanya Minju masih menunduk enggan menatap Yujin.
"Aku sudah maafin kamu. Tapi untuk kembali sama kamu, aku tidak bisa. Aku tidak mau jadi laki laki bodoh yang meninggalkan wanita malaikat, walaupun ada bidadari yang menjemput aku kembali" jawab Yujin sambil menatap lurus kedepan.
"Aku minta maaf, Yujin. Aku gak mau kamu terluka..."
"Aku tau kamu gak mau aku terluka. Makanya kamu sembunyiin semuanya sama aku, kamu suka sama laki laki lain, kamu gak mau aku terluka dan sembunyi sembunyi dibelakang aku sama laki laki lain" kata kata Yujin membuat Minju semakin menunduk karena hatinya sakit mendengar Yujin.
"Aku tau aku salah, aku cuma..."
"Kamu cuma ninggalin aku, Minju. Itu aja, gak ada lagi yang harus kamu jelaskan dan inget lagi tentang dulu" tambah Yujin lagi membuat Minju akhirnya terdiam.
"Yujin, aku gak tau apa yang kamu pikir sehabis ini. Karena semua penjelasan aku sudah gak berarti..."
"Karena penjelasan apapun dari kamu, intinya kamu meninggalkan aku. Itu yang aku tau, dan itu yang benar-benar kamu lakuin" jawab Yujin lagi. Minju kali ini benar benar diam dan menunduk enggan menatap Yujin.
Sekitar sepuluh menit berdiam, tidak ada percakapan dari kedua belah pihak. Keduanya masih pada pikiran masing masing, sampai Minju memulai dengan pertanyaan yang lebih to the point...
"Apa kamu masih mencintai aku?"
"Iya, aku masih mencintai kamu..."
"Saat akhirnya kamu pergi dan kembali lagi. Apapun penjelasanku, jangan pernah jelaskan apapun disaat kamu tentang dirimu yang pergi, karena intinya kamu sudah meninggalkan diriku dan kamu benar benar meninggalkan aku saat itu"
- Ahn Yujin
To be continued...
Vomments and happy reading! 🐱🐱🐱